Kisah Istri Bayaran

Kecelakaan (6)



Kecelakaan (6)

0Gu Qingqing tidak berani menelepon nomor pribadi Leng Sicheng, sehingga ia pun menelepon apartemennya. Namun, setelah menelepon sepanjang hari, tak ada yang kunjung mengangkat. Setelah beberapa kali menelepon lagi, baru akhirnya ada yang mengangkat. Gu Qingqing mendadak sangat gugup dan ia tidak tahu bagaimana caranya memulai percakapan. Ia berpikir untuk waktu yang lama dan saat ia baru saja hendak bicara, suara dari telepon itu membuatnya seketika membeku.     
0

"Halo?" Terdengar suara yang sedikit malas dan sedikit bingung. Suara yang menjawab telepon itu terdengar seperti orang yang baru bangun tidur. Suara wanita itu… adalah suara Chen Wenjie, pikir Gu Qingqing. "Anda siapa? Mengapa tidak bicara? Halo…"     

Gu Qingqing segera menutup telepon. Namun, setelah panggilan terputus, ia malah membenci dirinya sendiri. Ini bukan hari pertamanya mengetahui soal hubungan Leng Sicheng dan Chen Wenjie. Mengapa aku tidak bisa menahan diri? batinnya.     

Zhang Ailing berkata dalam 'Love in a Fallen City' bahwa pernikahan adalah adaptasi jangka panjang. Namun, Gu Qingqing kemarin menghabiskan hari bersama Leng Sicheng bukan karena uang. Bukan karena biaya hidup sebulan sekali, atau karena Leng Sicheng membantu kakak Gu Qingqing menyelesaikan masalah.     

Bukankah hanya Chen Wenjie yang menjawab teleponnya? Ada hubungan apa denganku? Gu Qingqing tetap saja bertanya-tanya. Meskipun berpikir begitu, ia tetap tidak bisa menelepon nomor pribadi Leng Sicheng bagaimanapun juga.     

Di siang harinya, ibu Gu Qingqing kembali menelepon dan menyampaikan kabar, "Qingqing, pihak sana mengatakan bahwa mereka mau melihat uang itu sebelum besok malam. Jika tidak, mereka akan memanggil polisi untuk menangkap kakakmu! Kamu cepat bilang pada Menantu Leng. 200.000 RMB bukan apa-apa baginya."     

"Aku mengerti."     

Suasana hati Gu Qingqing mendadak semakin kacau. Ragu-ragu sebentar, ia kemudian menelepon Li Youyou. "Youyou."     

Li Youyou segera menjawab telepon itu. Namun, sambungan telepon terdengar agak berisik dan Gu Qingqing bisa mendengar teriakan sutradara. Tampaknya, Li Youyou sedang bekerja. "Qingqing, ada apa? Kami baru saja menyelesaikan adegan ini dan akan pergi ke studio untuk syuting berikutnya."     

Mendengar Li Youyou begitu sibuk, Gu Qingqing jadi merasa malu untuk melanjutkan. Ia hanya bisa mendukung Li Youyou. "Kapan kamu selesai?"     

"Hari ini kami selesai agak cepat. Harusnya, jam sepuluh malam ini sudah selesai. Ada apa? Terjadi sesuatu padamu?"     

"Tidak, tidak apa-apa. Aku..."     

Gu Qingqing jelas masih ragu-ragu karena meminjam uang bukanlah suatu hal baik yang bisa dibanggakan. Namun, Li Youyou berkata santai, "Aku akan selesai setelah jam sepuluh malam ini. Jika kamu punya waktu, mengapa kita tidak pergi STAR untuk minum? Kita juga sudah lama tak bertemu."     

"Baiklah. Kalau begitu, aku akan menunggu teleponmu."     

Setelah menutup telepon, Gu Qingqing menghela napas. Jika ia bisa meminjam uang, ia akan menunggu gajinya nanti dan pasti mengembalikan uang itu secepatnya. Namun, meskipun masalah uang sudah selesai, suasana hati Gu Qingqing masih terasa berat karena ia kembali terpikir soal telepon yang tadi dijawab Chen Wenjie.     

———     

Pukul 10 malam, Leng Sicheng sedang bersandar di sofa salah satu kamar mewah di STAR. Ia bersandar dengan nyaman sambil melipat kaki panjangnya. Jemari putihnya memegang segelas wiski bercampur es batu. Ia memutar gelas itu perlahan hingga menimbulkan suara gemeretak es batu.     

Di seberang Leng Sicheng, seorang pria paruh baya yang gemuk tersenyum cerah. "Tuan Leng datang. Biar saya habiskan dulu."     

Sisi bibir Leng Sicheng sedikit terangkat. Ia mengangkat anggur secara simbolis, tetapi tidak menyesapnya. Sementara, di sisi lain sofa, Mo Dongyang menyeringai. "Bos Du benar-benar memiliki reputasi! Tuan Sicheng kami baru-baru ini menemukan wanita cantik lagi hingga sama sekali tidak bermain bersama saya dan Shangen. Dia juga tidak terpikir untuk datang membicarakan bisnis dengan Anda kali ini. Dia rela melepaskan wanita cantik kecilnya untuk datang ke sini…"     

Di sebelah Mo Dongyang, Mu Shangen yang mengenakan kacamata berbingkai emas hanya mengangguk setuju.     

Bos Du terbahak-bahak. "Tuan Mo dan Tuan Mu memuji saya terlalu tinggi!" Ia mengedipkan mata pada beberapa wanita cantik di sebelahnya. "Tidak cepat pergi untuk melayani Tuan Leng kami?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.