Kisah Istri Bayaran

Pengganti Ciuman (9)



Pengganti Ciuman (9)

0Karena diancam akan dipotong gaji lagi, Sekretaris Cheng menarik dan mengembuskan napas dalam-dalam untuk waktu yang lama. Lalu, ia akhirnya berkata, "Baik, saya akan memanggil orangnya ke sini."     
0

"Jika sudah tahu, maka cepatlah pergi," kata Leng Sicheng sambil menyandarkan tubuhnya yang ramping di kursi. Ia memutarkan pergelangan kakinya dan melambaikan kakinya untuk mengusir Sekretaris Cheng, "Pergilah."     

Pergerakan kecil di sini tidak mempengaruhi kemajuan persiapan secara keseluruhan.     

Leng Sicheng adalah bos dari resor ini. Begitu Bos Besar memberi perintah, Sekretaris Cheng hanya perlu melakukan panggilan telepon dan departemen makanan segera memindahkan meja dan kursi dengan cepat. Bahkan, Koki pun sudah bertindak. Di depan sedang syuting, Koki sibuk menumis di belakang.     

Jika dibilang ada perbedaan apapun, maka itu adalah Xu Zijin dan Nie Zhining sebagai salah satu 'penonton' yang duduk di pinggir jalan.     

Xu Zijin datang ke sini jelas bukan untuk makan, tetapi ia datang untuk 'menjaga'. Ketika ia tidak memperhatikan di pagi hari, Gu Qingqing si jalang kecil itu mengambil keuntungan dan menggantikan posisi kakaknya dengan tercela.     

Kakak Sicheng tidak berani mencium Kakak Zipei hanya karena dia merasa sedikit malu! Siapa tahu itu akan dimanfaatkan oleh Gu Qingqing?! rutuk Xu Zijin.     

Proes syuting iklan tidak sulit. Teknisi pencahayaan menyinarkan cahaya, kamera telah terpasang di tempat, dan kipas angin besar dinyalakan untuk menciptakan efek. Leng Sicheng juga memiliki banyak uang untuk menciptakan efek terbaik. Ia masih menggunakan beberapa drone untuk syuting dari udara dan sengaja memarkir kapal pesiar di tepi pantai untuk syuting dari laut.     

Leng Sicheng yang syuting di adegan ini mengenakan setelan putih dan mengendarai sepeda di jalan raya laut, sedangkan Xu Zipei duduk di kursi belakang sepeda.     

Aslinya, ini adalah pengalaman yang pernah terjadi semasa di universitas. Leng Sicheng pernah sekali membawa Gu Qingqing dengan sepeda. Saat itu, angin musim semi berembus dan kebetulan bunga persik di pinggir jalan bermekaran.     

Ketika Gu Qingqing turun dari bus arah rumah keluarga Xu, kantong belanja besar yang dibawanya jatuh ke tanah. Kantong itu berisi kebutuhan sehari-hari keluarga Xu selama seminggu yang Gu Qingqing beli atas permintaan ibunya. Ia berjongkok sendirian di pinggir jalan untuk memungut barang-barang yang jatuh satu persatu.     

Tiba-tiba ada sebuah ban sepeda gunung berhenti di depan Gu Qingqing, diikuti sebuah suara dingin yang bertanya, "Kenapa?"     

Gu Qingqing mengangkat kepalanya dan melihat Leng Sicheng yang mengenakan setelan putih menghentikan sepeda gunungnya di depannya. Dari sudut pandang Gu Qingqing, matahari yang bersinar dari belakang Leng Sicheng seolah-olah melapisinya dengan emas di sekitar tubuhnya, bagaikan dewa yang turun dari langit.     

Hari itu masih belum lama setelah mereka terjebak di malam Natal. Mengapa setiap kali Gu Qingqing bertemu dengan Leng Sicheng, selalu seperti ini? Saat ia terlihat paling kasihan?     

Gu Qingqing akhirnya menggelengkan kepalanya, "Aku tidak apa-apa."     

Leng Sicheng memarkir sepedanya dan langsung memungut barang-barang di kantong belanjaan Gu Qingqing tanpa mengatakan sepatah katapun. Lalu, ia menggantungkan kantong belanja Gu Qingqing di stang sepeda gunungnya. Tetapi, sepeda gunungnya tidak memiliki kursi belakang.     

Leng Sicheng menurunkan matanya, melihat palang di depan sepeda, dan berkata pada Gu Qingqing, "Duduk di sini."     

Itu berarti aku harus duduk di depan Leng Sicheng dan Leng Sicheng mengelilingiku dari belakang… Itu hampir setara dengan aku duduk di dalam pelukan Leng Sicheng? Gu Qingqing sontak tercengang dan wajahnya langsung memerah.     

Gu Qingqing mengetukkan kedua ujung kakinya dan menggeleng dengan lembut, "Tidak, tidak perlu."     

Leng Sicheng melirik Gu Qingqing dengan acuk tak acuh dan sepertinya sedang menertawakannya karena berpikir terlalu banyak. Ia tidak membiarkan Gu Qingqing menjelaskan karena ia langsung menarik lengannya dan mendudukkannya di palang sepedanya. Gu Qingqing mengangkat ujung kakinya dan sepeda langsung melaju.     

Ini adalah pertama kalinya Gu Qingqing duduk di dalam pelukan Leng Sicheng. Seluruh tubuhnya menempel dalam pelukan Leng Sicheng. Di antara setiap tarikan napasnya, ada aroma segar dari napas Leng Sicheng.     

Gu Qingqing jadi merasa agak gugup. Baru saja ia menyampingkan tubuhnya, bibir Leng Sicheng langsung bergesekan dengan pipinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.