Kisah Istri Bayaran

Istrinya (3)



Istrinya (3)

0Leng Sicheng tampaknya telah mandi, lalu telah mengenakan pakaian rumah yang longgar dan sandal. Rambutnya belum kering dan masih ada sedikit tetesan air yang mengalir dari ujung rambutnya. Leng Sicheng duduk di sofa ruang tamu yang menghadap pintu dan melihat Gu Qingqing kembali. Matanya bersinar dan tampaknya ingin mengatakan sesuatu. Bibirnya sedikit terbuka, tetapi tidak ada yang dikatakannya.     
0

Di samping Leng Sicheng, ada seorang pembantu yang berdiri dengan gemetar. Dilihat dari penampilannya, sepertinya ia sebelumnya dimarahi oleh Leng Sicheng sehingga sekarang tidak berani berbicara. Saat pembantu itu melihat Gu Qingqing kembali, ia hanya bisa mengangkat kepala dan menyapanya, lalu mencoba berhati-hati bertanya, "Tuan, Nyonya, apakah saya boleh kembali untuk beristirahat?"     

Gu Qingqing berpikir, Mengapa Leng Sicheng marah lagi? Sebelumnya Sekretaris Cheng juga sering ditegur olehnya.     

"Boleh, beristirahatlah dengan baik," jawab Gu Qingqing.     

Pembantu merasa senang dan segera mengangguk, "Terima kasih, Nyonya!"     

Pembantu langsung berlari dengan cepat meninggalkan ruangan itu. Gu Qingqing melihat pembantu yang telah pergi, ia membawa tas belanjaannya sendiri ke dalam rumah dan hanya berkata pada Leng Sicheng dengan dingin, "Kamu telah kembali."     

Gu Qingqing tidak bertanya mengapa Leng Sicheng kembali dan juga tidak bertanya kapan Leng Sicheng akan pergi, apalagi menanyakan apa yang Leng Sicheng lakukan selama berada di sini. Ketika Gu Qingqing masuk, ia melihat ke arah ruang makan dan meja makan masih dipenuhi dengan piring-piring penuh lauk. Tampaknya tidak ada digerakkan sama sekali.     

Saat Gu Qingqing mengingat terakhir kali Leng Sicheng datang ke sini untuk makan, pria itu sangat pemilih soal urusan makanan dan bahkan masih meminta Sekretaris Cheng membelikan sarapannya sebelum pukul 6 pagi. Bisa diperkirakan bahwa masakan pembantu tidak sesuai dengan selera Leng Sicheng sehingga suasana hatinya sedang tidak baik.     

Gu Qingqing cepat-cepat menarik kembali pandangannya, lalu langsung naik ke atas. Namun, saat ia baru saja berjalan dua langkah, pergelangan tangannya tiba-tiba ditangkap. Tanpa perlu menoleh, ia juga tahu bahwa orang yang menangkap tangannya pasti adalah Leng Sicheng.     

Leng Sicheng telah berkeliling di luar seharian dan telah mengelilingi beberapa mal di Jalan Huamao Tian. Awalnya ia pergi ke tempat-tempat yang menjual perhiasan. Kemudian, ia bahkan menyempatkan pergi ke studio foto pernikahan dan juga mengelilingi toko-toko yang menjual perlengkapan pernikahan. Tetapi, Leng Sicheng masih tidak menemukan siapapun dan akhirnya kembali ke Jalan Huamao Tian lagi.     

Setelah Leng Sicheng kembali memasuki pintu I-DO, pramuniaganya telah berganti. Ia bahkan secara khusus memanggil manajer yang sedang bertugas dan untungnya orangnya tetap sama. Setelah Leng Sicheng meminta kalung yang ia pesan, ia menundukkan kepala untuk melihat kalung itu dan bertanya dengan santai, "Dua wanita yang berbicara kepadaku ketika aku datang tadi pagi. Apakah mereka datang lagi setelah itu?"     

Manajer yang bertugas tampak bingung dan balik bertanya, "Wanita apa? Maaf, Tuan Leng. Saya tidak memperhatikannya. Apakah saya harus memeriksa CCTV?"     

"Tidak perlu," jawab Leng Sicheng. Ia kemudian mengambil kalung itu dan pergi keluar dari toko.     

Leng Sicheng mengambil napas panjang, melihat Sekretaris Cheng datang, lalu berpikir sebentar dan berkata, "Kembali… ke Vila Xishan."     

Ketika Leng Sicheng kembali ke Vila Xishan, hari sudah malam. Ia masuk ke dalam vila dan pembantu segera datang menyambutnya. Leng Sicheng pura-pura bertanya dengan nada tidak peduli, "Di mana dia?"     

"Nyonya masih belum kembali," jawab pembantu itu. Saat ia melihat wajah Leng Sicheng yang menjadi muram, ia segera menambahkan, "Nyonya biasanya tidak akan kembali terlalu malam saat berbelanja dengan Nona Li. Sepertinya Nyonya akan segera pulang? Apakah saya perlu menelepon Nyonya dan bertanya?"     

"Menelepon untuk apa? Dia memiliki tangan dan kaki. Dia bisa kembali sendiri," jawab Leng Sicheng. Ia terus berjalan memasuki pintu dan tidak lupa mengatakan, "Buatkan makanan untuk satu orang lagi. Nanti tidak ada makanan saat dia kembali. Memaksalah di dapur di bawah agar suaranya tidak mengganggu saya."     

"Baik," jawab pembantu.     

Setelah pembantu menyiapkan makanan dan makan malam sudah disajikan, Gu Qingqing masih belum kunjung kembali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.