Kisah Istri Bayaran

Bayaran untuk Semalam (1)



Bayaran untuk Semalam (1)

0Setelah bicara begitu, Leng Sicheng malas untuk melanjutkan perkataannya. Ia kemudian menjepit pinggang lembut Gu Qingqing dan mulai membelai wanita itu ke atas dan ke bawah.     
0

Walaupun mobil Leng Sicheng memiliki sistem penyerapan goncangan yang baik, dari luar masih dapat dilihat bahwa mobil tersebut bergetar dengan keras untuk waktu yang lama tanpa henti.     

———     

Gu Qingqing bermimpi.     

Gu Qingqing bermimpi bahwa ia duduk di dalam mobil tanpa memakai sehelai benang pun. Kemudian, pintu mobil terbuka lebar dan kerumunan orang mengelilinginya. Ia bermimpi bertemu ibunya, kakaknya, Li Youyou, pembantu, dan bahkan Chen Wenjie, Tuan Du, dan pasangan wanita Leng Sicheng. Mereka mengelilingi mobil dan menunjuk-nunjuk ke arah Gu Qingqing yang telanjang dan tertawa padanya. Gu Qingqing menyusut di dalam tumpukan pakaiannya yang sobek. Ia ingin mencoba menutupi tubuhnya dengan sesuatu. Saat ia mendongak, ia malah melihat Leng Sicheng yang berpakaian cerah dan rapi. Pria itu berdiri di bawah pohon maple dan memandangi Gu Qingqing yang malu. Ia tak hanya diam dan tidak membantu, tetapi ia tertawa dan membuatnya merasa lebih buruk lagi.     

Dalam mimpi itu, Gu Qingqing merasa sangat panik dan ketakutan. Ada sedikit rasa malu yang mengelilingi Gu Qingqing. Tidak ada orang yang membantu dan memahaminya. Semua melihatnya seakan ia sebuah lelucon. Pencetusnya adalah Leng Sicheng.     

Tiba-tiba, Gu Qingqing terbangun dalam kebingungan. Ia hanya mendengar suara orang yang sedang menelepon di sebelahnya. "Terbang pukul tujuh, harus tiba pukul enam? Bukannya selalu pergi lewat jalur VIP? Tidak bisakah lebih lambat? Mengerti. Pergilah dulu ke Apartemen Qingcheng untuk mengambil KTP dan pasporku. Aku pasti akan tiba pukul enam."     

Gu Qingqing mendengar suara Leng Sicheng. Ia setengah terbangun dan mendengar bahwa Leng Sicheng sepertinya akan pergi ke luar negeri dan segera bersiap-siap untuk berangkat.     

Saat Leng Sicheng hendak menutup telepon, terdengar suara Sekretaris Cheng yang menambahkan, "Tuan Leng, bagaimana dengan masalah Nona Chen? Dia terus memanggil telepon Anda."     

Terdengar hening selama beberapa detik. Gu Qingqing segera menutup mata dan berpura-pura tidur. Namun, ia merasa Leng Sicheng mengarahkan matanya yang dingin ke wajahnya dan memandangnya selama beberapa detik. Kemudian, terdengar suara samar Leng Sicheng. "Biarkan dia pergi syuting iklan ini dulu. Jangan membuat masalah apapun."     

"Baik, saya mengerti." Sekretaris Cheng mengangguk, lalu bertanya, "Bagaimana dengan Tuan Du? Dia sekarang masih di rumah sakit dan katanya dia ingin membahas sesuatu."     

Leng Sicheng hanya mengendus. "Biarkan pengacaraku menanganinya. Hentikan semua kerja sama dengannya. Kemudian, hentikan semua berita ini. Aku tidak ingin melihat berita tentang Gu Qingqing dan STAR di koran hari ini."     

Setelah Leng Sicheng menutup telepon, hanya terdengar keheningan dari samping Gu Qingqing. Selain suara napas Leng Sicheng yang dalam, ia tidak bisa mendengar apa pun. Selang beberapa saat, Gu Qingqing merasa bahwa orang yang duduk di sebelahnya tiba-tiba bangkit hingga membuat tempat tidur sedikit bergoyang dan diikuti oleh suara pakaian.     

Cahaya tiba-tiba tampak redup dan sesosok bayangan tinggi tiba-tiba mendekat. Meskipun Gu Qingqing telah menutup matanya, ia masih bisa merasakan hembusan napas dingin yang perlahan-lahan berhembus di wajahnya. Hembusan napas itu bergerak ke lehernya dan mendekat ke arahnya, meniup lehernya sampai ia merasa lemas dan bulu romanya berdiri. Gu Qingqing tidak berani membuka matanya dan tidak berani menanggapi. Leng Sicheng mendekat ke arahnya seperti singa sedang memburu mangsanya. Tampaknya, pria itu sedang berpikir untuk menggigit lehernya. Ia tidak punya pilihan lain selain berpura-pura mati.     

Dengan cepat, napas Leng Sicheng melayang dari leher ke ujung hidung Gu Qingqing. Napas itu berbaur seperti matanya. Hembusan napasnya menyapu wajah Gu Qingqing mulai dari matanya, hidungnya, sudut bibirnya, hingga akhirnya jatuh di bibirnya lagi. Seolah-olah, Leng Sicheng berniat ingin mencium Gu Qingqing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.