Kisah Istri Bayaran

Luka yang Tak Terlihat (8)



Luka yang Tak Terlihat (8)

0Orang itu adalah Leng Sicheng! Itu benar-benar Leng Sicheng!     
0

Sebenarnya, Leng Sicheng telah menyadari lebih awal daripada Nie Zhining bahwa Gu Qingqing akan berada di sini. Tetapi, karena kebetulan ada kemacetan di jalan, ia jadi datang agak terlambat. Tetapi, apa yang Leng Sicheng lihat ketika ia tiba?     

Leng Sicheng melihat Gu Qingqing dan Nie Zhining di depan batu nisan ayah Gu Qingqing. Selain itu, mereka masih saling bersandar dengan satu sama lain? Mereka bukannya bersandar pada satu sama lain. Lebih tepatnya, saling berpelukan.     

Saat ini Gu Qingqing telah minum agak banyak dan kepalanya pusing. Tetapi, ketika Nie Zhining datang untuk membantunya, Gu Qingqing tanpa sadar mengulurkan tangan dan ingin mendorongnya.     

Gu Qingqing mundur selangkah, tetapi karena konsumsi alkohol yang tinggi, langkah kakinya tidak stabil dan hampir jatuh. Barulah Nie Zhining maju ke depan, meraih lengan Gu Qingqing, dan menarik wanita itu ke arahnya dengan lembut.     

Ketika Gu Qingqing baru saja ingin mendorong Nie Zhining, tiba-tiba ada kekuatan besar yang menariknya dari pria itu. Setelah itu, sebuah kepalan tinju tiba-tiba datang dari arah belakang dan melayangkan pukulan ke arah wajah Nie Zhining.     

Buk!     

Terdengar suara pukulan tinju yang kuat, diikuti dengan suara jeritan dan suara mundur dua langkah secara terhuyung-huyung. Kemudian, seseorang terjatuh ke tanah.     

Nie Zhining dipukuli oleh Leng Sicheng hingga melangkah mundur beberapa langkah dan terjatuh ke tanah. Ia mengangkat kepalanya dan melihat bahwa itu adalah Leng Sicheng. Seolah-olah seluruh sosok Leng Sicheng diselimuti aura permusuhan yang tak terbatas, bagaikan datang dari neraka.     

Namun, saat Leng Sicheng melihat Gu Qingqing, aura permusuhan ini langsung mereda. Apalagi, saat ia melihat Gu Qingqing demam dan wajahya memerah setelah minum anggur. Entah karena tersedak oleh anggur, atau hatinya yang tidak nyaman, Gu Qingqing mengeluarkan air mata hingga matanya merah dan bengkak.     

Suatu tempat di dalam hati Leng Sicheng ditarik dengan keras, bahkan lebih menyedihkan hingga rasanya ia ingin mati. Terutama, ketika Gu Qingqing menundukkan pandangannya dan melihat foto ayahnya di batu nisan. Rasa sakit tak terbatas itu datang seperti tsunami dan langsung menelan Leng Sicheng dalam sekejap.     

Leng Sicheng salah. Ia benar-benar salah. Mana mungkin ia rela melihat Gu Qingqing menangis? Bagaimana bisa ia membuatnya sedih?     

Leng Sicheng jelas... Pernah bersumpah di depan roh ayah Gu Qingqing bahwa ia akan melindungi Gu Qingqing untuk seumur hidup. Tetapi, ia malah dibutakan oleh kecemburuan dan ingin membuat Gu Qingqing lebih memperhatikannya. Tanpa ragu-ragu, Leng Sicheng ke luar untuk menyentuh wanita-wanita yang tidak pernah ia sentuh sebelumnya dan memang tidak layak untuk disentuh.     

Bahkan jika Gu Qingqing benar-benar tidak mencintai Leng Sicheng, wanita itu juga merupakan istri yang dinikahinya secara sah. Satu-satu istrinya Leng Sicheng! Tetapi, apa yang Leng Sicheng lakukan? Ia malah sama saja seperti menampar Gu Qingqing beberapa kali di wajah, merobek martabatnya sebagai istri sah, hingga membuat semua orang meremehkannya dan memfitnahnya secara sembarangan.     

Jika bukan karena keterlibatan Leng Sicheng, mana mungkin Chen Wenjie memiliki keberanian untuk menuduh Gu Qingqing mencuri? Jika bukan karena skandalnya dengan Xu Zipei, mana mungkin Gu Qingqing akan masuk angin hingga masuk rumah sakit? Jika bukan karena ia mengabaikan pikiran Gu Qingqing, mana mungkin wanita ini akan meninggalkan rumah sakit dan minum anggur di sini sendirian?     

Apakah itu penting bahwa Gu Qingqing mencintainya atau tidak? Leng Sicheng mencintainya dan tidak bisa melepaskannya. Bukankah itu sudah cukup?     

Lagi pula, hak apa yang Leng Sicheng miliki untuk meminta Gu Qingqing untuk mencintainya? Leng Sicheng adalah pelaku yang membunuh ayahnya! Tentu saja Gu Qingqing akan membencinya!     

"Heh, Leng Sicheng," Gu Qingqing mengangkat kepalanya di dalam pelukan Leng Sicheng dan tertawa dengan ringan.     

Gu Qingqing mengulurkan tangannya dengan kuat dan ingin mendorong Leng Sicheng menjauh. Tetapi, tangannya malah ditangkap oleh Leng Sicheng. Lalu, Leng Sicheng mengulurkan tangan dan mengangkat Gu Qingqing, bersiap untuk membawanya turun gunung.     

"Tunggu! Leng Sicheng!" Nie Zhining menutupi wajahnya yang dipukul dengan kesakitan dan bangkit dari lantai dengan susah payah, "Kamu sama sekali tidak mencintai Qingqing! Jika orang yang selalu kamu sukai adalah kakak Zipei, mengapa kamu tidak melepaskannya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.