Kisah Istri Bayaran

Aku Takut Terkena Penyakit (5)



Aku Takut Terkena Penyakit (5)

0Setelah Leng Sicheng berkata begitu, ia tidak mengatakan sepatah kata pun lagi. Tubuhnya masih menindas tubuh Gu Qingqing, kemudian mereka berdua bergumul di bak mandi. Leng Sicheng terus bertarung dengan Gu Qingqing di kamar mandi yang kecil. Setelah Leng Sicheng puas, ia sendiri segera bangkit dan berdiri. Ia berganti pakaian, lalu pergi meninggalkan kamar mandi dengan langkah yang lebar.     
0

Terdengar langkah kaki yang tergesa-gesa di luar rumah. Sepertinya terdengar suara pembantu yang bertanya dengan sangat cemas, "Tuan Leng, ada apa?"     

Setelah itu, terdengar suara Leng Sicheng membanting pintu dengan keras dan keluar. Kemudian, pria itu menghidupkan mesin mobil hingga terdengar suara deru mesin yang keras dan diikuti suara mesin mobil yang semakin jauh. Suara itu semakin jauh dan Gu Qingqing hampir tidak bisa mendengarnya lagi.     

Leng Sicheng telah pergi, Gu Qingqing tertawa dengan sedih. Ia kembali terjatuh ke dalam bak mandi, lalu membiarkan air hangat membenamkan tubuh dan kepalanya. Air yang hangat pun tidak bisa menghangatkan hatinya yang telah dibekukan oleh Leng Sicheng.     

Leng Sicheng sangat kejam. Pria itu sungguh sangat kejam. Setiap kata-katanya, langsung menusuk jantung Gu Qingqing. Terus dan terus menusuknya sampai penuh dengan lubang. Leng Sicheng tidak mencintai Gu Qingqing, tetapi ingin mengikatnya seumur hidup. Ternyata masih tidak cukup bagi Gu Qingqing untuk terjebak sendirian di dalam sangkar ini. Pria itu masih ingin menyeretnya untuk mati bersama…     

Bertemu dengannya dalam kehidupan ini sebenarnya adalah kesialanku. Atau… mungkin justru itu adalah dosaku! batin Gu Qingqing dengan getir.     

Sudah biasa jika Leng Sicheng dan Gu Qingqing bertengkar. Bahkan, pembantu juga sudah terbiasa melihat mereka berdua tidak rukun. Namun, meskipun sudah terbiasa, pembantu juga tidak berani masuk ke dalam kamar mandi begitu saja. Ia hanya berani bertanya tentang situasi dari luar kamar mandi, "Nyonya, apa yang terjadi?"     

"Tidak apa-apa," Gu Qingqing melongokkan kepalanya dan menjawab pembantu dengan nada malas, "Kamu beristirahatlah saja."     

Kejadian malam ini kurang lebih menunjukkan pada Gu Qingqing dengan lebih jelas tentang seperti apa sebenarnya posisinya di dalam hati Leng Sicheng.     

———     

Leng Sicheng melajukan mobilnya dengan kencang di jalanan malam Yancheng. Ia mengebut sepanjang jalan. Kecepatan mobilnya semakin dan semakin kencang, seolah-olah seperti mobil terbang.     

Sejak kejadian tiga tahun yang lalu, Leng Sicheng sudah tidak mengemudi mobil untuk waktu yang sangat lama. Terakhir kali, ia mengemudikan mobil sendiri karena marah pada Gu Qingqing. Kali ini pun alasannya juga sama.     

Tetapi, Leng Sicheng bisa ke mana? Apakah masih ada tempat yang bisa ia tuju? Kembali ke rumah tua Leng? Leng Sicheng baru saja berjanji dengan ibunya untuk meluangkan waktu dengan Gu Qingqing.     

Kembali ke Apartemen Qingcheng? Ia tidak mau menghadapi rumah yang telah direnovasi dengan baik, tetapi kosong sendirian. Ia hanya akan kesepian sendiri. Kalau begitu, pergi ke Star? Apakah menghabiskan malam hari yang panjang mendengar suara musik yang keras dan mabuk karena alkohol, bahkan dalam pelukan wanita, akan membuatnya bahagia?     

Lampu jalanan bersinar terang dan menerpa wajah Leng Sicheng yang tampan. Sudut bibirnya yang tipis dan lembut menunjukkan sedikit seringai mencibir. Bukankah Gu Qingqing bilang aku kotor? Dia tidak akan peduli jika aku memiliki banyak wanita, kan? Mengapa aku harus tinggal sendirian di Apartemen Qingcheng? pikir Leng Sicheng.     

Leng Sicheng seharusnya keluar, lalu memesan 17 dari 18 wanita yang ada. Wanita mana yang tidak akan lebih lembut dan perhatian daripada Gu Qingqing setelah dibeli dengan uang? Wanita mana yang bisa lebih masuk akal daripada Gu Qingqing? Haruskah itu Gu Qingqing? Sudah pastikah itu Gu Qingqing?     

Dalam tiga tahun terakhir, Leng Sicheng sudah muak dan cukup lelah hidup sendirian sekaligus kesepian di Apartemen Qingcheng yang kosong. Ia memang terbiasa, tapi ia juga sudah bosan! Leng Sicheng tidak ingin menjalani kehidupan yang kosong seperti ini. Ia tidak ingin merasa tersakiti sendirian, tetapi Gu Qingqing tidak keberatan sama sekali dengan pernikahan yang dingin dan kejam.     

Ketika mobil melewati pintu Star dan petugas baru saja hendak menghentikan mobil, Leng Sicheng malah tiba-tiba menginjak pedal gas. Lalu, ia membanting setir mobil dengan kuat hingga mobil kembali melesat ke jalan. Ia mendadak membalikkan arah mobil secara paksa dan pergi dengan cepat.     

Mobil terus melaju pulang ke arah rumah dan akhirnya Leng Sicheng kembali ke Apartemen Qingcheng dengan putus asa. Tepat ketika ia baru saja keluar dari mobil dan ingin memasukkan sidik jari untuk membuka pintu, ia tiba-tiba menyadari bahwa sebuah mobil juga berhenti di gerbang Apartemen Qingcheng.     

Dilihat dari nomor platnya, sepertinya itu mobil kerja di Huang Ting entertainment? Leng Sicheng sedikit mengernyit. Benar saja, ternyata pintu mobil itu terbuka dan setelah itu seseorang keluar dari kursi belakang mobil. Orang itu adalah Chen Wenjie!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.