Kisah Istri Bayaran

Sebuah Surat Pernikahan (7)



Sebuah Surat Pernikahan (7)

0Gu Qingqing berdiri terdiam di tempat, melihat layar ponsel sejenak, dan akhirnya menjawab telepon itu. Saat ia melihat layar sudah menunjukkan bahwa panggilan terhubung, ia sebenarnya sangat ingin mencoba bertanya, Apa yang terjadi dengan foto yang baru saja Xu Zijin tunjukkan padaku?     
0

Meskipun Gu Qingqing hanya melihat sekilas, Leng Sicheng yang berada di foto itu tersenyum kepada Xu Zipei. Padahal, pria itu sangat jarang menunjukkan senyuman. Senyuman itu memiliki kesan kelembutan yang tidak pernah ada ketika Leng Sicheng berhadapan dengan Gu Qingqing.     

Sayangnya, ketika kalimat pertanyaan itu mencapai mulutnya, Gu Qingqing malah tidak tahu harus bagaimana mengatakannya. Gu Qingqing tidak berbicara dan hanya mendengar sedikit suara napas berat. Leng Sichen yang berada di ujung panggilan bertanya kepadanya terlebih dahulu, "Aku baru saja menelepon vila dan kamu tidak ada di rumah. Sudah keluar sebelum sembuh dari masuk angin?"     

Apakah ini kekhawatiran? Mungkin ini memang benar kekhawatiran. Tetapi, jika dibandingkan dengan ketika Leng Sicheng bersama dengan Xu Zipei... Itu sama sekali tidak setara dengan kerja sama tanpa cela itu.     

"Tidak, tidak apa-apa. Cuacanya bagus, jadi aku keluar berjalan-jalan."     

Leng Sicheng di sana tidak terdengar curiga dan hanya bertanya dengan santai, "Kamu sedang di mana? Aku baru saja keluar dari perusahaan. Aku akan datang menjemputmu."     

Menjemputku? Gu Qingqing tercengang mendengar itu. Setelah beberapa saat, barulah ia teringat tentang makan malam hari ini.     

"Aku di Xu..." Gu Qingqing masih belum mengatakan 'Yi' dan tiba-tiba tersadar, lalu meralat jawabannya, "Aku di Gedung Komersial Huacheng."     

Xu Yi terletak di pusat kota dan terdapat banyak tempat perbelanjaan di sekitarnya, Huacheng adalah salah satunya.     

"Baiklah. Kalau begitu, kamu pergilah ke cafe atau yang lain. Mungkin akan sedikit macet di jalan dan bisa memerlukan waktu lebih dari setengah jam sebelum sampai."     

Suara Leng Sicheng tetap terdengar sangat tenang. Begitu telepon ditutup, Gu Qingqing membeku selama beberapa detik dan tiba-tiba teringat sesuatu. Begitu ia memegang tasnya, ia menyadari bahwa tas serutnya yang berisi semua produk perawatan kulitnya tertinggal di lantai atas.     

Gu Qingqing segera berbalik dan bergegas ke dalam gedung. Masih ada waktu setengah jam. Tidak peduli seberapa buruk, ia juga harus melakukan yang terbaik. Meskipun Xu Zipei begitu glamor dan mulia, Gu Qingqing juga tidak ingin terlihat seperti butiran debu jika dibandingkan dengannya.     

Gu Qingqing ingin naik ke lantai atas. Namun, saat ini tepat jam pulang kerja dan kerumunan besar orang turun dari atas. Mereka melihat Gu Qingqing menunggu lift dengan cemas dan merasa agak aneh sehingga salah satu bertanya, "Qingqing, apa yang kamu lakukan?"     

Gu Qingqing tidak ada waktu untuk mengurus mereka. Ia segera naik ke lantai atas dan setelah mencari di meja kerjanya untuk waktu yang lama, akhirnya ia menemukan tasnya. Setelah itu, ia bergegas ke kamar mandi dan mencuci wajahnya dengan cermat. Tak lupa, Gu Qingqing menyempatkan untuk memakai esens berbasis air, losion, krim wajah, krim mata, dan lain-lain.     

Gu Qingqing memang sengaja pulang kerja lebih awal untuk berjaga-jaga ketika Leng Sicheng datang dan menangkap basah dirinya. Tetapi, sebelum Leng Sicheng benar-benar datang, Gu Qingqing masih merasa bahwa banyak waktu yang ia miliki tidak benar-benar cukup     

Tidak peduli berapa banyak waktu yang Gu Qingqing sisihkan, ia melihat dirinya yang berantakan di cermin. Ia tidak tahu bahwa rambutnya kacau ketika keluar hari ini, pakaian yang ia kenakan juga terlalu sembarangan. Ia tidak membawa kosmetik dan bahkan tidak mengenakan sepatu hak tinggi... Jika Gu Qingqing mengetahuinya lebih awal, ia juga pasti akan mandi terlebih dahulu.     

Ketika Gu Qingqing selesai berkemas dan keluar, kebetulan ia bertemu dengan Lin Zhouyi. Suatu barang terjatuh ke lantai dan ketika Lin Zhouyi memungutnya, ia melihat bahwa itu adalah lip balm.     

"Nona Gu..." Lin Zhouyi memanggil namanya dari belakang, tetapi Gu Qingqing juga tidak ada waktu untuk memedulikannya dan terus bergegas keluar dari gedung.     

Masih ada suatu jarak antara Huacheng dan Xu Yi. Apalagi, masih harus menyebrang jalan persimpangan. Berjalan ke sana kurang lebih membutuhkan waktu 10 menit. Gu Qingqing mengangkat pergelangan tangannya untuk melihat waktu dan 15 menit telah berlalu. Dihitung dengan perjalanan Leng Sicheng, hanya tersisa waktu 5 menit.     

Jaraknya begitu dekat sehingga jelas tidak mungkin Gu Qingqing naik taksi. Ia hanya bisa berjalan dengan cepat ke sana. Namun, karena sekarang adalah jam pulang kerja, ada banyak mobil di jalan.     

Gu Qingqing berdiri di pinggir jalan dan menunggu lampu penyebrangan. Begitu lampu berubah menjadi hijau, ia langsung bergerak. Ketika Gu Qingqing sudah nyaris sampai di Huacheng, ada seorang pemuda yang mengendarai sepeda dan berbelok dengan cepat. Untuk menghindari sepeda itu, ia mundur ke samping dan hampir ditabrak oleh mobil BMW yang berbelok ke kanan.     

Pengemudi mobil itu bukan seseorang yang gampang ditangani. Ia menurunkan kaca jendela dan mulai marah, "Apakah kamu buta? Mobil saya ini adalah BMW yang baru dibeli! Jika dijual, kamu juga tidak akan mampu membelinya!"     

Brak!!!     

Sebelum pengemudi itu menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba terdengar suara keras. Mobil BMW itu ditabrak oleh Rolls-Royce Phantom dari belakang. Sebagian besar bagian belakang mobil itu tertabrak hingga ringsek ke dalam dan bahkan bempernya jatuh.     

Pengemudi itu terkejut dan hendak menoleh untuk marah-marah. Namun, terdengar sebuah suara yang tenang dan tajam, "Punyaku ini adalah Rolls-Royce edisi terbatas yang baru dibeli. Jika dijual, seluruh keluargamu pun tidak akan mampu membayarnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.