Kisah Istri Bayaran

Tamu Tak Diundang (4)



Tamu Tak Diundang (4)

0Gu Qingqing sontak terkejut, Mengapa Leng Sicheng datang? Dia tidak memberikan pemberitahuan sama sekali sebelumnya!     
0

Untungnya, setelah Gu Qingqing mengirimkan desain iklan baru Grup Leng sore ini, Lin Zhouyi sudah mengizinkannya untuk pulang kerja pada pukul 4. Jika ia pulang sesuai jadwal biasa dan terjebak macet di perjalanan, mungkin ia sudah tidak perlu Xu Zijin untuk melaporkan rahasianya. Leng Sicheng dan ibunya dapat membuatnya mengundurkan diri hanya dalam hitungan menit.     

"Kamu sudah kembali," Gu Qingqing mengangkat kepalanya dan melirik Leng Sicheng.     

"Hm," jawab Leng Sicheng pelan dan singkat dengan mata yang dingin. Ia juga tidak berganti pakaian. Ia hanya berdiri di sana, melirik Gu Qingqing, dan berkata, "Berkemaslah dulu. Kita akan kembali ke rumah tua."     

"Rumah tua? Bukankah ulang tahun Ibu masih besok?" tanya Gu Qingqing dengan agak bingung.     

Gu Qingqing tahu bahwa besok adalah hari ulang tahun Luo Qingxue, bukan seumur hidup, jadi ia tidak mempersiapkan sesuatu yang besar. Biasanya mereka akan kembali ke rumah tua pada hari ulang tahun seperti ini. Mereka hanya akan duduk bersama dan makan bersama beberapa anggota keluarga. Mereka bisa pergi besok. Mengapa Leng Sicheng datang mencarinya sekarang?     

Leng Sicheng mengerutkan kening dan terlihat sedikit tidak sabar, "Hm, ada orang yang datang. Ibu tidak ingin repot-repot menghadapinya."     

Luo Qingxue selalu tidak mau repot-repot memedulikan hal-hal seperti menyambut dan mengirimkan orang. Karenanya, ia memanggil Leng Sicheng untuk kembali. Jika Leng Sicheng kembali, ia pasti juga harus membawa Gu Qingqing. Tidak mungkin ia datang dan menyapa para kerabat perempuan itu sendirian, bukan?     

Gu Qingqing mengangguk. Namun, ia tidak bergerak untuk waktu yang lama. Leng Sicheng yang berdiri di samping sedikit mengernyit dan bertanya, "Mengapa masih tidak bergerak?"     

Gu Qingqing mengangkat kepala dan melirik Leng Sicheng. Kemudian, ia menundukkan kepalanya untuk melihat ujung kakinya dan menjawab dengan suara pelan, "Kamu keluar dulu. Aku mau berganti pakaian."     

Gu Qingqing pasti teringat bahwa saat ia tidak sengaja berganti pakaian terakhir kali, tanpa diduga ia akhirnya berciuman dengan Leng Sicheng. Leng Sicheng juga menyadarinya. Awalnya tatapan mata Leng Sicheng masih terlihat sedikit tidak sabar. Sekarang, melintas sebuah rasa cemooh. Ia melihat Gu Qingqing dari atas ke bawah beberapa kali dan menyindir, "Oh, ganti pakaian ya?"     

Leng Sicheng menarik suaranya panjang-panjang saat mengucapkan kata terakhir 'Ya'. Entah mengapa, itu terdengar provokatif dan begitu menggoda bagi Gu Qingqing tanpa alasan.     

"Kamu keluar!" kata Gu Qingqing dengan wajah memerah. Ia merasa bahwa jika Leng Sicheng tidak keluar, ia juga tidak akan mau mengganti pakaiannya.     

Leng Sicheng membuka lima jarinya untuk menunjukkan angka lima dan berkata dengan suara dingin, "Jika kamu tidak selesai memilih pakain dalam lima menit, aku akan membantumu memilihnya."     

Jika bukan karena suara Leng Sicheng yang terlalu dingin dan ekspresinya yang tenang, Gu Qingqing pasti mengira Leng Sicheng sedang mengganggunya. Gu Qingqing ketakutan dan segera mengangguk, "Aku tahu. Kamu keluar!"     

Sebelum Leng Sicheng keluar, ia masih menoleh kembali dan melirik Gu Qingqing. Meskipun tatapannya tenang, ia melirik bagian atas tubuh Gu Qingqing yang menonjol dengan tenang. Tatapannya turun ke pinggang Gu Qingqing yang ramping, kakinya yang ramping, dan akhirnya kembali lagi ke bibir lembutnya yang merah. Suaranya juga seperti irama naik turunnya opera, "Aku akan menunggumu di bawah."     

Wajah Gu Qingqing memerah saat melihat Leng Sicheng menarik kembali pandangannya dan melangkahkan kaki panjangnya keluar. Ia cepat-cepat menutup pintu, buru-buru mencari pakaian, dan mengganti pakaiannya.     

Ketika Gu Qingqing turun ke lantai bawah, Leng Sicheng sedang duduk di sofa ruang tamu sambil menyilangkan kaki. Leng Sicheng melihat Gu Qingqing turun ke bawah, lalu menggerakkan pergelangan kakinya yang terangkat untuk menunjuk ke arah tumpukan obat Tiongkok yang dikirimkan ibu Gu Qingqing dengan ujung kakinya. "Apakah penyakitmu masih belum sembuh?" tanya Leng Sicheng.     

Gu Qingqing menggelengkan kepala dan menjawab, "Bukan, ini adalah obat yang dikirimkan oleh ibuku ketika datang tadi."     

Leng Sicheng mengangguk dengan dingin dan tidak memberikan komentar apa pun. Kemudian, mereka berdua keluar dari vila. Sebelum mereka masuk ke dalam mobil, ketika hanya ada mereka berdua, Leng Sicheng tiba-tiba mendekati Gu Qingqing dan bertanya dengan suara pelan, "Itu obat tonik untuk kesehatan tubuh. Apa kamu ingin kita mempunyai anak?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.