Kisah Istri Bayaran

Hati yang Melayang Jauh (7)



Hati yang Melayang Jauh (7)

0Seluruh tubuh Gu Qingqing terjatuh ke arah tubuh Leng Sicheng tanpa persiapan dan wajahnya terbenam dalam pelukan Leng Sicheng. Bahkan, giginya juga mengetok kancing kemeja Leng Sicheng. Leng Sicheng tidak pernah menggunakan parfum di tubuhnya sehingga hanya tercium aroma bunga plum yang samar saat mengeringkan pakaiannya.     
0

Ketika Gu Qingqing mendongak, ia langsung dapat melihat mata dingin Leng Sicheng yang muncul di atas kepalanya. Alisnya masih sedikit mengernyit dan matanya tampak tidak sabar. Leng Sicheng melihat Gu Qingqing dan bertanya dengan dingin, "Kamu juga ingin tidur sebentar?"     

"Aku tidak…"     

Sebelum Gu Qingqing sempat menyelesaikan jawabannya, Leng Sicheng memeluk Gu Qingqing dengan lengannya. Kemudian, ia berbalik untuk membalik tubuh Gu Qingqing. Gu Qingqing sontak tercengang karena tubuhnya dibalik oleh Leng Sicheng. Gu Qingqing yang awalnya berbaring di atas tubuh Leng Sicheng sekarang ditindih oleh separuh tubuh Leng Sicheng.     

"Jangan bergerak!"     

Leng Sicheng bergerak sedikit hingga tidur setengah berbalik ke samping dan memeluk Gu Qingqing. Suaranya terdengar berbahaya, bahkan memberikan kesan yang tidak bisa dijelaskan dan tidak bisa dimengerti oleh Gu Qingqing. Mungkin Leng Sicheng sedang marah kepada dirinya.     

"Jika kamu mau tidur, jangan ganggu aku! Aku sangat sibuk kerjaku hari ini," kata Leng Sicheng sambil mengerutkan kening dan bahkan tidak membuka matanya.     

Tampaknya Leng Sicheng tidak senang karena tidurnya terganggu oleh Gu Qingqing. Tetapi, ia terus memeluk Gu Qingqing dan pelukannya malah menjadi semakin erat. Seolah-olah jika Gu Qingqing bergerak lagi, ia akan membangunkan Leng Sicheng.     

Gu Qingqing dipeluk oleh Leng Sicheng dan tidak berani bergerak. Ia hanya berani mengangkat kepalanya sedikit dan dari sudut pandangnya, ia bisa melihat lapisan janggut hijau muda di dagu Leng Sicheng yang sedikit terangkat. Bergerak ke atas lagi, Gu Qingqing melihat bibir tipis yang tertutup erat dan tulang hidung indah bagaikan harta karun berharga yang diukir dengan cermat oleh seniman. Ke atas lagi, sepasang mata Leng Sicheng tertutup dan bulu matanya yang panjang sedikit turun hingga menutupi suasana hatinya yang berlebihan di matanya.     

Mereka berdua berpelukan erat. Gu Qingqing dapat merasakan detakkan jantung Leng Sicheng yang kuat. Gu Qingqing jarang mempunyai kesempatan untuk melihat Leng Sicheng dari jarak yang begitu dekat… dan bukan saat keduanya berhubungan. Aroma tubuh Leng Sicheng melayang di udara dan begitu kuat hingga Gu Qingqing juga merasa sedikit terpesona.     

Pantas ada begitu banyak wanita yang terpesona oleh Leng Sicheng dan tetap berusaha sebaik mungkin untuk mendekatinya meskipun mereka tahu bahwa Leng Sicheng telah menikah juga. Bahkan, jika Leng Sicheng tidak punya uang, wajah tampan ini juga dapat menarik perhatian banyak wanita.     

Sebenarnya, bukankah Gu Qingqing juga seperti itu? Ia tidak pernah berpikir bahwa dirinya bisa menjadi istri Leng Sicheng. Apalagi, bisa berpelukan begitu dekat dengan pria itu di luar terjadinya hubungan.     

Ketika Gu Qingqing sedang memikirkan tentang itu, Leng Sicheng tiba-tiba membuka matanya. Gu Qingqing sedang melihatnya dan Leng Sicheng juga sedang melihatnya. Jarak mereka berdua begitu dekat. Bahkan, Gu Qingqing juga hampir berhenti bernapas.     

Gu Qingqing tidak berani bernapas, begitu pula dengan Leng Sicheng. Leng Sicheng tidak mengira bahwa begitu ia membuka matanya, ia akan melihat mata Gu Qingqing yang menunjukkan sedikit perasaan terpesona dan kepanikan.     

Mungkin rasa terpesona ini bukan cinta. Paling bagus, ini hanyalah sedikit perasaan yang baik. Tetapi, ini juga menunjukkan bahwa akhirnya Gu Qingqing menunjukkan sedikit perubahan sikap terhadap Leng Sicheng?     

Mereka berdua memandang satu sama lain beberapa kali. Gu Qingqing merasa tertangkap basah dan ingin segera bangun. "Kamu sudah bangun? Istirahatlah dengan baik. Masih ada waktu 2 jam."     

Begitu Gu Qingqing bergerak, Leng Sicheng menggunakan tenaga lengannya untuk memeluk Gu Qingqing dengan lebih erat. Gu Qingqing pun terjatuh kembali ke tempat tidur. Kali ini, mereka berdua saling menempel dada satu sama lain. Kaki mereka juga berdekatan dengan satu sama lain. Tubuh keduanya juga bersandar lebih dekat.     

Leng Sicheng berkata dari atas kepala Gu Qingqing, "Jangan bergerak!"     

Apanya yang jangan bergerak? Gu Qingqing tercengang. Tiba-tiba ia merasa bahwa tampaknya perlahan-lahan ada sesuatu yang menonjol di bawah celana panjang Leng Sicheng dan sedang mendirikan tenda kecil dengan kecepatan tinggi...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.