Kisah Istri Bayaran

Berapa Tarif Untuk Semalam? (1)



Berapa Tarif Untuk Semalam? (1)

0Di depan sofa, ada empat atau lima wanita cantik bertubuh sempurna yang kini tampak malu-malu memandang Leng Sicheng yang duduk dan minum sendirian. Mereka sudah mendengar bahwa Leng Sicheng selalu memperlakukan wanitanya sendiri dengan murah hati. Selama Leng Sicheng senang, ia tidak akan kurang-kurang memberikan uang, status, dan reputasi bagi wanitanya.     
0

Dengar-dengar, ada salah satu mantan pasangan Leng Sicheng yang keluar dari STAR. Meskipun pada akhirnya ia tidak melanggar kutukan 'pergantian tiga bulan sekali', ia mengandalkan Leng Sicheng untuk memulai jalan sebagai MC (pembawa acara). Mantan Leng Sicheng menjadi sangat populer dan kini memiliki karir yang lancar.     

Namun, mereka turut mendengar bahwa meskipun Leng Sicheng memperlakukan wanitanya sendiri dengan sangat baik, ia bahkan terlalu malas untuk melihat wanita lain. Suatu hari, ada seorang putri STAR yang ingin merayunya. Sementara ia mabuk, wanita itu menanggalkan pakaiannya dan masuk ke ruang pribadinya. Akibatnya, ia mengabaikan wanita itu dan malah segera memanggil penjaga untuk masuk. Ia mendepak wanita itu, meski wanita itu masih telanjang. Sejak saat itu, tidak ada yang pernah melihat wanita itu lagi.     

Senyuman Leng Sicheng seperti candu. Ia menawarkan kesempatan sekaligus memberikan racun. Ketika ia mengangkat matanya, ia melihat seorang wanita beralis bengkok seperti bulan sabit yang tersenyum. Dengan santai, ia menunjuk sembarangan ke arah wanita itu dengan tangannya dan memanggil, "Kamu yang di sana."     

Wanita itu terkejut, namun ia tampak bahagia. Ia datang dengan ekspresi malu-malu, lalu duduk di sebelah Leng Sicheng dan menyapa, "Tuan Leng." Wanita itu berpinggang ramping dan suaranya begitu lembut, seperti permen kapas yang manis dan lengket hingga rasanya bisa meneteskan air.     

Mo Dongyang berseru, "Leng Sicheng, kamu kurang peka memperhatikan! Sekali memilih, langsung memilih yang paling manis! Mengapa kamu tidak membawa Nona Chen hari ini? Takut melihatnya cemburu?"     

Mata Leng Sicheng menyipit, lalu ia mengangkat kepalanya dan meminum segelas wiski. Pagi hari tadi, ia hendak menghadiri suatu acara dengan Chen Wenjie. Namun, karena waktu bersiap sangat sedikit, ia membiarkan Chen Wenjie datang ke apartemennya pukul 6:30 pagi. Tanpa diduga, Chen Wenjie berani menerima telepon dari ponsel pribadinya di apartemennya sendiri. Apalagi, waktu itu Gu Qingqing yang menelepon.     

Leng Sicheng sangat marah! Ia segera memanggil orang untuk menyeret Chen Wenjie keluar dari apartemennya. Kemudian, semua agenda kerja Chen Wenjie dicabut dan semua rencana kegiatannya ditangguhkan. Setelah itu, saat Leng Sicheng menelepon Gu Qingqing balik, telepon wanita itu sedang dalam nada sibuk.     

Leng Sicheng memerintahkan Sekretaris Cheng untuk mencari tahu. Benar saja, keluarga Gu Qingqing kembali tersandung masalah. Kakaknya melukai orang sampai masuk rumah sakit dan keluarga korban berteriak-teriak ingin memanggil polisi. Senyuman pun muncul di sisi bibir Leng Sicheng. Ia tahu bahwa jika bukan karena masalah keluarganya, Gu Qingqing tidak akan pernah meneleponnya dan tidak akan pernah datang mencarinya.     

Segelas es wiski masuk ke perut Leng Sicheng. Bongkahan es membuat tulangnya terasa dingin. Namun, wiski itu menyelinap di sepanjang kerongkongannya seperti bara api. Bak sebuah gurun, seluruh hati Leng Sicheng seketika terbakar.     

Di sebelah Leng Sicheng, wanita beralis bengkok itu melihat Leng Sicheng meminum habis wiski di gelas. Ia pun menuangkan segelas penuh anggur untuknya. "Tuan Leng, minumlah."     

Melihat sisi wajah Leng Sicheng dari jarak yang begitu dekat, dengan mata tajam yang dingin dan aura temperamen yang memancar dari seluruh tubuh, membuat mata wanita itu tanpa sadar sedikit terobsesi. Ini adalah Leng Sicheng! Presiden Grup Lengshi dan Presiden Huang Ting Entertainment! Jika aku bisa mendapatkan bantuannya, bahkan jika itu hanya perasaan sementara, itu akan cukup menguntungkan untukku seumur hidup! pikirnya.     

Wanita itu tersenyum menawan, lalu semakin mendekatkan tubuhnya. Tepat ketika jarinya hendak menyentuh tubuh Leng Sicheng, Sekretaris Cheng membuka pintu dan berbisik dengan suara yang hanya bisa didengar oleh Leng Sicheng. "Sepertinya saya melihat Nyonya di luar…"     

———     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.