Kisah Istri Bayaran

Sebuah Surat Pernikahan (6)



Sebuah Surat Pernikahan (6)

0Gu Qingqing terlalu malas untuk menanggapi Xu Zijin dan langsung berjalan melewatinya, seakan ia hanyalah barang yang menghalangi jalan. Gu Qingqing melangkah ke lift dan menekan tombol turun.     
0

Xu Zijin berjalan dua langkah dengan cepat dan berdiri di depan Gu Qingqing. Gu Qingqing mengira Xu Zijin masih ingin mengatakan sesuatu tentang Xu Zipei lagi. Tetapi, tanpa disangka, Xu Zijin berkata, "Aku tahu tentang Zhining yang pergi mencari dan menemukanmu semalam! Dan dia juga berkelahi dengan kakak Sicheng, kan?!"     

Semalam? Itu ketika Gu Qingqing meninggalkan rumah sakit. Ia pergi ke pemakaman dan berada di sana ketika Nie Zhining dan Leng Sicheng datang menemukannya. Malam itu Gu Qingqing minum banyak anggur dan hampir tidak mengingat apapun. Ia bahkan lebih tidak ingat tentang Leng Sicheng yang meninju Nie Zhining.     

Gu Qingqing melirik Xu Zijin dengan bingung. Mata Xu Zijin langsung menjadi tajam dan ia berkata, "Gu Qingqing, aku peringatkan kamu. Jangan berpikir bahwa jika Kakak Sicheng tidak menginginkanmu lagi, kamu bisa langsung menapakkan kakimu di dua perahu sekaligus dan menggoda Zhining!"     

"Keluarga Nie tidak akan menerima putri pembantu sebagai menantu mereka. Sekarang, mereka bahkan lebih tidak menginginkan seorang istri yang ditinggalkan suaminya! Jika kamu berani menggoda Zhining, aku akan membuatmu merasakan konsekuensi hingga rasanya lebih baik mati daripada hidup!" tegur Xu Zjin.     

Alasan paling penting mengapa Xu Zijin benci kepada Gu Qingqing adalah... Dirinya telah mencintai Nie Zhining selama 10 tahun, tetapi Nie Zhining malah menyukai Gu Qingqing. Masih lebih baik jika Nie Zhining menyukai nona kaya lainnya. Mengapa yang disukainya malah Gu Qingqing, putri dari pembantu keluarga Xu sekaligus orang yang paling Xu Zijin benci?     

"Kalau begitu, aku juga akan memberitahumu! Jika kamu begitu benci pada orang ketiga, suruh kakakmu menjauh dari suamiku! Kecuali... Jika kamu juga ingin kakakmu menjadi wanita murahan yang menghancurkan keluarga orang lain!"     

Tepat begitu Gu Qingqing menyelesaikan kata-kata itu, lift baru saja tiba dan ia langsung mengambil selangkah ke depan untuk memasuki lift.     

"Siapa yang kamu bilang wanita murahan? Kamu masih berani mengatakan 'suamiku'? Kamu hanya mengambil kesempatan dengan menggunakan kematian ayahmu. Kakak Sicheng menikahimu hanya karena rasa bersalah!" seru Xu Zijin dengan sangat marah.     

Xu Zijin merasa bahwa kakaknya cantik, murah hati, dan menawan. Ia juga yakin bahwa hanya kakaknya, Xu Zipei, yang layak untuk Leng Sicheng.     

Gu Qingqing mengangkat kepalanya dan membalas, "Memangnya kenapa? Selama aku masih menjadi Nyonya Leng, kakakmu pasti tidak akan memiliki kesempatan!"     

Gu Qingqing tidak peduli mau itu Xu Zipei atau Chen Wenjie. Jika Leng Sicheng tidak terlebih dahulu melakukan sesuatu yang tidak bisa diperbaiki, Gu Qingqing pasti akan bekerja keras untuk berjuang dan pasti tidak akan melepaskannya.     

Xu Zijin tertegun karena mendengar perkataan Gu Qingqing. Ketika ia masih ingin mengatakan sesuatu, pintu lift telah tertutup. Kebetulan sebuah lift di sebelah tiba. Xu Zijin pun cepat-cepat menekan tombol turun.     

Ketika Xu Zijin tiba di lantai satu, ia melihat Gu Qingqing telah sampai di pintu utama. Ia mengejarnya dan mengeluarkan ponselnya. Di dalam ponselnya ada foto Leng Sicheng dan Xu Zijin yang terliha berdekatan hingga hampir saling menempel. Itu adalah foto mereka berdua berbicara dengan akrab.     

"Aku beritahu kamu! Hari ini kakakku bekerja dengan Kakak Sicheng! Mereka bekerja sama dengan sempurna! Jangan berpikir jika kamu menikah dengan Kakak Sicheng dan menempati posisi Nyonya Leng, itu sudah cukup! Wanita sepertimu yang hanya memiliki identitas dan status seperti ini tidak akan bisa bergabung dalam lingkaran kami selamanya!"     

Tak! Tak! Tak!     

Xu Zijin melontarkan kata-kata ini sambil menghentakkan sepatu hak tingginya dan berjalan keluar pintu.     

Gu Qingqing yang mendengar itu masih membeku di tempat. Meskipun ia tahu Xi Zijin hanya datang untuk pamer, ia masih benar-benar merasa terluka karena apa yang dikatakan Xu Zijin.     

Gu Qingqing miskin dan tidak memiliki apa-apa. Karena perbedaan identitas dan status yang begitu jauh, dirinya dan Leng Sicheng ditakdirkan untuk tidak bisa melihat dunia ini dari perspektif yang sama.     

Gu Qingqing berdiri membeku di tempat untuk waktu yang lama hingga getaran ponsel yang dipegangnya hampir terputus. Saat itu, baru ia mengangkat ponselnya dan melihat bahwa nama kontak yang tertera di layar itu adalah Leng Sicheng.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.