Kisah Istri Bayaran

Mari Kita Bercerai (18)



Mari Kita Bercerai (18)

0Mata Gu Qingqing menatap pupil mata kuning Leng Sicheng tanpa persiapan. Di bawah lampu yang kepala mereka dari atas, mata Leng Sicheng tampaknya mengumpulkan warna-warna mengkilap hingga membuat Gu Qingqing tidak bisa menyembunyikan pikirannya.     
0

"Kamu apa?" tanya Leng Sicheng. Suaranya tetap begitu jelas dan tinggi. Ia juga mengangkat dagunya sedikit dan ekspresi di wajahnya seolah-olah dengan cermat memperhatikan setiap pergerakan emosi Gu Qingqing.     

Jari-jari Leng Sicheng yang memegang dagu Gu Qingqing perlahan-lahan menjadi kuat dan membuat wajah Gu Qingqing menempel lebih dekat dengan wajahnya. 5 cm, 3 cm, 1 cm... Keduanya semakin mendekat hingga hanya dengan memiringkan kepala, baru ujung hidung mereka tidak saling menempel. Seolah-olah begitu Leng Sicheng membuka bibir, ia sudah bisa menciumnya.     

Gu Qingqing segera menarik napas dalam-dalam, menahan napas, dan tidak ingin bibirnya bersentuhan dengan Leng Sicheng. Tetapi, begitu ia menahan napas, dada kecilnya langsung mengembang dan segera menempel pada otot dada Leng Sicheng yang terlatih.     

Gu Qingqing segera melegakan napasnya karena ketakutan dan dada kecilnya segera mengempis kembali. Tetapi, bibirnya sedikit menyentuh kulit di sudut bibir Leng Sicheng yang lembut dan lembab. Ia tidak bisa mundur maupun maju.     

Saat Gu Qingqing hampir tidak bisa menahan napasnya, Leng Sicheng malah tiba-tiba melepaskan tangan yang memegang dagunya. Tubuh Leng Sicheng mundur sedikit dan berkata, "Hari ini sudah terlalu malam."     

Kata-kata yang tidak jelas itu langsung membuat Gu Qingqing bingung. Begitu Leng Sicheng melihat penampilan Gu Qingqing yang sedang linglung, ia mengedipkan matanya dan bulu matanya sedikit bergetar.     

"Jika berjalan ke Vila nomor 2 sekarang, jadinya akan agak jauh."     

Kata-kata Leng Sicheng ini benar-benar melewati kesabaran Gu Qingqing. Ia melihat tubuh ramping Leng Sicheng yang perlahan-lahan menjauh darinya, kemudian berjalan ke sofa dan duduk.     

Jadi?     

Leng Sicheng perlahan-lahan mengangkat kepalanya dan menatap Gu Qingqing dengan santai. Penampilan Leng Sicheng tampak serius, tetapi kata-kata yang dikatakannya malah sangat tidak tahu malu, "Aku akan memberikanmu satu kesempatan. Jika kamu melayaniku dengan baik, aku tidak akan pergi malam ini."     

"Kamu...!"     

Gu Qingqing langsung menjadi marah. Siapa yang ingin melayani Leng Sicheng dengan baik? Ia pergi ke lantai bawah untuk membahas hal pekerjaan dengan Lin Zhouyi dan langsung mendapat segala macam kecurigaan dari Leng Sicheng. Lalu, pria yang memiliki skandal tak terhitung ini masih dengan tidak tahu malu menggunakan cara ini untuk mengancamnya?     

Mau pergi atau tidak pergi, Gu Qingqing tidak akan melayani Leng Sicheng! Ia terlalu malas untuk peduli padanya!     

Gu Qingqing segera berjalan ke depan meja untuk mengemas barang-barang. Besok ia masih harus bangun pagi untuk syuting iklan. Selain itu, masih harus mengambil adegan ciuman antara Leng Sicheng dan Xu Zipei.     

Intinya, ini adalah perencanaan yang ditulis oleh Gu Qingqing sendiri. Ia membiarkan suaminya dan pacar skandal suaminya syuting untuk adegan ciuman... Adakah kehidupan yang begitu tragis?     

Leng Sicheng melihat Gu Qingqing yang sedang mengemas barang dan matanya juga menunjukkan sedikit emosi terkejut. Bukannya Gu Qingqing... tidak terlihat begitu tenang di permukaan mengenai skandalku? Tapi, mengapa sekarang dia masih...     

"Jika begitu, maka aku akan pergi," kata Leng Sicheng sambil bangkit dan melihat Gu Qingqing. Wanita itu tetap tidak menoleh, tetapi tangannya yang masih sedang mengemas barang sekarang membeku di udara tanpa terkendali.     

Meskipun Gu Qingqing tidak menoleh dan juga tidak melihat Leng Sicheng, ia benar-benar mendengar suara langkah kaki Leng Sicheng yang seolah-olah semakin menjauh. Hati Gu Qingqing juga merasa marah, tertekan, tidak nyaman, dan kecewa dengan perginya Leng Sicheng.     

Ketika Gu Qingqing merasa depresi karena itu, Leng Sicheng malah melangkah ke dalam kamar mandi dan kemudian membuka keran air di bak mandi.     

Begitu terdengar suara air, Gu Qingqing terkejut dan segera berlari ke sana untuk melihat. Leng Sicheng menoleh dengan ekspresi acuh tak acuh sambil membuka baju dan celananya, seolah-olah tidak ada apa pun yang terjadi, dan berkata, "Kamu datang tepat waktu. Mari kita mandi bersama."     

Setelah itu, tanpa penjelasan apapun, Leng Sicheng menarik Gu Qingqing ke dalam air.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.