Kisah Istri Bayaran

Kedua Kota (10)



Kedua Kota (10)

0Fakta membuktikan bahwa seorang pria yang sudah lapar selama setengah bulan akan menjadi seperti serigala. Apalagi, Leng Sicheng menyadari sedikit perubahan hati Gu Qingqing terhadapnya. Pria yang telah kelaparan selama setengah bulan itu benar-benar seperti raja serigala di antara serigala liar.     
0

Menggigit, menggerogoti, menyerang, dan mencekik... Leng Sicheng benar-benar menganggap Gu Qingqing sebagai mangsa di mulut serigala. Leng Sicheng sangat ingin menyerangnya dengan kejam hingga membelah tulang-tulangnya dan akhirnya menelannya bulat-bulat.     

Leng Sicheng masih terus menekan tubuh Gu Qingqing ke pintu. Pria itu menabraknya dengan kuat, seperti ombak menghantam bebatuan. Awalnya, Gu Qingqing masih khawatir pembantu di luar akan mendengar pintu yang terus mengeluarkan suara. Tetapi, setelah melakukannya, Gu Qingqing benar-benar menjadi berantakan dan linglung. Kakinya menjadi lemah, begitu juga dengan pinggangnya. Seluruh tubuhnya seperti koala yang menggantung pada tubuh Leng Sicheng. Ia hanya bisa meminta Leng Sicheng untuk melakukannya dengan lebih pelan dan lebih lembut.     

Ketika Leng Sicheng selesai melakukannya, jantung Gu Qingqing yang berdebar kencang di rongga dadanya tidak kunjung mereda untuk waktu yang lama. Leng Sicheng sedikit melepaskan tubuh Gu Qingqing sedikit, tetapi kaki Gu Qingqing masih lemas dan seluruh punggungnya bersandar di dinding. Tubuh Gu Qingqing pun tergelincir turun dari dinding seperti ini. Saat Gu Qingqing hampir menyentuh lantai, Leng Sicheng mengulurkan lengannya dan menangkapnya. Wajah tampannya tetap dingin, namun ada sedikit sentuhan kemerahan di wajahnya setelah kepuasan.     

Suasana ruangan menjadi sunyi. Hanya terdengar suara napas yang berderu dan detak jantung dari kedua orang itu. Setelah waktu yang lama, Leng Sicheng akhirnya menenangkan napasnya dan baru memeluk pinggang Gu Qingqing. Kemudian, ia berkata dengan suara dingin, "Sana, mandi."     

Leng Sicheng sekarang baru ingat bahwa dirinya bahkan masih belum mandi dan langsung menarik Gu Qingqing untuk bersenang-senang.     

Gu Qingqing mengangguk, berdiri, dan mendorong Leng Sicheng. Namun, saat ia baru berjalan dua langkah, kakinya agak gemetar. Leng Sicheng yang berdiri di belakangnya melihat Gu Qingqing tampaknya akan segera jatuh setelah berjalan dua langkah. Leng Sicheng pun melangkah maju lagi dan menarik lengan Gu Qingqing.     

Gu Qingqing sontak terkejut, tetapi ekspresi Leng Sicheng tidak berubah. Bulu matanya yang panjang menyembunyikan emosi matanya. Leng Sicheng menundukkan kepalanya sedikit, mengangkat Gu Qingqing, dan berkata, "Jika kamu berjalan seperti itu, kapan baru bisa berjalan ke kamar mandi?"     

Gu Qingqing yang digendong oleh Leng Sicheng pun mengangkat kepalanya. Ia melihat ekspresi Leng Sicheng masih tetap tenang dan tampaknya tidak ada terlalu banyak emosi di matanya. Seolah-olah orang yang bertindak dengan kejam tadi bukanlah pria ini.     

Begitu mereka sampai di kamar mandi, Leng Sicheng meletakkan Gu Qingqing di dalam bak mandi. Kemudian, ia berbalik dan membuka keran air. Mungkin karena berada di bak mandi memberikan kesan yang tidak begitu baik, Gu Qingqing agak tidak menginginkannya. Bahkan, Gu Qingqing refleks sedikit mundur ke belakang hingga rompinya menempel di tepi bak mandi saat melihat Leng Sicheng melangkah masuk.     

Gu Qingqing mengubah nada suaranya dan berkata, "Kamu pasti lelah setelah pulang dari bekerja keras. Aku akan membantumu menyeka punggungmu."     

Leng Sicheng mengangkat matanya sedikit dan melihat Gu Qingqing yang tampak terus mundur. Dari mana ia tidak bisa menebak bahwa Gu Qingqing ingin pergi? Leng Sicheng sendiri tahu di dalam hatinya bahwa hubungan mereka memang sedikit membaik dan Gu Qingqing juga mulai mempedulikannya. Tetapi, kepedulian itu tetap bukanlah cinta.     

Mata Leng Sicheng langsung menjadi dingin dan ia berkata, "Tidak perlu. Aku akan mandi sendiri."     

Leng Sicheng memunggungi Gu Qingqing karena takut jika ia melihat wanita itu lagi, dirinya tidak akan bisa menahan diri untuk tidak menerkamnya. Di satu sisi, Leng Sicheng duduk di pesawat untuk waktu yang lama sehingga ia benar-benar sangat lelah dan harus pergi lagi besok pagi. Sekarang status stamina fisiknya sudah melewati batas. Di sisi lain, Leng Sicheng bisa melihat sikap Gu Qingqing yang menghindarinya. Bahkan, meskipun Leng Sicheng berusaha keras meyakinkan dirinya bahwa Gu Qingqing telah berubah, Gu Qingqing yang bergerak mundur masih membuat Leng Sicheng merasa sangat tidak nyaman.     

Keduanya mandi di bak mandi tanpa suara. Mereka berdua saling membelakangi, saling memunggungi, dan tidak ada yang mendekat. Bahkan, ada jarak satu lengan di antara mereka. Tidak ada pemandangan yang menawan sama sekali. Hanya terdengar suara gemericik air.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.