Kisah Istri Bayaran

Kedua Kota (1)



Kedua Kota (1)

0Pada saat itu, Leng Sicheng duduk di presidential suite Hotel Hilton. Ia menopang siku tangannya di sandaran lengan sofa untuk menahan kepalanya yang miring ke samping dan melipat kedua kakinya. Pupil mata kuning Leng Sicheng tampaknya sedang memperhatikan apa yang ada di depannya dengan serius. Tetapi, jika dilihat dengan cermat, pandangan Leng Sicheng tidak terfokus dan tidak tertuju pada apapun.     
0

Kopi yang di depan Leng Sicheng sedikit mengepul. Pria itu sudah tidak menyentuhnya untuk waktu yang lama. Xu Zipei terbatuk sekali. Ia merasa sedikit malu dan juga sedikit kehilangan kata-kata.     

Setelah perjamuan kemarin, Xu Zipei kembali berdiskusi dengan agennya. Proyek iklan Grup Leng kali ini belum pernah terjadi sebelumnya, baik itu dari biaya publisitas maupun biaya bintang iklan. Untuk sementara waktu, Xu Zipei masih belum menerima produksi besar dari sutradara besar yang bisa membuatnya rela menolak tawaran iklan yang bernilai puluhan juta. Meskipun agak bentrok dengan jadwalnya, Xu Zipei juga merasa ia bisa bekerja lebih keras.     

Leng Sicheng mengira ia melihat 'Gu Qingqing' di depannya. Namun, sosok itu tiba-tiba berubah menjadi Xu Zipei. Ternyata itu hanya ilusinya.     

Leng Sicheng menarik kembali pandangannya dengan acuh tak acuh dan segera bersandar di sofa dengan malas. Ia hanya menukar posisi kakinya yang terlipat dari kaki kanan menjadi kaki kiri dan menggeser pantatnya ke posisi yang lebih nyaman. Masih sambil terus duduk, ia bertanya singkat, "Kemudian?"     

Xu Zijin kehilangan kata-kata. Sekretaris Cheng juga terbatuk, lalu berkata, "Tuan Leng, Nona Xu Zipei setuju pada semua persyaratan kontrak kita dan berjanji untuk bekerja sama sepenuhnya. Jika ada pelanggaran, ganti rugi akan dibayar sesuai persyaratan."     

Leng Sicheng mencondongkan tubuh ke depan, menundukkan kepala, dan mengambil cangkir kopi yang sudah dingin. Kemudian, ia mengambil cangkir susu dan menambahkan sedikit susu ke kopinya. Leng Sicheng mengaduk kopinya dengan sendok perak kecil, namun ia tidak juga meminumnya. Ia hanya bertanya dengan tenang, "Jika sudah selesai dibahas, mengapa masih bertanya kepadaku? Kembali pada rapat dewan direksi. Jika dewan direksi menyetujuinya, maka akan disepakati."     

Kata-kata Leng Sicheng ini membuat mereka semua kehilangan kata-kata. Semuanya tahu bahwa memutuskan bintang iklan bukanlah hal kecil atau besar. Secara teori, hal ini memang harus melihat persetujuan dari dewan direksi. Tetapi, Leng Sicheng sendiri memiliki hak untuk memutuskannya. Jika Leng Sicheng memutuskan untuk memilih suatu bintang dan selama bintang itu tidak memiliki perilaku buruk, mana berani dewan direksi menantang keputusannya?     

Agen Xu Zipei terbatuk sekali. Ia menatap Leng Sicheng yang meminum kopi dengan tenang dan anggun, kemudian bertanya, "Kalau begitu, tidak ada lagi yang ingin dikatakan, Presiden Leng? Setidaknya, dari segi kandidat, sekarang kami dari pihak Zipei adalah satu-satunya kandidat yang cocok?"     

Setelah Leng Sicheng selesai membahas masalah ini dengan Xu Zipei sambil memiringkan kepalanya, sekarang orang lain datang lagi dari sisi lain.     

Leng Sicheng tidak menjawabnya. Ia hanya meminum kopinya seteguk demi seteguk hingga ia menghabiskan seluruh kopi di dalam cangkirnya. Leng Sicheng meletakkan cangkir kopinya dan mengambil tisu untuk mengelap sudut mulutnya. Setelah itu, ia baru menjawab, "Hm".     

Satu kata singkat itu membuat Xu Zipei dan Agennya hampir gila. Setelah beberapa saat, agen Xu Zipei berkata, "Jika Presiden Leng juga setuju, maka kami dari pihak Zipei akan menunggu kabar baik dari Presiden Leng."     

Leng Sicheng tidak mengatakan apapun dan hanya mengangguk dengan santai. Pembahasan pun akhirnya selesai. Meskipun prosesnya membuat frustasi, kesimpulannya sangat singkat. Xu Zipei akhirnya tersenyum dan berkata, "Jika kontrak benar-benar telah ditandatangani, saya harap Bos Leng menjaga dan memperhatikan saya di masa depan."     

Leng Sicheng melirik Xu Zipei. Hari ini rambut Xu Zipei yang sedikit bervolume keriting diurai. Karena ia adalah bintang, sudah jelas ia harus memperhatikan dan menjaga kondisi tubuhnya. Xu Zipei memiliki pinggang ramping, kaki panjang, dan kulit putih. Mungkin karena acara hari ini bukan perjamuan, pakaiannya juga sangat sederhana.     

Entah mengapa, saat Leng Sicheng melihat sekilas pada pandangan pertama, Xu Zipei terlihat sangat mirip dengan Gu Qingqing.     

Leng Sicheng tiba-tiba berdiri hingga membuat Xu Zipei terkejut. Leng Sicheng segera melihat Sekretaris Cheng dan bertanya, "Periksa, kapan penerbangan terakhir? Aku ingin kembali ke Tiongkok."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.