Kisah Istri Bayaran

Hati yang Melayang Jauh (1)



Hati yang Melayang Jauh (1)

0Gu Qingqing telah selesai mandi dan hanya perlu mandi sebentar saja. Satu-satunya bagian tubuhnya yang harus dibersihkan adalah bagian intimnya di mana keduanya baru saja bersentuhan. Bukan karena takut hamil, tetapi karena takut akan ada penyakit ginekologi akibat ketidakbersihan.     
0

Pria biasanya selalu mandi dengan sangat cepat. Leng Sicheng menoleh, lalu melihat Gu Qingqing memunggunginya. Ia pun melongokkan kepalanya untuk melihat Gu Qingqing dan malah mendapati wanita itu sedang membersihkan bagian intimnya. Leng Sicheng merasa seakan sebuah pisau tajam menusuk jantungnya.     

Apa yang Gu Qingqing takutkan? Periode haidnya baru saja berakhir. Bagaimana mungkin dia akan hamil? Gu Qingqing membersihkan dirinya dengan begitu bersih. Apakah dia bahkan tidak ingin ada kemungkinan untuk hamil sama sekali, atau tidak ingin aku meninggalkan sedikitpun jejak di tubuhnya? pikir Leng Sicheng.     

"Apakah perlu aku membantumu membersihkannya?" Leng Sicheng bertanya keras-keras dengan suara yang dingin.     

Gu Qingqing terkejut dan menoleh. Ia melihat ekspresi dingin Leng Sicheng dan bahkan wajahnya tidak menunjukkan senyuman sama sekali. Gu Qingqing pun segera menggelengkan kepala dan menjawab, "Tidak perlu, tidak perlu. Aku sudah selesai."     

Gu Qingqing mengatakannya sambil segera berdiri. Mungkin karena ia berdiri terlalu cepat dan ada air yang membuat samping bak mandi sangat licin, Gu Qingqing hampir terpeleset dan terjatuh. Untungnya, Leng Sicheng segera tanggap dan menyangga tubuhnya dari belakang. Meskipun air bak mandi masih sangat hangat, mata Leng Sicheng malah sangat dingin. Meskipun pria itu mengangkatnya keluar dari kamar mandi, sedikit kehangatan terakhir di tatapan matanya pun telah hilang.     

Leng Sicheng meletakkan Gu Qingqing di luar kamar mandi, lalu membiarkan Gu Qingqing menapakkan kakinya dan mengenakan sandal. Ia berbalik dan melemparkan handuk kepada Gu Qingqing. Setelah itu, Leng Sicheng juga menundukkan kepala dan mengambil handuk untuk menyeka tetesan air.     

Ruangan itu menjadi sunyi lagi. Gu Qingqing menyeka tubuhnya hingga bersih dan segera mengenakan pakaian. Setelah itu, ia membuka laci meja samping tempat tidur dan sepertinya sedang mencari obat. Leng Sicheng terlalu familiar dengan hal ini. Obat pencegah kehamilan selalu disimpan di sana.     

Mengapa? Dia merasa masih tidak cukup bersih membersihkan bagian sananya dan masih harus minum obat? pikir Leng Sicheng. Hatinya terasa kosong, seakan ada sebuah kipas besar yang meniupkan angin dingin. Leng Sicheng menurunkan matanya sedikit. Setelah waktu yang lama, baru ia mendengus dingin dan berkomentar, "Membersihkannya dengan begitu bersih, tidak perlu minum obat pencegah kehamilan lagi. Meminumnya juga sia-sia."     

Bagaimanapun juga, tidak mungkin Gu Qingqing akan hamil pada periode aman.     

Gu Qingqing mengangkat matanya sedikit dan agak tertegun. Padahal, alasannya bukan karena itu. Gu Qingqing membersihkan bagian intimnya karena dokter mengatakan bahwa tubuhnya agak lemah. Jika Gu Qingqing tidak menjaga bagian intimnya dalam kondisi bersih setelah berhubungan, akan terjadi masalah. Jika ada penyakit ginekologi, mungkin juga akan ada resiko kehamilan ektopik.     

Gu Qingqing memang mencari obat, tapi ia sedang mencari obat tradisional Tiongkok untuk menjaga kondisikan tubuhnya, bukan obat pencegah kehamilan.     

Leng Sicheng menundukkan kepalanya sedikit, mengambil handuk mandi, dan menyeka tetesan air sambil berjalan keluar. Sepertinya pria itu tidak ingin tinggal di sini lagi.     

Saat Gu Qingqing melihat Leng Sicheng akan berjalan ke luar pintu, ia mengumpulkan keberanian dan bertanya, "Besok pagi… Kamu akan pergi lagi?"     

Leng Sicheng menoleh dengan senyuman dingin di matanya, "Kenapa? Kamu takut aku akan kembali membawa pasangan wanita?"     

Gu Qingqing menggelengkan kepala, "Tidak... Berhati-hatilah sepanjang perjalanan."     

Gu Qingqing berniat ingin menanyakan tentang Xu Zipei. Ketapi, ketika kata-katanya sampai di ujung lidah, ia mendadak tidak tahu bagaimana caranya bertanya lagi.     

Leng Sicheng mendengar Gu Qingqing yang mengingatkannya untuk berhati-hati lagi. Jika Leng Sicheng mendengar kalimat itu beberapa hari yang lalu, ia pasti akan sangat bahagia. Ia bahkan mengubah pesawat penerbangan sampai beberapa kali seharian karena sangat ingin segera kembali untuk bertemu dengan Gu Qingqing. Tetapi, Leng Sicheng jelas tahu jika Gu Qingqing peduli padanya, itu juga bukan karena cinta.     

Leng Sicheng menghampiri Gu Qingqing, tetapi wanita itu ingin melangkah mundur. Leng Sicheng ingin mendekat, tetapi Gu Qingqing ingin menolaknya. Selama periode aman pun, Gu Qingqing harus membersihkan dirinya hingga bersih karena takut Leng Sicheng akan meninggalkan jejak pada tubuhnya.     

Gu Qingqing mungkin menganggap Leng Sicheng sebagai kerabat, sebagai teman, atau bahkan sebagai anggota keluarga… Namun, ia tidak menganggapnya sebagai seorang kekasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.