Kisah Istri Bayaran

Tampil Menakjubkan (2)



Tampil Menakjubkan (2)

0Kring... Kring…     
0

Pukul 6 keesokan paginya, suara alarm ponsel berdering dan membangunkannya tanpa ragu-ragu.     

Leng Sicheng membuka matanya. Sepasang matanya yang tajam dan dingin langsung menjadi fokus. Lengannya yang panjang terulur ke samping dan menyentuh ponsel, kemudian segera mematikan alarmnya.     

Meskipun Leng Sicheng sudah mematikan suara alarmnya, Gu Qingqing yang berbaring di lengannya juga sepertinya dibangunkan oleh alarm itu dan sedikit mengernyit. Ia menggosokkan kepalanya di lengan Leng sicheng, kemudian mengubah posisinya dan tidur dengan memeluk lengan Leng Sicheng.     

Bibir Gu Qingqing yang dicium oleh Leng Sicheng hingga sedikit bengkak juga bergumam secara tidak sadar, seperti kelinci kecil yang dibesarkan di rumah. Bibirnya begitu halus dan lembut hingga membuat orang yang melihat sekilas akan memiliki perasaan dalam secara tak terkendali.     

Leng Sicheng menarik kembali lengannya yang dipeluk oleh Gu Qingqing dengan lembut dan merapikan sudut selimutnya. Ketika ia hendak bangun dari tempat tidur, Gu Qingqing yang di belakangnya sepertinya menyadari sesuatu dan tiba-tiba bangun sambil memeluk selimut, "Leng Sicheng!"     

Kepala Gu Qingqing masih agak kabur, tetapi sepasang matanya menatap lurus ke arah Leng Sicheng Leng Sicheng menoleh, dan menanggapi dengan singkat, "Hm."     

Leng Sicheng melihat mata Gu Qingqing yang agak kabur. Masih ada warna hijau dan ungu di bagian tubuhnya yang tidak tertutup oleh selimut.     

Semalam, satu kotak 3 kondom yang dibeli oleh Leng Sicheng telah tewas semuanya. Meskipun Leng Sicheng ingin Gu Qingqing hamil, bagaimana jika Gu Qingqing hamil ketika meminum 'obat pencegah kehamilan' yang dikemas olehnya?     

Kesehatan Gu Qingqing sangat lemah sekarang dan masih belum waktu yang cocok untuk mengandung, apalagi melahirkan anak. Padahal, Leng Sicheng juga sangat berharap Gu Qingqing bisa memiliki anak mereka lebih awal.     

"Kamu sudah mau pergi?" tanya Gu Qingqing sambil menatap Leng Sicheng.     

Rambut panjang Gu Qingqing yang sedikit bervolume keriting terjatuh ke bawah. Beberapa helai rambut tergerai di pundaknya yang putih dan kurus. Kontras warna hitam dan putih itu sangat berbeda dan bentrok satu sama lain hingga memancarkan aura menarik yang lebih mematikan.     

Leng Sicheng mengangguk lagi. Suaranya masih serak setelah olahraga yang berat, seperti sebuah kaca kasar dengan bahan yang sangat bagus, "Hm."     

Leng Sicheng juga tidak ingin pergi, tetapi rapat di Eropa kali ini sangat penting. Ia berpartisipasi di acara ini untuk mewakili seluruh kelompok dagang Tiongkok dan masih ada pemimpin dari berbagai negara yang hadir. Setidaknya untuk makan malam sehari atau dua hari sebelumnya, Leng Sicheng tidak mungkin tidak tiba di tempat.     

Gu Qingqing mendengar Leng sicheng masih akan pergi dan hatinya merasa sedikit tidak nyaman. Tetapi, Gu Qingqing masih terlihat lembut di permukaan dan ia berkata, "Kalau begitu, kamu hati-hati."     

Leng Sicheng terus melihat Gu Qingqing dan tidak bisa melihat ada seberapa besar rasa tidak rela di wajah Gu Qingqing. Hatinya juga merasa sedikit tidak nyaman.     

Kematian ayah Gu Qingqing tiga tahun lalu, keterasingan di antara mereka selama tiga tahun, sepertinya sekarang sudah mulai ada celah. Leng Sicheng hanya bisa mengejar Gu Qingqing dengan sebaik mungkin dan mendekatinya secara hati-hati. Ia takut akan menakuti Gu Qingqing dan membuat Gu Qingqing tidak akan kembali lagi.     

"Kamu juga."     

Sebelum pergi, Leng Sicheng masih tidak bisa menahannya dan mencium sudut bibir Gu Qingqing dengan ringan. Kemudian, baru ia menarik kopernya dan berjalan keluar dari kamar.     

Begitu tiba di lantai bawah dan memasuki mobil, Leng Sicheng menurunkan jendela mobil. Benar saja, ia melihat Gu Qingqing dengan rambut panjang yang tergerai dan menutupi dirinya dengan selimut. Gu Qingqing melihatnya dari kejauhan di ambang jendela lantai dua.     

Leng Sicheng melambaikan tangan untuk mengucapkan selamat tinggal. Gu Qingqing juga melambaikan tangannya. Leng Sicheng di bawah, sedangkan Gu Qingqing di atas. Hanya mata mereka yang bertemu dengan satu sama lain. Leng Sicheng masih ingin mengatakan sesuatu, tetapi mobil telah perlahan-lahan dinyalakan dan melaju pergi.     

Gu Qingqing terus berdiri di ambang jendela hingga tidak bisa melihat bayangan mobil Leng Sicheng lagi dan baru kembali ke dalam ruangan. Ia segera mandi dan mengenakan pakaian. Saat ia mengangkat kepalanya untuk melihat jam, waktu masih belum menunjukkan pukul 7.     

Karena Gu Qingqing sudah tidak perlu pergi sendiri, ia mengemas kopernya dengan baik dan pergi ke perusahaan untuk mengikuti keberangkatan bersama tim. Namun, begitu ia tiba di pintu utama perusahaan, ia tidak menyangka akan bertemu dengan Xu Zijin... dan Nie Zhining yang datang dari kejauhan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.