Kisah Istri Bayaran

Malam yang Intens (3)



Malam yang Intens (3)

0Jika kembali ke kamar tidur, itu sudah bukan soal istirahat. Setelah Leng Sicheng kembali ke kamar tidur dengan kondisi saat ini, ia tidak akan keluar lagi untuk melayani tamu jika hari belum berganti sampai besok pagi.     
0

"Apa yang kamu katakan?!" kata Gu Qingqing dengan cemas.     

Gu Qingqing merasa sedikit pusing ketika dicium oleh Leng Sicheng. Ketika ia tersadar kembali, ia merasa benar-benar malu untuk bertemu dengan orang lain. Ia pun hanya bisa terus menyandarkan kepalanya di pundak Leng Sicheng.     

Leng Sicheng ini berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu. Gu Qingqing tahu bahwa Leng Sicheng adalah seorang pria. Bahkan, jika Leng Sicheng tidak menyukai Gu Qingqing, ia tetaplah istri sahnya dan ia juga tidak akan membiarkan pria lain mendambakannya. Ini adalah masalah reputasi dan juga adalah martabat seorang pria.      

Jika Leng Sicheng ingin mengumumkan kekuasaannya atas diriku, dia juga tidak perlu melakukannya seperti ini, kan? Masih ada begitu banyak tetua yang sedang melihat di samping. Mau diletakkan di mana mukaku? pikir Gu Qingqing.     

Leng Sicheng menundukkan kepala dan melihat wajah Gu Qingqing yang masih kemerahan setelah mereka berciuman. Lip gloss di bibir lembut Gu Qingqing juga menjadi berantakan setelah dicium Leng Sicheng. Seperti kelopak bunga yang jatuh setelah hujan di musim semi, segar dan lembut, membuat yang melihatnya tidak bisa menahan diri untuk melangkah maju dan mengambilnya.     

Leng Sicheng berpikir seperti itu dan juga ingin melakukan itu. Ia pun maju dan mencuri ciuman lagi dari bibir Gu Qingqing. Gu Qingqing sontak membelalakkan matanya, hampir seperti mata kelinci, dan pupil matanya seakan ingin menembakkan api.     

Leng Sicheng masih berpura-pura tidak tahu dan bertanya dengan santai, "Bukankah begitu? Aku tadi melihat kakimu lemas."     

Itu karena dicium oleh kamu! Dipegang oleh kamu! Gu Qingqing memekik dalam hati. Namun, ia tidak berani mengatakannya agar retorik yang lebih tidak tahu malu tidak keluar dari mulut orang ini lagi.     

Xu Zijin tidak suka Gu Qingqing bersama Nie Zhining, tetapi ia juga tidak suka melihat Gu Qingqing dekat dengan Leng Sicheng. Ia pun menyahut dari samping, "Benarkah? Aku melihat wajahnya memerah. Jangan-jangan itu hanya pura-pura!"     

Meskipun Xu Zijin menuduh dengan kata-kata dingin, perkataannya tidak menyebabkan pergerakan apapun. Paling-paling hanya wajah Gu Qingqing yang lebih memerah. Di dalam ruang tamu, sekelompok tetua juga melihat itu.     

Leng Yunlin sengaja tertawa dengan keras dan menceletuk, "Kakak sepertinya akan segera menjadi kakek?"     

Leng Yunting yang duduk di samping menjawab, "Terserah kapan junior mau punya anak. Jika mereka menyukainya, mereka akan mempunyainya kapan saja."     

Meskipun Leng Yunting mengucapkan kata-kata santai, nada bicaranya terdengar sangat bahagia. Sementara itu, keluarga Xu dan keluar Nie yang mendengar itu dari samping dan kembali saling memandang satu sama lain. Tidak lama setelah duduk, keluarga Xu dan keluarga Nie akhirnya ingin berpamitan pergi.     

Leng Sicheng terus menarik tangan Gu Qingqing. Gu Qingqing juga terus bersembunyi di bahunya sepanjang waktu dan tidak ingin keluar untuk menampakkan wajahnya. Bukan karena Gu Qingqing picik, melainkan karena wajahnya benar-benar terlalu merah. Bibirnya juga terlihat kacau karena menunjukkan jejak ciuman Leng Sicheng. Bahkan, jika Gu Qingqing bersembunyi dan kemudian merapikan penampilannya lagi, ia selalu merasa bahwa ada yang tidak beres dengan pandangan orang lain yang melihatnya begitu ia kembali ke ruang tamu.     

Sebelum pergi, Xu Zijin juga tidak lupa untuk meninggalkan pertanyaan, "Kakak Sicheng, apakah kamu tidak menanyakan tentang Kakak Zipei?"     

Gu Qingqing yang awalnya masih berekspresi malu langsung mengerutkan kening begitu mendengar nama Xu Zipei disebutkan. Matanya tiba-tiba menjadi sedikit lebih tersadar kembali. Tidak ada orang lain yang berani mengatakan itu. Xu Zijin mengandalkan usianya yang masih muda dan statusnya sebagai junior untuk berbicara dengan agak sembrono.      

Leng Sicheng melirik Xu Zijin, kemudian menjawab dengan dingin, "Perihal tentang dia sebagai bintang iklan, itu akan dibahas oleh Departemen Propaganda bersama agennya."     

Xu Zijin tetap tidak lupa untuk terus mengiklankan kakaknya, "Jika Kakak Sicheng menemui Kakak Zipei dan membahas itu dengannya secara pribadi, dia pasti akan setuju."     

Leng Sicheng langsung menatap Xu Zijin dengan ekspresi konyol, "Meskipun dia setuju, dia juga harus melihat bayaran sebagai bintang iklan, jadwal, persyaratan bekerja sama. Jika dia tidak cocok, perlu diganti dengan orang lain."     

Hal ini bukan tentang membeli atau menjual barang yang bisa langsung dibayar jika cocok. Ini adalah kerja sama bisnis yang serius. Meskipun Xu Zipei bersedia untuk menerimanya, Grup Leng juga harus melihat apakah ia memenuhi persyaratan untuk menjadi bintang iklan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.