Kisah Istri Bayaran

Kekasih (2)



Kekasih (2)

0Setelah jari-jari Leng Sicheng merapikan rambut di pelipis Gu Qingqing, ia juga tidak langsung pergi. Punggung jari-jarinya seperti ritme dan kehati-hatian seorang ibu yang menyenandungkan lagu anak-anak untuk membujuk anaknya tidur. Sekali demi sekali, Leng Sicheng membelai rambut Gu Qingqing dengan lembut.     
0

Entah mengapa, Leng Sicheng melakukan hal lain dan tidak peduli seberapa dekat itu, hal itu tidak membuat perasaan Gu Qingqing banyak bergejolak. Tetapi, ketika pria ini hanya membantunya merapikan rambutnya dengan sederhana, Gu Qingqing malah mendadak merasa ingin meneteskan air mata.     

Pria ini penuh dengan racun. Tidak peduli jika ia mendominasi atau arogan, dingin atau kejam. Selama ia tidak sengaja memberikan sebuah sentuhan lembut, bagaikan racun yang berlumur madu, ia bisa dengan mudah menghancurkan seluruh pertahanan hatimu. Ia bisa membuatmu tanpa sadar memanjakan diri dalam dunianya yang terstruktur. Bahkan, jika kamu tahu ingin kembali, hanya ada sebuah jalan gelap yang membuatmu tidak bisa berjalan kembali.     

Leng Sicheng membelai rambut pelipis Gu Qingqing dari atas ke bawah. Setelah membelai beberapa saat, tangannya tiba-tiba berhenti. Hati Gu Qingqing menjadi gugup lagi dan ia mulai menduga-duga apa yang ingin Leng Sicheng lakukan lagi.     

Leng Sicheng malah mencondongkan tubuh ke depan, berdiri, dan mengangkat jari-jarinya. Tujuannya adalah botol infus Gu Qingqing. Sementara itu, Gu Qingqing membeku dan hanya melihat Leng Sicheng mengulurkan tangan di atas kepalanya untuk memegang botol infusnya.     

"Tidak banyak obat tersisa. Aku akan memanggil dokter untuk datang menggantinya."     

Hati Gu Qingqing yang terangkat tinggi kini langsung jatuh kembali lagi. Suasana hatinya seperti melayang di udara, tidak naik dan tidak turun, seperti tulang ikan yang tersangkut di tenggorkan.     

Leng Sicheng menekan tombol bel tempat tidur dengan jari-jarinya. Dokter datang dengan cepat dan memeriksa kondisi Gu Qingqing.     

"Demam tinggi Nona Gu telah turun. Hanya akan ada demam ringan yang berlanjut untuk sementara waktu dan masih perlu diobservasi di rumah sakit. Setelah itu, kami tidak merekomendasikan Nona Gu untuk terus minum obat-obat seperti antibiotik dan yang terbaik adalah minum obat Tiongkok untuk menyesuaikan kesehatan."     

Leng Sicheng berdiri di samping dan mengangguk tanpa berbicara. Kemudian, dokter itu masih mengatakan, "Kesehatan Nona Gu tidak begitu baik. Tubuhnya dingin, lemah, dan sesak napas. Mungkin harus tinggal di rumah sakit untuk diobservasi sebentar."     

Leng Sicheng mengangguk. Lalu, ia tiba-tiba berkata dengan suara dingin, "Jika kesehatannya begitu tidak baik, tinggal di rumah sakit satu hari lagi. Lakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh dan resepkan beberapa obat untuk menyesuaikan kesehatannya."     

Dokter mengangguk setelah mendengar Leng Sicheng. Sementara itu, Gu Qingqing mengerutkan kening dan menyahut, "Aku baik-baik saja."     

Hari ini hari Senin dan Gu Qingqing masih harus pergi bekerja. Bagaimana bisa ia tinggal di rumah sakit? Bagaimanapun, demamnya sudah turun dan hanya tersisa demam ringan. Hanya perlu minum sedikit obat dan ia sudah bisa melewatinya.     

"Jika tidak apa-apa, aku seharusnya bisa meninggalkan rumah sakit. Hanya perlu minum sedikit obat," kata Gu Qingqing sambil mencabut jarum infus dan duduk dengan tangan bertumpu di tempat tidur. Mungkin karena tubuhnya agak lemah, seluruh tubuhnya terguncang dan ia nyaris jatuh lagi.     

Leng Sicheng maju ke depan dan mengulurkan lengannya untuk memeluk Gu Qingqing. Gu Qingqing terkejut dan menoleh untuk melihat Leng Sicheng. Wajah Leng Sicheng terlihat tenang, namun alisnya masih sedikit berkerut dan tampak tidak sabar.     

Leng Sicheng berkata dengan suara agak tegas, "Bukannya dokter bilang kamu harus beristirahat dengan baik? Apa yang ingin kamu lakukan lagi?"     

Jika hal ini terjadi di masa lalu, Gu Qingqing mungkin akan mendengarkan kata-kata Leng Sicheng. Tetapi, hari ini ia tampaknya tidak ingin 'menyerah' pada kendali Leng Sicheng lagi. Gu Qingqing mulai berusaha keras untuk melawannya, "Aku tidak ingin tinggal di rumah sakit!"     

Gu Qingqing mendorong Leng Sicheng dua kali hingga pria itu benar-benar terdorong menjauh. Segera setelah itu, ia memakai sandal dan ingin berjalan keluar dengan kakinya yang terhuyung-huyung. Leng Sicheng tiba-tiba maju dan menggendong Gu Qingqing.     

Gu Qingqing merasa malu dan marah karena digendong oleh Leng Sicheng di depan dokter. Selain itu, masih muncul sebuah perasaan kuat untuk melawan di hatinya. Ia kembali mendorong Leng Sicheng dengan kuat, "Leng Sicheng!"     

"Ingin berbaring kembali di tempat tidur dengan patuh atau mengganti ruang rawat untuk berbaring, kamu pilih sendiri!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.