Kisah Istri Bayaran

Pertemuan Tak Terduga (5)



Pertemuan Tak Terduga (5)

0Pernikahan Gu Qingqing dengan Leng Sicheng sulit dijelaskan. Setelah menikah, Gu Qingqing selalu belajar. Namun, Leng Sicheng tidak mengizinkannya untuk bekerja. Ia hanya mendapat penghasilan ketika Leng Sicheng datang mengunjunginya bak seorang raja dan memberikan 10.000 RMB untuk biaya hidup bulanannya.     
0

Setengah dari uang itu biasanya Gu Qingqing berikan kepada ibu sebagai tunjangan hidup. Sekarang, jika mereka memintanya untuk membayar, dari mana ia bisa mendapat uang? Terhitung selama tiga tahun, kecuali untuk uang sekolah dan biaya hidup, ia hanya memiliki tabungan 180.000 RMB. Sampai mati pun, tabungannya juga hanya sebesar itu. Lagipula, ia tidak bisa selalu membantu kakaknya untuk membayar, bukan? Belum lagi, hubungannya dengan Leng Sicheng sekarang masih membuatnya menjadi begitu kaku.     

Gu Qingqing terjerat di situasi ini, tapi Gu Qingshan masih bisa berkata dengan acuh tak acuh, "200.000 RMB itu tidak banyak, Adik. Cukup dengan sekali menelepon adik ipar, kamu bisa menyelesaikannya."     

"Biarkan aku mencari uang, bisa?" Gu Qingshan masih santai saat Gu Qingqing baru mulai angkat bicara. Namun, di detik berikutnya, Gu Qingqing menjadi marah dan tiba-tiba murka. "Tetapi, kamu harus berjanji bahwa ini yang terakhir kali. Kalau tidak, jika nanti kamu akan melakukan kekacauan lagi, apapun itu, aku tidak akan peduli. Mau kamu hidup atau mati nanti, tidak ada hubungannya denganku!"     

"Apa kamu bilang?" Gu Qingshan segera marah.     

Wu Aimei yang mendengarnya turut merasa tidak terima. "Qingshan adalah kakakmu satu-satunya! Kalau kamu tidak membantu dia, kamu membantu siapa?"     

Gu Qingqing balas menatap kakaknya dan berkata dengan kejam, "Bu, masalah kali ini tidak bisa dilupakan. Masalah yang sudah disebabkan olehnya selama tiga tahun ini tidak pernah dibicarakan. Terakhir, dia berjudi dan sekarang, dia berkelahi hingga dan merobek limpa orang hingga masuk rumah sakit. Berikutnya, apa dia mau membunuh atau membakar orang? Kakak hampir berusia 30 tahun tapi tidak juga berpenghasilan! Sudah begitu, Kakak masih membuat masalah setiap hari! Kali ini saya bayar 200.000 RMB, tetapi saya tidak akan peduli dengan apa yang terjadi kemudian. Tidak perlu menelepon saya, apalagi Leng Sicheng!"     

Gu Qingshan sudah terbiasa untuk selalu dimanja sehingga ia tidak terima saat dimarahi. "Jika kamu tidak mau memberi uang, saya akan pergi mencari adik ipar! Jika bukan karena kita, kamu pikir kamu bisa menikah dengan keluarga Leng?"     

"Kamu pikir, aku sangat bersedia untuk menikah dengan keluarga Leng?"     

Kata-kata Gu Qingqing mengejutkan Gu Qingshan dan Wu Aimei. Ia ingin mengeluarkan semua keluhan dan ketidaknyamanan dalam hatinya. Namun, ketika ia melihat wajah ibu dan kakak yang tidak dapat memahaminya, ia mengurungkan niatnya dan menyimpannya lagi.     

Gu Qingqing melambaikan tangannya dengan sembrono lalu berbicara lagi, "Baiklah kalau begitu. Aku akan menyiapkan 200.000 RMB. Jika kakak bekerja dengan serius di masa depan dan tidak membuat masalah, bahkan jika tidak ada uang, saya tidak akan mengungkit-ngungkitnya lagi. Tapi jika Kakak dia terus membuat masalah, saya tidak akan peduli padanya lagi!"     

Meskipun kata-kata Gu Qingqing kasar, ia tak hanya mengeluarkan kekecewaan pada ibu dan kakaknya. Ia malah lebih mengkhawatirkan bagaimana caranya ia bisa mendapatkan 200.000 RMB. Ia sendiri hanya memiliki tabungan 180.000 RMB dan itu sudah termasuk semua asetnya. Mungkin, ia masih bisa menemukan 10.000 RMB di laci rumah. Tapi, di mana ia bisa mendapatkan sisa 10.000 RMB untuk melengkapi total uang yang diminta?     

Gu Qingqing menggigit bibirnya, berpikir bahwa ini semua benar-benar mustahil. Ia hanya bisa meminta bantuan Leng Sicheng.     

Mobil yang ditumpangi Gu Qingqing sampai di rumah tepat pukul enam pagi. Pembantu baru saja bangun, lalu menyambut Gu Qingqing yang pulang dengan ekspresi kecewa. Ia berpikir bahwa mungkin sesuatu terjadi, sehingga ia bertanya, "Apakah Leng Sicheng sempat kembali?"     

"Tuan? Tidak." Pembantu itu menggelengkan kepalanya.     

Gu Qingqing tersenyum masam. Iya, bagaimana mungkin Leng Sicheng bisa kembali? pikirnya. Ia hanya takut karena ia tidak tahu pria itu bersama wanita yang mana lagi. Ia pun kembali ke kamarnya, kemudian melihat lampu kristal di langit-langit. Jam dinding di sebelahnya bergoyang dan berdentang di ruangan yang sunyi.     

Tunggu sampai pukul tujuh. Sudah hampir waktunya bagi Leng Sicheng untuk bangun, pikir Gu Qingqing. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu menelepon.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.