Kisah Istri Bayaran

Luka yang Tak Terlihat (10)



Luka yang Tak Terlihat (10)

0Gu Qingqing terus tidur hingga siang hari sebelum akhirnya bangun. Mungkin karena ia semalam minum terlalu banyak anggur, kepalanya terus merasa sangat sakit. Saat Gu Qingqing tidak sadar, ia bahkan mendengar ada seorang pria yang terus berbisik di telinganya, "Aku mencintaimu."     
0

Siapa pria itu? Leng Sicheng? Dia bilang 'aku mencintaimu'? Itu tidak mungkin! Gu Qingqing tertawa dengan dingin. Tawanya ini benar-benar seperti membangunkan seseorang. Sepertinya ada napas panas yang bertiup di atas kepalanya.     

Gu Qingqing terkejut. Sepertinya ia merasa bahwa dirinya masuk ke dalam pelukan dengan suhu tubuh, bentuk tubuh, dan detak jantung yang familiar.     

"Hm..."     

Benar saja. Gu Qingqing segera mendengar suara familiar Leng Sicheng. Setelah itu, Leng Sicheng mengeratkan pegangan tangannya yang melingkari pinggangnya. Gu Qingqing langsung bangun, membuka matanya, dan melihat dirinya berbaring di dalam pelukan Leng Sicheng.     

Gu Qingqing segera mengulurkan tangan dan ingin mendorong Leng Sicheng. Namun, begitu ia hendak mengulurkan tangannya, Leng Sicheng sudah bangun. Matanya perlahan-lahan terbuka dan ketika pria itu melihat Gu Qingqing, matanya tampak sedikit bingung.     

Segera setelah itu, Leng Sicheng langsung mengulurkan tangannya. Gu Qingqing mundur secara tidak sadar, tetapi tanpa disangka, Leng Sicheng meletakkan tangannya di kening Gu Qingqing dan sedang membandingkan suhu. Demam itu sepertinya sudah reda. Kemudian, baru Leng Sicheng bertanya dengan santai, "Kamu sudah bangun?"     

Gu Qingqing menanggapi singkat, "Hm".     

"Aku akan pergi memanggil dokter untuk melihat kondisimu, kemudian sambil melakukan pemeriksaan fisik."     

Meskipun Gu Qingqing minum banyak anggur semalam, alkohol hanya mempengaruhi fungsi hatinya. Tidak akan ada konflik dengan fungsi anggota tubuh lain. Gu Qingqing juga tidak keberatan.     

Leng Sicheng segera turun dari tempat tidur, mengulurkan tangannya, dan menekan bel tempat tidur. Tidak lama kemudian, dokter datang untuk melakukan pemeriksaan. Gu Qingqing benar-benar sudah tidak demam lagi.     

Setelah Gu Qingqing selesai mandi, Leng Sicheng masih ingin menggendongnya untuk membawanya pergi ke tempat pemeriksaan. Baru saja ia mengambil selangkah ke depan, Gu Qingqing langsung mundur dan bertanya dengan waspada, "Apa yang kamu lakukan?"     

Leng Sicheng bisa melihat kewaspadaan di mata Gu Qingqing dan ia merasa sedikit sakit di hatinya. Ternyata tindakan Leng Sicheng selama tiga tahun ini yang secara pribadi mendorong Gu Qingqing menjauh dan secara blak-blakan memutuskan hubungan antara keduanya. Sekarang semua ini adalah hukuman yang pantas ia terima. Leng Sicheng pantas mendapatkannya!     

Jakun Leng Sicheng bergerak dan satu kata 'maaf' tersangkut di tenggorokannya. Namun, akhirnya ia juga tidak bisa mengatakannya. Setelah waktu yang lama, barulah Leng Sicheng berkata, "Aku akan mengirimmu ke tempat pemeriksaan fisik."     

Gu Qingqing hanya mengangguk. Keduanya berjalan ke pusat pemeriksaan fisik dan melakukan beberapa pemeriksaan konvensional. Namun, ketika Gu Qingqing sedang melakukan pemeriksaan ginekologi, Leng Sicheng tidak memintanya melakukan pemeriksaan lengkap. Leng Sicheng mencari dokter ginekologi pengobatan Tiongkok, untuk memeriksa denyut nadinya dengan cermat dan memberikan beberapa komentar.     

Hanya saja, ketika Gu Qingqing pergi, Leng Sicheng masih kembali untuk menemui dokter dan berkata, "Dokter, sebenarnya masih ada satu hal."     

———     

Penyakit Gu Qingqing tidak parah. Setelah demamnya reda, tubuhnya tidak mengalami masalah yang serius dan ia sudah boleh meninggalkan rumah sakit.     

Sepanjang jalan, Leng Sicheng dan Gu Qingqing duduk di kursi belakang mobil, Gu Qingqing terus menopang tangannya di jendela untuk melihat pemandangan di luar dan tidak menoleh untuk melihat Leng Sicheng.     

Leng Sicheng tahu bahwa selain kebencian di dalam hati Gu Qingqing karena kematian ayahnya, masih ada ketidakpercayaan yang telah terakumulasi selama tiga tahun ini. Bagaikan sedang berdiri di tepi tebing. Jika tidak berhati-hati, ia tidak akan bisa pulih kembali selama seumur hidup.     

Setelah kembali ke rumah, Gu Qingqing segera turun dari mobil. Ia masuk ke rumah dan naik ke lantai atas tanpa menunggu Leng Sicheng. Ketika Leng Sicheng sampai di lantai atas, Gu Qingqing sudah menutup pintu kamar mandi dan terdengar suara percikan air.     

Leng Sicheng berdiri terdiam di depan pintu kamar mandi dan melirik beberapa kali. Ia tidak masuk dan malah berbalik. Leng Sicheng membuka laci meja samping tempat tidur, mengeluarkan seluruh obat pencegah kehamilan di dalamnya, dan mengisinya dengan asam folat yang ia minta untuk diresepkan hari ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.