Kisah Istri Bayaran

Maaf, Aku Mencintaimu (8)



Maaf, Aku Mencintaimu (8)

0Gu Qingqing menggelengkan kepala, "Belum."     
0

Leng Sicheng menurunkan bulu matanya sedikit. Kemudian, ia menggendong Gu Qingqing di detik berikutnya. Gu Qingqing sontak terkejut. Untungnya Leng Sicheng sudah menyuruh orang-orang di sekitarnya pergi.     

Begitu Leng Sicheng mengambil inisiatif terhadapnya, Gu Qingqing sudah tahu bahwa pria ini memiliki niat yang buruk lagi. Ia cepat-cepat menolak dengan suara rendah, "Aku tidak mau."     

Hari masih pagi. Orang-orang itu baru pergi dan Pembantu juga ada di rumah. Jika terjadi sesuatu, apakah Gu Qingqing masih bisa mempertahankan citranya?     

Tanpa disangka, Leng Sicheng hanya melirik Gu Qingqing dengan dingin dan dengan ekspresi wajah yang meremehkan, "Aku hanya ingin mandi saja."     

Seakan-akan ekspresi Leng Sicheng ingin mencibir Gu Qingqing, Kamu kira aku tidak ada pekerjaan dan ingin menidurimu setiap hari?     

Gu Qingqing dibuat tercekat oleh kata-kata Leng Sicheng ini dan ia tidak bisa mengatakan apa-apa. Ia tahu bahwa Leng Sicheng pasti hanya mengungkapkan perasaan dirinya tanpa mempedulikan perasaan orang lain. Bagaimana mungkin Leng Sicheng akan menjadi orang yang penuh nafsu? Bahkan, jika itu benar, pasangannya itu juga tidak mungkin Gu Qingqing.     

Leng Sicheng menggendong Gu Qingqing kembali ke kamar tidur. Begitu ia memasuki pintu, ia langsung melepaskan Gu Qingqing. Kemudian, ia melepaskan jasnya sambil berjalan ke kamar mandi.     

Saat Leng Sicheng baru saja berjalan dua langkah, tiba-tiba ia menyadari bahwa tidak ada suara langkah kaki di belakangnya. Ia menoleh dan melirik Gu Qingqing, "Mengapa kamu masih berdiri diam di sana? Datang dan bantu aku membersihkan punggungku."     

Pandangan Leng Sicheng sangat dingin dan suaranya juga sangat dingin. Gu Qingqing tercengang, tetapi kemudian ia dengan cepat mengangguk dan berjalan ke sana dengan beberapa langkah.     

Pertama-tama, Gu Qingqing mengecek suhu air dulu dan mengisikan air di bak mandi. Kemudian, ia berbalik keluar untuk menyiapkan baju dan handuk mandi Leng Sicheng. Setelah Gu Qingqing selesai beres-beres, ia masuk dan mendapati Leng Sicheng yang telah melepaskan pakaiannya. Pria itu telah bersiap dan duduk di bangku kamar mandi tanpa mengenakan apa pun. Itu berarti Leng Sicheng menunjukkan pemandangan yang blak-blakan kepada Gu Qingqing.     

Gu Qingqing terkejut. Ia segera menundukkan kepala dan tidak tahan untuk melihat Leng Sicheng lagi. Tidak peduli sudah seberapa sering Gu Qingqing melihatnya, Gu Qingqing juga masih akan merasa sedikit kesulitan jika berkontak dengan tubuhnya saat tidak berhubungan intim.     

Sementara itu, Leng Sicheng mengangkat matanya dengan tenang saat mendengar suara Gu Qingqing, "Masih tidak datang? Apakah kamu ingin membiarkan aku kedinginan sampai mati?"     

"Aku..." Gu Qingqing menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku telah menyiapkan semua barang."     

Leng Sicheng mengangguk dengan dingin dan tidak memedulikan Gu Qingqing lagi. Air di bak mandi juga hampir penuh. Leng Sicheng mengambil selangkah maju dan memasuki bak mandi, lalu kebetulan duduk di tengah bak mandi. Itu berarti, tidak peduli Gu Qingqing duduk di kanan atau kirinya, ia harus menempel dengan Leng Sicheng.     

Begitu Leng Sicheng masuk ke dalam bak mandi, ia menutup matanya dan tampaknya tidak ingin peduli kepada Gu Qingqing. Gu Qingqing berhenti sejenak, lalu berbalik dan melepaskan pakaiannya sebelum kemudian masuk ke dalam air dengan lembut.     

Leng Sicheng tidak membuka matanya dan hanya berkata, "Buat sedikit busa dan bersihkan punggungku."     

Baiklah. Jika hanya membantu Leng Sicheng mandi, Gu Qingqing pasti akan melakukannya sebaik mungkin. Ia berbalik untuk mengambil spons mandi, membuat busa, lalu menyekakannya sedikit demi sedikit ke tubuh Leng Sicheng.     

Leng Sicheng memejamkan matanya. Ia hanya merasakan spons mandi yang kasar terbungkus busa halus dan terus bergerak di sekitar tubuhnya. Kadang-kadang, tangan mungil Gu Qingqing yang halus akan menyentuh tubuhnya. Putih dan lembut, seperti keju yang dibasahi air, membuatnya sangat ingin menggigitnya.     

Leng Sicheng awalnya benar-benar hanya ingin mandi. Tetapi, ketika Gu Qingqing menyekanya sekitar tubuhnya dengan spons mandi, Leng Sicheng agak tidak bisa tahan lagi. Leng Sicheng memejamkan matanya sedikit dan segera berbalik, lalu membelakangi Gu Qingqing dan berkata dengan suara yang agak dalam, "Bantu aku menyeka punggungku."     

Awalnya Leng Sicheng masih ingin membiarkan Gu Qingqing menyeka bagian vitalnya. Mungkin sebelum Gu Qingqing menyekanya, dirinya sudah tidak bisa menahannya lagi.     

Gu Qingqing melihat Leng Sicheng berbalik dan suaranya juga terdengar tidak terlalu senang. Ia juga tidak tahu apakah karena ia membuat Leng Sicheng marah, atau karena ada hal yang membuat pria itu tidak senang dan tidak ingin menghadapi Gu Qingqing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.