Kisah Istri Bayaran

Bayaran untuk Semalam (2)



Bayaran untuk Semalam (2)

0Tindakan Leng Sicheng yang seperti ini justru membuat Gu Qingqing sedikit bingung, dibandingkan kebiasaannya yang langsung berhubungan intim dengan Gu Qingqing.     
0

Apakah dia mau menciumku? pikir Gu Qingqing. Namun, itu tidak mungkin. Ia sekarang masih dalam kondisi 'tidur'. Hanya karena Leng Sicheng hendak berangkat ke luar negeri, mana mungkin akan ia mencium Gu Qingqing sebelum ia 'bangun'? Apakah Leng Sicheng berniat memberikan ciuman perpisahan sebelum ia berangkat?     

Napas Leng Sicheng terasa semakin dekat dan semakin dekat. Aroma tubuhnya melayang di samping Gu Qingqing, seperti api yang telah dinyalakan dengan satu hembusan napas dan bisa menyalakan semua gerakannya kapan saja. Hembusan napasnya berhenti di bibir Gu Qingqing untuk waktu yang sangat lama. Namun, napas itu kemudian berangsur-angsur menjauh dan akhirnya benar-benar pergi meninggalkan Gu Qingqing.     

Gu Qingqing mendengarkan suara langkah kaki. Sepertinya, Leng Sicheng berjalan ke depan meja. Kemudian, terdengar suara pena beradu dengan kertas khas. Setelah menulis, Leng Sicheng berjalan kembali dan sepertinya meletakkan sesuatu di meja. Ia berhenti sejenak, lalu berjalan pergi dengan langkah-langkah melebar. Suara langkah kakinya semakin lama semakin menghilang.     

Leng Sicheng sudah pergi. Gu Qingqing menghela nafas lega, entah karena terlalu lelah atau karena terlalu gugup. Setelah menunggu Leng Sicheng pergi, kesadaran Gu Qingqing kembali terjatuh ke dalam jurang yang dalam lagi sampai, sekali lagi, suara panggilan telepon menariknya kembali dari mimpi buruknya yang dalam.     

"Halo..."     

"Syukurlah kamu masih belum mati," kata Li Youyou lalu menghela napas lega.     

"Aku baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir," kata Gu Qingqing.     

Saat Gu Qingqing berusaha untuk bangun, barulah ia sadar bahwa ia tidak sedang tidur di dalam mobil. Ia sudah kembali berada di rumah. Apakah kepergian Leng Sicheng barusan itu mimpi? Jika tidak, berarti Leng Sicheng membawaku pulang dari mobil tadi malam. Mungkin… ia tidur di sebelahku dari semalam sampai sekarang. Bahkan, sebelum pergi ia hampir menciumku dalam mimpiku? Ia pun jadi berpikir keras.     

Saat Sekretaris Cheng menelepon Leng Sicheng dan bertanya soal Chen Wenjie, suara Leng Sicheng terdengar sangat dingin. Ia menyebut nama Chen Wenjie seakan ia tidak mau memanjakan pasangan barunya itu. Tetapi, bukankah Leng Sicheng dan Chen Wenjie sudah bersama kurang dari dua minggu? Tidak mungkin Leng Sicheng begitu cepat berganti wanita. Belum lagi, Leng Sicheng begitu serius menyelesaikan urusan Tuan Du yang sudah menganggap Gu Qingqing seorang wanita mainan.     

"...Yang penting kamu baik-baik saja. Semalam, aku lihat mata Leng Sicheng tampak seperti ingin membunuh orang," kata Li Youyou. Ia menghela napas lega, berpikir sejenak, lalu bertanya, "Jadi, bagaimana dengan uang itu?"     

Iya! Uang! Gu Qingqing seketika teringat soal itu. Ia pun segera bangkit dari selimut. Sekarang langit mulai cerah dan saat ia melihat jam dinding, waktu menunjukkan pukul tujuh lebih. Pada pukul tujuh tepat tadi, Leng Sicheng sudah berada di atas pesawat dan sekarang dalam perjalanan.     

Semalam, Leng Sicheng berkata dengan dingin bahwa ia tidak memperbolehkan Gu Qingqing meminjam uang di luar. Leng Sicheng mungkin masih sama seperti yang dulu. Harusnya Gu Qingqing sudah memiliki persiapan.     

Gu Qingqing menggelengkan kepalanya. "Terima kasih, Youyou, tapi kali ini kurasa Leng Sicheng sudah membantuku membayar hutang."     

"Oh, tidak apa-apa. Jika kamu ada masalah, kamu bisa bilang padaku nanti," kata Li Youyou. Ia tidak memikirkannya lebih lanjut dan menutup telepon.     

Setelah panggilan ditutup, Gu Qingqing tampaknya kehilangan kekuatannya. Tepat setelah ia kembali jatuh ke tempat tidur, gantian ibunya yang menelepon dengan suara yang sangat cemas. "Qingqing, bagaimana dengan uangnya?" tanya Wu Aimei.     

Gu Qingqing sedikit bingung. "Bukannya dia telah memberikannya kepadamu?     

"Apakah kamu bercanda?" Suara Wu Aimei terdengar semakin khawatir dan cemas. "Pihak sana mengatakan bahwa jika mereka tidak melihat uang itu sebelum jam enam sore, mereka akan segera menghubungi polisi! Ibu menelepon Menantu Leng, tapi panggilan juga tidak tersambung! Kamu sudah memberitahunya belum? Ini mendesak!"     

Gu Qingqing tiba-tiba duduk dan memikirkan sesuatu. Ia kemudian menoleh dan menatap meja di samping tempat tidur. Di atas meja itu, terdapat sebuah cek. Di atasnya, Leng Sicheng menulis dengan elegan dan jelas.     

Bayaran untuk semalam, 10.000 RMB.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.