Kisah Istri Bayaran

Kesedihan dalam Kemanisan (3)



Kesedihan dalam Kemanisan (3)

0"Itu yang terbaik." Nie Zhining sedikit mengernyit, memegang gelas air di tangannya, dan meminumnya.     
0

Leng Sichneg tiba-tiba menggenggam tangan Gu Qingqing, mengangkat sudut bibirnya dan mengangkat dagunya. Ia melirik ke arah Nie Zhining dan tersenyum dengan santai sambil bertanya, "Bagaimana denganmu? Kapan kami bisa meminum anggur pernikahanmu dan Zijin?"     

Begitu Leng Sicheng menyebutkan tentang pernikahannya dengan Nie Zhining, Xu Zijin tersenyum dengan cerah. Sementara itu, Nie Zhining tampaknya seakan dijebloskan ke dalam lubang yang dalam. Aura tajamnya tadi langsung menghilang.     

Nie Zhining memegang gelas air di tangannya untuk waktu yang lama sebelum akhirnya menjawab, "Kami... Masih belum mulai persiapan."     

Senyuman di wajah Xu Zijin langsung menjadi kaku.     

"Itu tidak baik," kata Leng Sicheng,     

Di dalam hati Leng Sicheng, ia merasa senang melihat orang lain kesulitan. Tetapi, wajahnya malah menunjukkan ekspresi lebih serius, "Zijin dan kamu juga termasuk teman yang tumbuh dewasa sejak kecil. Jika kamu menikah dengan Zijin, kamu harus memperlakukannya dengan baik. Jangan menyebabkan berita yang buruk dan juga jangan membuat Zijin marah lagi."     

Kata-kata ini membuat Xu Zijin terus menganggukkan kepalanya dan melirik ke arah Nie Zhining yang berada di sampingnya. Matanya menunjukkan sedikit kelembutan, bahkan lebih terlihat sedikit penuh harap.     

Mata Nie Zhining menjadi terfokus. Ia menundukkan kepala dan melihat ekspresi Xu Zijin yang penuh harap. Ketika Nie Zhining mengangkat kepalanya, sudut matanya melirik ke arah samping wajah Gu Qingqing dan hatinya jadi merasa agak kesulitan.     

Bahkan jika tidak ada Gu Qingqing, Nie Zhining tidak pasti akan memilih Xu Zijin. Ketika ia setuju untuk bertunangan dengan Xu Zijin, ia lebih banyak mempertimbangkan permintaan orang tuanya dan Xu Zijin yang telah mengejarnya dengan susah payah selama bertahun-tahun, bukan karena cinta.     

Nie Zhining mengepalkan tangannya untuk waktu yang lama dan melepaskannya lagi. Setelah beberapa saat, ia baru berkata, "Masih menunggu terlebih dahulu."     

Nie Zhining hanya mengatakan satu kalimat. Setelah satu kalimat ini, ekspresi Xu Zijin yang awalnya begitu lembut dan penuh harap langsung menghilang. Nie Zhining berhenti sebentar dan menambahkan, "Aku sekarang masih belum mempersiapkan dengan baik. Bagaimanapun, aku masih muda. Tapi, jika sudah bertunangan, aku juga tidak akan menentangnya."     

Meskipun Nie Zhining mengatakan bahwa ia 'tidak menentang', rasanya seperti bukan rencana menikah sama sekali. Itu lebih terlihat dan terdengar seperti penandatanganan kontrak antara dua perusahaan.     

"Itu yang terbaik," Leng Sicheng berkata seperti itu benar-benar akan terjadi, "Aku harap kamu akan ingat apa yang baru saja kamu katakan. Masa muda seorang wanita juga hanya bertahan selama beberapa tahun. Setelah satu atau dua tahun tidak menikah, lalu laki-laki itu menepuk pantat dan pergi, bagaimana jika itu terjadi saat itu?"     

Ruangan itu menjadi sunyi untuk waktu yang lama. Setelah sekian saat, Xu Zipei baru menenangkan suasana yang kaku dengan tersenyum dan berkata, "Zijin, begitu juga denganmu. Aku tidak akan membicarakan tentang orang lain. Kamu harus bisa mengendalikan amarahmu dengan lebih baik di masa depan. Jangan selalu marah pada Zhining."     

Suasana hati Xu Zijin menjadi tidak baik. Ketika melihat wajah Gu Qingqing yang memerah di samping, suasana hatinya menjadi lebih buruk lagi. Ia memutar bola matanya dan mengalihkan pandangannya.     

Xu Zijin mengalihkan pembicaraan dengan berbicara pada Leng Sicheng, "Kakak Sicheng, sekarang kakakku masih belum menikah. Apakah kamu memiliki teman laki-laki muda dan berbakat yang bisa diperkenalkan kepada kakakku? Harus laki-laki muda dan berbakat. Jika kondisinya terlalu buruk, aku tidak akan perbolehkannya! Kakak Sicheng? Kakak Sicheng?"     

Saat Xu Zijin menundukkan kepala, ia melihat Leng Sicheng mengambil mangkuk mie Gu Qingqing dan membantu mengadukkan mienya sebentar sambil berkata, "Jika tidak diaduk, mienya akan mengembang. Kamu mau makan bawang putih asam manis? Jika tidak makan, bisa juga memasukkannya ke dalam mie. Itu bisa mencegah kanker."     

Leng Sicheng mengatakan itu sambil mengambil tisu basah dan menyeka tangannya dengan cermat. Jari-jarinya yang ramping mengambil sebuah bawang putih asam manis dan mengupas kulitnya. Melihat mata lembab Gu Qingqing yang meliriknya, Leng Sicheng sedikit mengernyit dan bertanya, "Kenapa? Kamu mau makan ini?"     

Leng Sicheng mengulurkan tangannya dan menyuapkan bawang putih asam manis ke mulut Gu Qingqing dengan jari-jarinya. Gu Qingqing sangat tidak menyukai rasa bawang putih. Tetapi, ia tidak menyangka karena jarang sekali bawang putih asam manis bisa seenak ini. Rasanya benar-benar manis dan butiran kecil gula ikut memberikan rasa manis yang masuk ke dalam hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.