Kisah Istri Bayaran

Dia yang di dalam Hati (6)



Dia yang di dalam Hati (6)

0Gu Qingqing sengaja menyelesaikan pekerjaan hari ini lebih cepat dan pulang kerja lebih awal untuk kembali dan memasak makanan. Ia takut Leng Sicheng akan lapar ketika kembali karena makan malam masih belum siap.     
0

Semalam Leng Sicheng kembali di jam ini. Mengapa dia hari ini...     

"Mungkin karena pekerjaannya sangat sibuk. Atau mungkin ada kemacetan di perjalanan," Gu Qingqnig mengatakan kata-kata ini seperti sedang memberitahu Pembantu, tetapi juga seperti sedang memberitahu diri sendiri.      

Vila Xishan berlokasi di pinggiran kota. Jalan paling cepat untuk tiba di sini adalah mengambil jalan raya dengan kecepatan tinggi. Kadang-kadang, mungkin akan terjadi kemacetan di jalan itu sehingga wajar jika sampai lebih lambat.     

Pembantu segera berkata, "Bagaimana jika Nyonya makan terlebih dahulu?"     

"Tidak apa-apa. Jika kamu lapar, kamu makan duluan saja. Mungkin Leng Sicheng akan segera kembali," Gu Qingqing menggelengkan kepala.     

Masalahnya, jika majikan tidak makan, mana berani pembantu makan duluan? Pembantu takut dirinya makan sampai kenyang, lalu Leng Sicheng akan memarahinya begitu kembali. Ia segera menggelengkan kepalanya, "Saya juga akan menemani Nyonya menunggu."      

Deng… Deng… Deng...     

Pada pukul delapan malam, jam emas tua berdenting delapan kali. Biasanya, Leng Sicheng pulang kerja pada pukul 5. Bagaimanapun kemacetan di jalan, tiga jam juga seharusnya sudah cukup.     

Leng Sicheng sekarang masih belum kembali. Apakah benar-benar terjadi sesuatu? Jika ada sesuatu yang terjadi di perusahaan, tidak apa-apa. Tapi, jangan-jangan terjadi masalah dengan dirinya...     

Seakan ingin mengkonfirmasi pemikiran Gu Qingqing, ponsel Gu Qingqing langsung berdering. Ia sontak terkejut dan segera mengeluarkan ponsel dari sakunya. Ia melihat bahwa Leng Sicheng lah yang meneleponnya.     

Jika Leng Sicheng menelepon Gu Qingqing, setidaknya ini membuktikan bahwa orangnya baik-baik saja. Gu Qingqing segera mengangkat telepon, "Halo, kamu..."     

Setelah Gu Qingqing mengatakan dua kata, ia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi. Seperti ada sesuatu yang menutupi nada bicaranya dan ia jadi tidak tahu apa yang harus ia katakan.     

Di sana, suara Leng Sicheng terdengar agak lelah, "Pekerjaanku hari ini agak sibuk, sekarang masih di perusahaan. Mungkin tidak bisa kembali untuk makan malam."     

Ketika Leng Sicheng memberi kabar seperti itu, Gu Qingqing yang awalnya masih memiliki kekhawatiran, ketakutan, dan bahkan sedikit keluhan di hatinya, semuanya langsung menghilang dalam sekejap. Gu Qingqing hanya memiliki satu pikiran dalam benaknya, Sudah jam 8 malam. Apakah Leng Sicheng masih belum makan? Dia masih bekerja. Seberapa melelahkannya itu?     

"Apakah kamu sudah makan?" tanya Gu Qingqing.     

Leng Sicheng mengusap alisnya, "Belum."     

"Oh…" Gu Qingqing menanggapi singkat, kemudian berkata lagi dengan gugup, "Kalau begitu... Kamu malam ini..."     

...Akan kembali? Beberapa kata ini terus tersangkut di tenggorokan Gu Qingqing. Akhirnya, ia juga tidak berani mengatakannya.     

Sementara itu, Leng Sicheng di sana sedang mengerutkan kening. Kurang lebih, bisa terdengar bahwa suasana di sana sangat kacau. "Aku mungkin akan kembali lebih malam. Kamu tidak perlu menungguku," kata Leng Sicheng.     

"Aku… Tidak apa-apa, aku juga tidak lapar. Kamu kembali… bersama."     

Begitu Leng Sicheng mendengar kata-kata 'kembali bersama', perasaannya membuncah dan dengan cepat berputar ke dalam benaknya hingga menari dan menyatu menjadi sebuah semburan yang terus berguncang      

Leng Sicheng membeku sejenak dan segera mengangguk, "Baik."     

"Kalau begitu, selagi bekerja, jangan lupa makan. Aku…."     

...Akan menunggumu. Kata-kata ini berkeliaran di dalam mulut Gu Qingqing untuk waktu yang lama. Namun, pada akhirnya ia masih tidak bisa mengatakannya.     

Leng Sicheng mengangguk dan juga segera menanggapi, "Baik."     

"Aku tidak akan mengganggumu lagi."     

Setelah mengatakan itu, Gu Qingqing menutup telepon. Meskipun ia tidak bisa menunggu Leng Sicheng kembali untuk makna bersama, hatinya sekarang terasa sedikit bahagia dan tenang.     

Akhirnya Gu Qingqing memandang Pembantu yang sangat kelaparan dan berkata, "Sudah laparkah? Mari kita makan bersama."     

———     

Di sisi lain...     

"Sicheng, kamu sedang menelepon siapa?" tanya Xu Zipei yang berjalan ke arahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.