Kisah Istri Bayaran

Mandi Bersama (2)



Mandi Bersama (2)

0Gu Qingqing terkejut dan refleks bertanya, "Apa? Siapa yang akan kembali?"     
0

"Tuan Leng. Saya baru saja menerima telepon dari Sekretaris Cheng, katanya Tuan baru saja turun dari pesawat. Tuan sedang bergegas kembali dan diperkirakan akan tiba dalam satu jam."     

Gu Qingqing pergi bekerja dan tidak mungkin ia menyembunyikannya dari pembantu yang tinggal bersamanya. Terakhir kali ia pergi bekerja sendiri, ia hampir tertangkap oleh Leng Sicheng. Karenanya, kali ini ia memberitahu pembantu sehingga jika Leng Sicheng menelepon kembali, pembantu pasti harus memberitahunya terlebih dahulu.     

Untungnya, setiap kali Leng Sicheng hendak kembali untuk meniduri Gu Qingqing, ia pasti akan menyuruh Sekretaris Cheng untuk memberitahu lewat telepon. Jika tidak, Gu Qingqing benar-benar tidak akan sempat mempersiapkan diri terlebih dahulu. Kali ini pembantu memang benar-benar menelepon Gu Qingqing terlebih dahulu. Tetapi, mengapa Leng Sicheng kembali?     

Gu Qingqing baru saja melihat berita bahwa Leng Sicheng kemarin masih di Inggris untuk bernegosiasi tentang bisnis. Gu Qingqing pun berpikir, Mengapa hari ini pria itu sudah tiba kembali di Tiongkok? Selain itu, Leng Sicheng bukannya baru akan kembali saat sudah waktunya untuk memberi uang? Aku tidak meminta uang kepadanya! Atau, apakah ini karena dia kesal saat tahu aku mencari Li Youyou untuk meminjam uang waktu itu? Jadi, setelah kembali, dia ingin melihat-lihat apakah aku patuh atau tidak?     

Masalahnya, jika Pangeran Leng telah tiba di rumah, Gu Qingqing tak boleh kalah cepat dan harus segera kembali! Tanpa berpikir terlalu banyak, ia cepat-cepat mencegat taksi untuk kembali ke rumah. Sepanjang perjalan, ia juga tidak lupa memeriksa GPS untuk menghindari jalan macet. Ia takut terhambat di jalan.     

Setelah taksi bolak-balik dan mengambil jalan memutar, Gu Qingqing akhirnya sampai di rumah. Pembantu telah lama menunggunya di pintu. Ia langsung memberikan 100 Yuan pada sopir taksi tanpa meminta uang kembalian. Kemudian, ia bergegas masuk dan bertanya, "Orangnya di mana?"     

Pembantu menggelengkan kepala, "Tuan masih belum kembali, tetapi…"     

Sebelum pembantu menyelesaikan kata-katanya, terdengar suara mobil dari jalanan di gunung. Pasti itu adalah Leng Sicheng yang kembali! Gu Qingqing sudah tidak bisa memedulikan apapun lagi. Ia segera masuk, mengganti sepatu, dan berpesan pada pembantu, "Katakan saja aku selalu di rumah."     

Pembantu membuat sebuah tanda OK dengan tangan, sementara Gu Qingqing bergegas masuk secepat kilat. Gu Qingqing belum berganti pakaian. Saat ini ia masih mengenakan pakaian kerjanya yang terdiri dari setelan mantel, rok, dan stoking sutra.     

Sayangnya, mobil Leng Sicheng melaju dengan sangat cepat. Baru saja Gu Qingqing berlari ke kamarnya di lantai dua, sudah terdengar suara mobil Leng Sicheng yang sepertinya berhenti di luar pintu. Terdengar pula suara pintu mobil ditutup, kemudian diikuti suara sepatu kulit Leng Sicheng yang melangkah keluar.     

Di lantai bawah, pembantu baru saja menaruh sepatu Gu Qingqing yang berserakan di lorong ke tempat sepatu. Kemudian, ia segera maju dan menyapa, "Tuan."     

"Hng," Leng Sicheng hanya menanggapi singkat dengan suara rendahnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun lagi. Setelah itu, hanya terdengar suara langkah kakinya yang berjalan masuk. Leng Sicheng berjalan sampai di ruang tamu dan melirik ke kamar yang kosong, kemudian sedikit mengernyitkan dahi. Ia pun membuka kancing baju sambil bertanya, "Dia di mana?"     

Pembantu langsung menjawab, "Nyonya sedang di kamar tidur lantai dua."     

Gu Qingqing yang berada di kamar sedang berkelahi dengan rok setelah baru saja melepas mantel dan stoking. Pakaian ini tidak boleh dilihat Leng Sicheng! pikirnya dengan panik. Setelah berpikir-pikir sejenak, ia berhasil melepaskan rok dan segera melemparkannya ke bawah tempat tidur bersama semua pakaian kerja yang tadi dilepasnya.     

Saat Gu Qingqing baru saja mengulurkan tangan untuk mengambil piyamanya, pintu kamar tidur tiba-tiba terbuka. Wajah Leng Sicheng yang tenang dan tanpa ekspresi langsung muncul di ambang pintu. Tubuh Gu Qingqing saat ini hanya dibalut satu set bra dan celana dalam sutra putih berenda dengan liontin yang mengalungi lehernya. Selain itu, ia tidak mengenakan apapun di tubuhnya. Di bawah cahaya yang redup, tubuhnya yang putih dan halus tampak begitu halus dan memesona seperti satin. Lekuk tubuhnya langsung tersaji di depan Leng Sicheng.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.