Kisah Istri Bayaran

Sebuah Surat Pernikahan (8)



Sebuah Surat Pernikahan (8)

0Segera setelah itu, pintu Rolls-Royce di belakang BMW itu terbuka. Seorang pria yang mengenakan setelan hitam, bertubuh tinggi, dan memasang ekspresi dingin membuka pintu mobilnya dan berjalan keluar. Ia melihat ke sekeliling dengan matanya yang berwarna kuning.     
0

Ketika tatapannya tertuju kepada Gu Qingqing yang membeku di tempat, sebuah kilatan cahaya berkedip di matanya. Ia melangkah dengan kakinya yang ramping dan berjalan ke arah Gu Qingqing dengan ekspresi tenang.     

Pengemudi BMW itu awalnya masih mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal. Tetapi, begitu ia melihat aura Leng Sicheng yang mulia dan arogan, kesombongan pengemudi itu langsung melemah sedikit. Tetapi, ia masih tetap berkata, "Kamu menabrak mobilku dari belakang! Ambil tanggung jawab penuh!"     

Leng Sicheng mengabaikan pengemudi BMW tadi dan segera berjalan ke arah Gu Qingqing yang berada di depannya. Ia mengulurkan lengannya yang ramping, merangkul pinggang Gu Qingqing, dan membawanya pergi ke tempat yang aman di pinggir jalan. Kemudian, ia melirik seluruh tubuh Gu Qingqing beberapa kali dan bertanya, "Apakah kamu terluka?"     

Gu Qingqing masih menggelengkan kepalanya dengan kondisi linglung.     

"Apakah kamu tadi ketakutan?" tanya Leng Sicheng lagi.     

Gu Qingqing menggelengkan kepalanya lagi.     

Leng Sicheng menghela napas lega, tetapi alisnya masih berkerut dengan sangat dalam. Nada bicaranya juga terdengar sedikit menyalahkan dan gugup, "Bukannya aku memintamu untuk menunggu di dalam kafe?"     

"Aku..." Gu Qingqing menyadari bahwa Leng Sicheng masih belum mengetahui bahwa ia berjalan keluar dari Xu Yi, kemudian menghela napas lega dan berkata, "Aku hanya... Merasa terlalu repot bagimu untuk masuk dan menemukanku, jadi aku ingin menunggumu di luar."     

Ingin menungguku di luar? Apakah itu berarti Gu Qingqing ingin bertemu denganku lebih awal? Gu Qingqing juga… Lumayan merindukanku?     

Meskipun Leng Sicheng berpikir begitu, suaranya tetap sangat tegas. Tidak hanya tegas, tetapi juga sedikit ketakutan, "Buat apa kamu keluar? Lupakan saja jika kamu keluar dan tidak ada apa-apa. Bagaimana jika kamu bertemu dengan orang-orang jahat? Bagaimana jika kamu ditabrak?"     

"Aku..." Gu Qingqing tidak bisa berkata-kata dan hatinya merasa agak kesulitan, tetapi Leng Sicheng masih memegang pinggangnya. Gu Qingqing mengingatkan dengan agak panik, "Ini di luar..."     

Pengemudi BMW di belakang mulai menunjukkan ekspresi kesal. Apakah kedua orang ini menganggap jalan raya ini sebagai ruang tamu mereka?     

"Kamu menabrak mobilku hingga seperti ini! Bagaimana kamu membereskannya?!"     

Leng Sicheng mengerutkan kening dengan tidak senang, Benar-benar sangat menyebalkan! Mengganggu percakapan suami dan istri saja!     

Leng Sicheng berkata dengan ekspresi dingin, "Di jalan persimpangan, kecepatan mobil harus diperlambat. Kecepatanmu tadi telah melewati batas. Jika kamu benar-benar menabraknya, kamu tidak akan mampu membayarnya meski harus menjual seluruh keluargamu!"     

Leng Sicheng beralih pada Gu Qingqing, "Tidak, nanti kamu harus pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan seluruh tubuh. Meskipun sekarang tidak apa-apa, bagaimana jika nanti ada gegar otak atau patah tulang dan lain-lain?"     

Pengemudi BTW itu tercengang mendengarnya dan segera menjadi marah, "Kamu bukannya juga telah melewati batas kecepatan? Dan kamu masih menabrak mobilku!"     

"Iya," Leng Sicheng mengakuinya dengan murah hati. Ia memang melihat pengemudi ini mengganggu Gu Qingqing, jadi ia meningkatkan kecepatan mobilnya dan menabraknya. Memangnya mengapa jika begitu? Leng Sicheng menambahkan dengan santai, "Tapi, aku mampu membayarnya."     

Leng Sicheng terlalu malas untuk menangani masalah kompensasi setelah itu, jadi ia melemparkan semuanya kepada Sekretaris Cheng. Mobilnya juga sekarang tidak bisa dikemudikan, jadi ia mengikuti polisi lalu lintas untuk menangani kecelakaan ini. Masalahnya adalah...     

"Bagaimana jika kita pergi ke sana...?"     

Leng Sicheng datang untuk menjemput Gu Qingqing, tetapi mobilnya sudah tidak ada. Ia melihat Gu Qingqing dengan tenang, kemudian melambaikan tangan dan mencegat sebuah taksi.     

Gu Qingqing tidak pernah berpikir bahwa akan ada suatu hari di mana ia akan duduk di kursi taksi bersama Leng Sicheng. Ia tahu Leng Sicheng adalah orang yang sangat suka kebersihan dan berkelas. Pria ini bahkan jarang mengendarai mobil sendiri dan biasanya selalu mencari sopir untuk keluar, apalagi duduk di kursi taksi?     

Gu Qingqian diam-diam melihat ke samping. Tubuh tampan Leng Sicheng duduk di kursi mobil, bulu matanya yang panjang tertutup. Tampaknya pria ini sedang memejamkan matanya dan berkonsentrasi. Bahkan, Gu Qingqing pun tidak menyangka bahwa Leng Sicheng akan datang dari langit dan membantunya membereskan krisis.     

Mungkin karena Gu Qingqing melihat dengan agak perhatian, Leng Sicheng tiba-tiba membuka matanya. Tatapan Gu Qingqing tiba-tiba bertemu dengan pandangan Leng Sicheng.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.