Kisah Istri Bayaran

Kesedihan dalam Kemanisan (10)



Kesedihan dalam Kemanisan (10)

0Ketika Gu Qingqing pulang ke rumah di malam hari, ia masih menyempatkan pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan dan memasak untuk Leng Sicheng.     
0

Setelah pelajaran terakhir kali, Gu Qingqing tidak terburu-buru untuk memasak. Ia juga takut akan mengganggu pekerjaan Leng Sicheng, jadi ia menelepon Sekretaris Cheng untuk bertanya, "Apakah kalian sudah menyelesaikan pekerjaan?"     

Di sini, Leng Sicheng berjalan keluar dari ruang rapat. Saat ia melihat Sekretaris Cheng sedang berbicara di telepon dengan 'santai', ia langsung menjadi kesal dan menegur, "Kamu masih punya waktu untuk ngobrol?"     

Sekretaris Cheng langsung gementar, "Tuan Leng, Nyonya yang menelepon..."     

"Apa?" Leng Sicheng segera mengambil selangkah ke depan dan meraih ponsel Sekretaris Cheng. Kali ini Gu Qingqing akhirnya tidak menutup telepon dan Leng Sicheng segera mengangkatnya, "Halo?"     

Gu Qingqing tidak berpikir bahwa Leng Sicheng akan menerima teleponnya. Ia tercengang untuk sesaat dan awalnya ada banyak hal yang ingin ia tanyakan. Tetapi, ia akhirnya hanya bertanya, "Apakah kamu akan… kembali malam ini?"     

"Hm," Leng Sicheng mengangguk. Setelah beberapa saat, baru ia berkata lagi, "Aku mungkin akan kembali larut malam."     

"Kalau begitu, aku akan menunggumu," Gu Qingqing mengatakan itu tanpa berpikir.     

Kata-kata Gu Qingqing membuat Leng Sicheng langsung mengangkat sudut bibirnya, "Tidak perlu. Kamu makan dulu saja. Istirahatlah dengan baik."     

Gu Qingqing mengangguk. Ia tidak berbicara lagi dan menutup telepon.     

Leng Sicheng berbalik, memelototi Sekretaris Cheng, dan bahkan menjadi lebih kesal, "Apa gunanya aku mempekerjakan kamu? Cepat pergi bekerja!"     

"...Baik, baik."     

"Kembali!"     

Sekretaris Cheng baru saja hendak pergi, tetapi ia kemudian kembali lagi tanpa daya ketika dipanggil oleh Leng Sicheng, "Tuan Leng... Apakah masih ada hal lain?"     

Leng Sicheng menundukkan kepalanya dan berpikir untuk waktu yang lama, "Apakah masih bisa menunda penerbangan lebih lama lagi?"     

Sekretaris Cheng segera menekan layar ponselnya dan mengecek jadwal penerbangan, "Hari ini tidak ada penerbangan langsung lagi."     

Leng Sicheng mengerutkan kening. Mereka hendak berpisah, tetapi mengapa hatinya merasa begitu tidak nyaman?     

———     

Setelah Gu Qingqing menutup telepon di Vila Xishan, ia akhirnya memiliki suasana hati yang lebih baik untuk duduk dan makan. Begitu melihat bahwa waktu masih sangat sore, ia kembali ke kamar tidur untuk mengatur koper. Gu Qingqing juga harus pergi keluar rumah selama dua minggu dan ia tidak bisa kurang membawa barang.     

Gu Qingqing menunggu hingga bosan. Ia akhirnya menyalakan komputer untuk mengatur pekerjaan. Ketika waktu telah menunjukkan pukul 12 malam, Gu Qingqing berdiri dan melihat ke luar. Namun, Leng Sicheng masih belum kembali.     

Gu Qingqing ingin menelepon Leng Sicheng, tetapi ia juga takut akan mengganggu pekerjaannya. Jadi, ia naik ke lantai atas dan membantu Leng Sicheng mengatur kopernya.     

Kali ini Leng Sicheng mengikuti delegasi nasional untuk membahas bisnis kerja sama. Selain sertifikat identitas dan pakaian, Gu Qingqing masih mengemas sekantong obat kecil untuk masuk angin, demam, dan luka supaya bisa digunakan Leng Sicheng pada keadaan darurat.     

Ketika Leng Sicheng kembali, ia langsung melihat sebuah kumpulan barang yang membentuk gunungan kecil terletak di lantai. Ia menundukkan kepala dan melihat bahwa barang itu adalah kopernya. Leng Sicheng merasakan sedikit kehangatan di dalam hatinya.     

Leng Sicheng perlahan berjalan ke depan, kemudian menggendong Gu Qingqing dan terus berjalan arah kamar mandi. Gu Qingqing terkejut dibuatnya. Saat ia menoleh, ia melihat wajah tampan Leng Sicheng dari jarak dekat. Ia pun bertanya, "Kapan kamu kembali?"     

Leng Sicheng melirik Gu Qingqing dengan tenang dan menggendong Gu Qingqing hingga ke dalam kamar mandi. Setelah menutup pintu, baru ia menanggapi, "Hm."     

"Tunggu! Kami masih belum makan, kan?"     

Leng Sicheng tidak memedulikan pertanyaan Gu Qingqing dan melepaskan jasnya.     

"Apakah kamu tidak haus? Aku akan menuangkan air untukmu."     

Leng Sicheng membuka ikat pinggangnya dan melepaskan celana setelannya.     

"Itu, kamu lihat kopermu. Apakah masih ada yang perlu dibawa?"     

Leng Sicheng melirik Gu Qingqing dengan santai dan membuka kancing kemejanya. Gu Qingqing tahu bahwa dirinya tidak bisa menghindarinya kali ini. Ia berusaha 'memberanikan diri untuk keadilan', tetapi Leng Sicheng malah tiba-tiba berhenti.     

Leng Sicheng seperti teringat sesuatu dan wajahnya menjadi gelap. Pria itu berbalik dan berjalan keluar dari kamar mandi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.