Kisah Istri Bayaran

Jaga Jarak (4)



Jaga Jarak (4)

0Tangan Gu Qingqing yang menopang di meja samping tempat tidur terasa sedikit kesakitan. Ia mengangkat tangannya dan melihat, tampaknya ada duri yang menusuk dan tersangkut ke dalam dagingnya. Meskipun durinya kecil, tetap saja rasanya sakit jika tersangkut di jari.     
0

Gu Qingqing berdiri dan menyalakan lampu, lalu mengenakan piyama. Tidak ada jarum di ruangan itu, jadi ia hanya bisa perlahan memeras duri itu keluar hingga jari-jari putihnya menjadi merah. Duri ini cukup tebal, setebal tusuk gigi. Ketika salah satu jari dari sepuluh jari kesakitan, tidak mungkin tidak terasa sakit. Namun, tidak peduli betapa sakitnya duti itu, sakitnya tidak sebanding dengan rasa sakit di dalam hati Gu Qingqing.     

Ketika Leng Sicheng keluar dari kamar mandi, Gu Qingqing yang berada di luar sudah berbaring. Hanya lampu malam kecil yang menyalakan. Gu Qingqing menyusut di sudut tempat tidur sambil memiringkan seluruh tubuhnya dan hanya menempati seperlima dari seluruh tempat tidur besar. Selain itu, ia bahkan hanya menggunakan sepersepuluh dari selimut yang menutupi tubuhnya.     

Sepertinya jika rumah ini tidak hanya mempersiapkan satu selimut, tetap saja hanya ada satu tempat tidur di kamar ini. Leng Sicheng hanya takut Gu Qingqing pasti tidak akan tidur dengannya. Kemudian, Leng Sicheng menurunkan matanya dan melihat sebuah piyama bersih di tepi tempat tidurnya. Tanpa perlu melihat, ia juga tahu bahwa itu baru saja disiapkan oleh Gu Qingqing.     

Gu Qingqing selalu seperti ini. Ia tetap akan tinggal di manapun Leng Sicheng memintanya tinggal. Tidak peduli seberapa banyak wanita yang Leng Sicheng temui di luar sana, tidak peduli seberapa buruk perkataan Leng Sicheng pada Gu Qingqing ketika ia pulang ke rumah, Gu Qingqing tetap menunjukkan sikap yang begitu tenang.     

Gu Qingqing selalu menurunkan keberadaannya ke tingkat yang sangat rendah. Ia bukannya takut pada Leng Sicheng, melainkan hanya tidak ingin berkomunikasi dengan Leng Sicheng. Selama tiga tahun, satu-satunya reaksi Gu Qingqing terhadap Leng Sicheng adalah ketika pria itu mengatakan ia ingin memiliki anak. Meskipun Gu Qingqing patuh dan memejamkan mata, keningnya yang berkerut tetap tidak bisa menyembunyikannya.     

Bagaimanapun, istrinya ini adalah wanita yang luar biasa di permukaan. Leng Sicheng memiliki begitu banyak gosip skandal di luar, tapi ia tetap tidak pernah melihat Gu Qingqing marah padanya. Ketika mereka kembali ke rumah tua Leng, Gu Qingqing juga membuat orang tuanya bahagia. Bahkan, meskipun mereka bertengkar, Gu Qingqing tetap menyiapkan piyama untuk Leng Sicheng. Namun, 'wanita luar biasa' seperti Gu Qingqing ini malah menusuk matanya berkali-kali!     

Leng Sicheng menyapu set piyama yang disiapkan Gu Qingqing dengan tangannya hingga pakaian itu terjatuh ke lantai. Kemudian, ia berbalik dan membuka lemari untuk mengambil satu set piyama sendiri dan memakainya. Setelah itu, Leng Sicheng membuka selimut dengan kuat dan segera tidur di tengah tempat tidur hingga mengambil empat per lima dari selimut.     

Tubuh Gu Qingqing terasa dingin. Meskipun sekarang bukan musim dingin, seluruh tubuhnya menjadi dingin karena selimut itu telah meninggalkan tubuhnya. Namun, ia juga tidak berani mengangkat selimut. Gu Qingqing bahkan tidak berani tidur ke bagian tempat tidur yang lebih dalam karena takut akan membangunkan Leng Sicheng.     

Gu Qingqing menyusut di tepi tempat tidur. Rompinya masih berada di dalam selimut dan hanya punggungnya yang bisa merasakan kehangatan selimut. Setelah beberapa saat, ketika napas Leng Sicheng sudah stabil dan sepertinya sudah tertidur, barulah Gu Qingqing turun dari tempat tidur dengan lembut dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.     

Gu Qingqing menutup pintu kamar mandi dengan rapat. Bukan karena ia takut Leng Sicheng masuk dan mengakibatkan suasana canggung. Hanya saja, ia tidak ingin membangunkan Leng Sicheng dan membuatnya kesal. Bahkan, Gu Qingqing juga harus menyalakan pengering rambut dengan tingkat kekuatan paling kecil.     

Ketika semuanya selesai, Gu Qingqing membuka pintu kamar mandi. Suasana ruangan itu begitu sunyi. Sementara, Leng Sicheng masih berbaring dengan damai. Satu-satunya perubahan adalah Leng Sicheng yang awalnya tidur di tengah kini bergeser sedikit ke bagian kiri. Selimut yang awalnya dipakai sampai empat per lima juga sekarang hanya dipakai sepertiga.     

Gu Qingqing dengan cepat naik ke tempat tidur dari sisi lain. Ia diam-diam membuka sudut selimut, berbaring di balik selimut, dan mematikan lampu. Suasana di dalam ruangan kembali menjadi gelap dan tenang.     

Setelah waktu yang lama, Leng Sicheng membuka matanya sedikit dan menghela napas panjang. Tiba-tiba, sebuah lengan terulur dan memeluk tubuhnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.