Kisah Istri Bayaran

Kejutan (2)



Kejutan (2)

0Ketika Leng Sicheng pergi bersama Mo Dongyang, ia benar-benar mendapat sebuah kejutan besar. Bahkan, kejutan itu hampir berubah menjadi ketakutan!     
0

Mo Dongyang membawa Leng Sicheng pergi ke sebuah klub bisnis kelas atas. Tempat ini berbeda dengan klub malam seperti STAR. Operasi utama tempat ini adalah golf, boling, tenis, serta spa dan sauna.     

Leng Sicheng dan Mo Dongyang pergi ke arena boling. Dua pasang sarung tangan profesional khusus untuk bermain boling telah dipersiapkan untuk mereka. Padahal, hari ini Leng Sicheng telah berkata, "Aku sakit dan tidak akan bermain bola"     

Mo Dongyang segera mengangguk, "Kalau begitu, mari kita pergi main boling. Di dalam ruangan, tidak akan membutuhkan banyak kekuatan fisik."     

Ketika mereka sampai di arena boling, barulah Leng Sicheng melihat bahwa sudah ada beberapa orang yang di sini. Dua di antaranya adalah Xu Zijin dan Nie Zhining. Melihat Leng Sicheng dan Mo Dongyang datang, Xu Zijin datang menghampirinya dengan ekspresi gembira, "Kakak Sicheng, kak Dongyang, halo!"     

Leng Sicheng menoleh dan melirik Mo Dongyang. Lalu, ia menunjuk ke arah kedua orang itu dengan santai dan bertanya, "Ini adalah 'kejutan' yang kamu sebutkan?"     

Mo Dongyang tersenyum, lalu berkata pada Xi Zijin dan Nie Zhining, "Aku mendengar kalian bertunangan semalam. Aku baru kembali dari luar negeri pagi ini, jadi aku ingin meminta maaf karena tidak bisa datang secara pribadi untuk mengucapkan selamat dan mendoakan agar kalian harmonis selama seratus tahun."     

Xu Zijin menjawab sambil tersenyum, "Tidak apa-apa, Kak Dongyang."     

Mo Dongyang melihat Leng Sicheng, kemudian berkata, "Semua orang adalah teman, tidak perlu meributkan apa-apa. Urusan orang dewasa tidak ada hubungannya dengan kita, terutama Leng Sicheng. Karena kamu masih terhitung seorang kakak, jadi lebih bermurah hatilah…"     

Mo Dongyang mungkin berpikir bahwa Leng Sicheng tidak menghadiri perjamuan pertunangan Xi Zijin dan Nie Zhining semalam. Namun, keluarga Xu dan keluarga Leng memiliki ikatan masa lalu. Dapat diperkirakan bahwa mereka akan sering bertemu lagi di masa depan. Jadi, Mo Dongyang merasa bahwa mereka tidak perlu membuat hubungan mereka sampai begitu kaku seperti itu.     

Leng Sicheng memotong perkataan Mo Dongyang dengan dingin, "Aku datang ke perjamuan pertunangan mereka semalam dan juga memberikan hadiah."     

Xu Zijin mengangguk, "Iya. Aku masih belum berterima kasih dengan baik kepada Kakak Sicheng."     

Mo Dongyang terdiam, "....."     

Sekelompok orang sepertinya sedang berlomba dalam satu permainan. Sudah waktunya untuk giliran Nie Zhining. Leng Sicheng tiba-tiba maju dan bertanya, "Hei, kalian bermain dengan metode seperti apa?"     

Xu Zijin menjelaskan, "Sangat sederhana. Setiap orang melempar sepuluh bola, lalu peringkat diberikan sesuai dengan skornya. Siapa yang mencetak skor tinggi, dialah yang menang."     

Leng Sicheng mengangguk. Kemudian, ia mengenakan sarung tangan khususnya dengan tampan dan berkata, "Zhining, mari kita bertanding. Karena kamu adalah junior, kamu mulai dulu."     

Nie Zhining terkejut, namun ia segera mengangguk, "Baik."     

Nie Zhining mengeluarkan bola boling. Ia berdiri, berpose dengan benar, dan melempar bola dengan terampil. Mereka bisa mendengar suara bola itu berguling dan menggelinding di sepanjang trek.     

Prang!!!     

Kemudian, terdengar suara pin boling jatuh satu demi satu. Namun, masih tersisa sebuah boling yang masih berdiri, bagaikan satu-satunya ikan yang lolos dari jaring.     

Sekarang giliran Leng Sicheng untuk bermain. Setelah mengenakan sarung tangannya, ia memegang bola boling dan mengatur pose untuk waktu yang lama sebelum melemparkan bola. Hanya saja… Targetnya adalah wajah Nie Zhining!     

Brak!     

Bola boling yang dilempar Leng Sicheng mengayun bagai busur di udara. Kemudian terdengar suara keras dan bola itu tepat mengenai wajah Nie Zhining. Penglihatan Nie Zhining mendadk menjadi gelap dan bagian depan wajahnya yang terpukul bola boling sangat sakit. Bahkan, rasa sakit yang melandanya begitu luar biasa hingga air mata dan ingusnya hampir mengalir keluar.     

"Ah!!!"     

Nie Zhining menutupi wajahnya dan seketika terjatuh. Tempat itu segera menjadi kacau. Xu Zijin dan Mo Dongyang cepat-cepat berlari ke sana untuk menghampirinya. 'Untungnya' Leng Sicheng sedang sakit sehingga ketika ia melemparkan bola, ia tidak menggunakan terlalu banyak tenaga. Jika tidak, dampaknya mungkin bukan hanya sesederhana rasa sakit saja...     

Leng Sicheng berjalan ke depan Nie Zhining tanpa tergesa-gesa. Ia melihatnya dari atas dan melambaikan tangannya yang masih mengenakan sarung tangan khusus boling. Lalu, ia bertanya tanpa rasa bersalah, "Maaf, tanganku tergelincir. Kamu baik-baik saja?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.