Kisah Istri Bayaran

Mandi Bersama (6)



Mandi Bersama (6)

0"Apa? Mandi bersama?" Gu Qingqing mengangkat kepala dan menatap Leng Sicheng dengan bingung.     
0

"Bukannya kamu tadi telah mendengar semuanya dari samping?" tanya Leng Sicheng sambil mengangkat dagu Gu Qingqing sedikit. Ia perlahan-lahan menarik lagi tangannya yang satunya lagi untuk memegang pinggang Gu Qingqing.     

Jika dilihat dari samping, sosok tinggi Leng Sicheng melilit Gu Qingqing dan wanita itu terperangkap dalam pelukannyaSicheng. Dagunya tepat di atas kepala Gu Qingqing sehingga mereka terlihat seperti pasangan suami istri yang intim. Hanya saja, mungkin karena Leng Sicheng baru saja kembali dari Inggris yang dingin dan lembab, suaranya juga membawa sedikit kelembaban.     

"Ketika ibuku menyuruhmu, bukannya kamu menurut dengan patuh? Bahkan, kamu tahu hari ini aku akan kembali dan masih sengaja menungguku di kamar sambil melepaskan pakaian? Mengapa? Apakah kamu khawatir aku akan kembali dari Inggris membawa dua wanita cantik berambut pirang untuk merebut posisimu?"     

Leng Sicheng tidak akan melakukan itu. Di titik ini, Gu Qingqing pasti percaya tentang itu. Semua wanita yang disukai Leng Sicheng memiliki kualifikasi yang sama, sesuai selesa pria itu. Pinggang ramping, kaki jenjang, dan rambut keriting yang panjang. Leng Sicheng tidak suka ras campuran ataupun orang asing. Alasannya juga sangat sederhana, yaitu karena Leng Sicheng sendiri adalah orang Tiongkok asli. Karenanya, ia lebih memilih wanita berkulit kuning dan bermata hitam.     

Gu Qingqing menundukkan kepala dan tidak berbicara. Setelah beberapa saat ia berusaha melepaskan diri dari pelukan Leng Sicheng, ia berkata, "Kamu lelah karena duduk pesawat untuk waktu yang lama. Aku akan mempersiapkan air untukmu."     

Leng Sicheng memperhatika Gu Qingqing yang berjalan ke kamar mandi dan ia merasa agak terkejut saat menatap ekspresi Gu Qingqing yang tiba-tiba berubah menjadi tenang. Menurut rencana awal, Leng Sicheng seharusnya bisa tinggal dua atau tiga hari lagi di Inggris. Namun, ia bekerja lebih keras untuk menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin dan mempersingkat jadwalnya. Leng Sicheng ingin kembali lebih awal.     

Begitu Leng Sicheng turun dari pesawat, ia menerima telepon dari ibunya dan ia sebenarnya sedikit terkejut. Karena beberapa hari ini terlalu sibuk, ia jadi tidak punya waktu untuk memperhatikan 'urusan pribadinya'. Jelas saja Leng Sicheng tidak tahu bahwa malam ini televisi menyiarkan berita tentangnya, terutama tentang berbagai gosip skandal. Jika Gu Qingqing bisa melihat berita itu, jelas orang tua Leng Sicheng juga bisa melihatnya.     

Leng Sicheng tidak pernah menghindari gosip skandal apapun sebelumnya. Lagi pula, Gu Qingqing tidak peduli dan juga tidak pernah bertanya tentang gosip-gosip itu. Namun, hari ini adalah pertama kali ibunya menelepon untuk menanyainya. Tanpa pikir panjang, Leng Sicheng langsung menduga bahwa Gu Qingqing yang melapor kepada ibunya.     

Belum lagi, ketika Leng Sicheng membuka pintu, ia langsung melihat Gu Qingqing yang nyaris telanjang dengan ekspresi seperti ingin 'menerima' tetapi berpura-pura menolak. Meskipun Leng Sicheng menduga bahwa Gu Qingqing sengaja melakukannya, ia masih sedikit terkejut.     

Apakah Gu Qingqing begini karena terakhir kali Leng Sicheng 'memberikan hukuman' yang terlalu keras dan keesokannya langsung pergi ke Inggris? Gu Qingqing takut dirinya akan benar-benar diceraikan? Atau, ia takut ibu dan temannya akan diancam oleh Leng Sicheng? Jadi, ia melakukan semua hal ini untuk menyenangkan Leng Sicheng?     

Meskipun Leng Sicheng tahu dalam hatinya bahwa Gu Qingqing kali ini mengatur semua ini karena dua alasan, itu berarti setidaknya Leng Sicheng masih sedikit bernilai dalam hati Gu Qingqing? Bahkan, jika nilai ini tidak ada hubungannya dengan perasaan….     

Leng Sicheng mulai perlahan melangkah maju. Ia menyaksikan Gu Qingqing yang berjongkok di lantai kamar mandi dan menyiapkan air untuknya. Ada suara percikan air di kamar mandi dan uap panas yang menguar. Sosok kecil Gu Qingqing disembunyikan kabut yang mengepul, seakan-akan orangnya juga agak berkabut.     

Setelah Gu Qingqing mempersiapkan air, ia masih merentangkan tangannya untuk menguji suhu air. Mungkin ia merasa airnya sudah tidak panas, barulah ia berdiri. Namun, begitu ia berbalik, ia melihat tubuh tinggi Leng Sicheng yang bersandar di pintu dan pria itu menatapnya malas.     

"Air mandi sudah siap. Berendamlah dengan nyaman. Aku akan keluar."     

Gu Qingqing sedikit menundukkan kepalanya. Saat ia baru saja berjalan sampai di depan pintu, Leng Sicheng langsung merentangkan kakinya yang panjang untuk menghalangi pintu. Leng Sicheng mengangkat alisnya dan bertanya dengan nada yang agak santai, "Mengapa kamu pergi? Bukannya sudah aku bilang, harus mandi bersama?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.