Kisah Istri Bayaran

Bukannya Kamu Menginginkan Uang? (3)



Bukannya Kamu Menginginkan Uang? (3)

0"Leng Sicheng, berhenti! Kamu mau ke mana?"     
0

Setelah kengerian itu, sedikit kebencian menghantam hati Gu Qingqing lagi!     

Gu Qingqing tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Selama ini, Gu Qingqing tidak pernah keberatan saat Leng Sicheng keluar mencari wanita lain. Saat Gu Qingqing menginginkan uang, ia juga tidak merepotkan Leng Sicheng dan memilih untuk mencari Li Youyou. Munculnya Tuan Du adalah sebuah kecelakaan. Lagipula, Gu Qingqing tidak mungkin benar-benar bertingkah sesuai perkataan Li Youyou dan pergi mencari pria untuk menemaninya.     

Apa yang membuat Leng Sicheng marah? Aku tidak menanyakannya soal uang. Aku juga tidak merepotkannya. Apa ada yang salah? tanya Gu Qingqing dalam hati,     

Leng Sicheng pergi ke klub malam untuk mencari wanita dan ia tidak kehilangan muka. Namun, saat Gu Qingqing meminjam uang pada Li Youyou, tindakan Gu Qingqing begitu mempermalukan Leng Sicheng? Bisa dibilang Tuan Du salah paham soal siapa Gu Qingqing sebenarnya. Tapi, apakah Tuan Du masih berteman dengan Leng Sicheng? Jika Leng Sicheng bekerja sama dengan teman seperti itu dan orang itu telah salah paham soal siapa dirinya, seharusnya Gu Qingqing yang marah. Mengapa justru Leng Sicheng yang marah padanya?     

Di masa lalu, Gu Qingqing merendahkan diri di hadapan Leng Sicheng. Selain karena sifat temperamental Leng Sicheng dan karena Gu Qingqing menyukai pria itu, ada juga alasan obyektif lain. Di satu sisi, Gu Qingqing merasakan inferioritas karena kesenjangan latar belakang kedua keluarga mereka. Sedangkan di sisi lain, Gu Qingqing tidak bisa mandiri secara finansial dan perlu mengandalkan 'bantuan'. Karena bantuannya, Gu Qingqing tidak bisa untuk tidak menaati Leng Sicheng.     

Namun, kali ini Gu Qingqing tidak meminta uang kepada Leng Sicheng. Gu Qingqing juga tidak memohon padanya. Saat Gu Qingqing memergoki Leng Sicheng bermain dengan wanita lain di klub malam, Gu Qingqing juga tidak mempermasalahkannya.     

Dengan alasan apa Leng Sicheng marah? Ia… masih marah padaku? batin Gu Qingqing. Meskipun ia berpikir begitu dalam hatinya, ia masih tidak bisa mengatakan sepatah kata pun saat melihat wajah penuh amarah Leng Sicheng di sampingnya.     

Leng Sicheng mengemudikan mobil sambil mengebut sepanjang jalan. Mobil melaju dengan gila ke depan lalu lintas. Barisan bangunan di kedua sisi jalan berlalu dengan cepat dan semakin cepat. Gu Qingqing pun tidak lagi memiliki sedikit keinginan untuk protes apalagi kemarahan di hatinya. Hanya ketakutan yang tersisa dalam dirinya.     

"Leng Sicheng, ke mana kamu akan membawaku? Bicaralah!" seru Gu Qingqing. Melihat jalanan yang terlihat seperti jalan menuju rumah, ia menoleh dan bertanya, "Leng Sicheng, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau. Apa yang ingin kamu lakukan setelah pulang ke rumah, aku akan berjanji padamu!"     

Mendengar kata-kata pulang ke rumah, Leng Sicheng tiba-tiba membelokkan mobil di tempat! Mobil langsung melesat dan berubah arah. Ia secara paksa mengubah rute perjalanan setelah hampir sampai di rumah. Kemudian, ia semakin mempercepat laju mobil sepanjang jalan dan bergegas menuju tempat yang lebih asing dan terpelosok.     

Kali ini, Gu Qingqing benar-benar takut dan nyalinya menciut. Melihat bahwa kecepatan mobil telah melewati 200 km per jam, bahkan terus melonjak ke atas, jantung Gu Qingqing nyaris melompat keluar dari tenggorokannya. Gu Qingqing tidak tahu apa lagi yang bisa ia lakukan selain mengencangkan sabuk pengaman dan meraih pegangan mobil dengan kedua tangannya.     

Untungnya, hari sudah larut malam sehingga tidak banyak kendaraan di dekat pinggiran barat Yancheng. Leng Sicheng masih mengemudikan mobil dengan gila hingga terus melaju dengan kencang. Akhirnya, mereka sampai area di sekitar Sungai Yan. Setelah ia mengerem mendadak, mobil berhenti di depan sebuah halaman yang tenang di tepi Sungai Yan. Tempat ini adalah titik awal untuk melihat Sungai Yan. Di sebelahnya, terdapat sebuah taman kecil. Biasanya, banyak orang yang datang ke sini untuk berjalan-jalan dan banyak pula pasangan yang datang untuk berkencan.     

Namun, karena sekarang sudah tengah malam, tidak ada seorangpun di sekitar sehingga tempat ini sangat sunyi, seperti pulau terpencil. Begitu mobil berhenti, Gu Qingqing segera membuka pintu mobil dan keluar dengan terhuyung-huyung. Laju cepat mobil itu membuat perutnya jadi terasa tidak enak. Tepat saat Gu Qingqing menengadah setelah selesai mengeluarkan isi perutnya, sebuah tangan besar tiba-tiba mendorongnya hingga ia menabrak pintu mobil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.