Kisah Istri Bayaran

Tidak Dapat Diucapkan (3)



Tidak Dapat Diucapkan (3)

0Leng Sicheng adalah seorang pria dan ia juga adalah suami Gu Qingqing. Namun, tidak ada tempat bagi Leng Sicheng sama sekali di dalam hati Gu Qingqing. Entah Leng Sicheng memperlakukan Gu Qingqing dengan baik ataupun buruk, Gu Qingqing menerima segalanya seolah-olah ia tidak melihatnya.     
0

Apa yang harus Leng Sicheng katakan? Bagaimana bisa ia memohon kepada Gu Qingqing untuk memperlakukannya lebih lembut dan lebih dekat, seperti suami istri biasa? Selain itu, sudah ada orang lain di hati Gu Qingqing sejak lama…     

Leng Sicheng tidak meminta Gu Qingqing untuk mencintainya, tetapi apakah wanita itu bisa memperlakukannya dengan sedikit lebih baik? Meskipun begitu, Leng Sicheng masih tidak ingin melepaskan Gu Qingqing. Bahkan jika Gu Qingqing membencinya selamanya, Leng Sicheng akan tetap menjaga Gu Qingqing di sisinya dan tidak akan mau bercerai.     

Mata Leng Sicheng berkedip saat melihat Gu Qingqing yang sedang tidur dan sedikit mengernyit. Tampaknya wanita itu sedang memimpikan sesuatu yang buruk. Leng Sicheng pun mengulurkan jari telunjuknya dan perlahan mengelus titik di antara alis Gu Qingqing dengan lembut untuk meluruskan alisnya yang berkerut.     

Jari-jari Leng Sicheng lanjut merapikan rambut Gu Qingqing yang terurai berantakan di pelipisnya dengan lembut. Ia memandangi wajah Gu Qingqing yang sedang tertidur dari dekat. Ia sangat ingin mencondongkan tubuhnya ke depan dan mencium sudut bibir Gu Qingqing.     

Setelah mereka menikah selama tiga tahun, keduanya juga tidak jarang berhubungan intim. Tetapi, ciuman yang kasih sayang dan lembut seperti ini malah sangat sedikit. Leng Sicheng hanya bisa menunggu Gu Qinging tertidur karena lelah, baru berani diam-diam menciumnya dengan tulus.     

Mungkin gerakan Leng Sicheng tadi saat mengelus alis Gu Qingqing membuat wanita itu merasakan sesuatu sehingga menggerakan tubuhnya dengan lembut. Leng Sicheng tidak berani mencium sudut bibirnya lagi, tetapi mengecup alis Gu Qingqing dengan tulus dan takzim.     

Tidak ada yang melihatnya dan tidak ada yang tahu. Saat Leng Sicheng berhadapan dengan Gu Qingqing, hatinya begitu rapuh bagaikan butiran debu. Selama Gu Qingqing tersenyum padanya, bahkan meskipun Leng Sicheng tidak memiliki tempat khusus di hati Gu Qingqing sama sekali, senyuman itu akan membuat Leng Sicheng bahagia sampai beberapa hari lamanya.     

Sama seperti yang tertulis dalam puisi, Ketika pria itu melihat sang pujaan hati, hatinya akan menjadi sangat rendah... Rendah sampai ke dalam butiran debu... Tetapi, begitu pria itu merasakan kebahagiaan di dalam hatinya, bunga-bunga bermekaran dari dalam debu itu...     

Leng Sicheng terus berbaring di samping Gu Qingqing untuk waktu yang lama. Ia terus mengawasi wanita itu dan enggan untuk memalingkan wajahnya sampai langit mulai berubah menjadi terang. Setelah Leng Sicheng menebak bahwa pembantu akan bangun, barulah ia bangkit dan merapikan tempat tidur. Setelah itu, ia menutupkan pintu kamar untuk Gu Qingqing.     

Tidak lama setelah Leng Sicheng pergi, Gu Qingqing tiba-tiba terbangun. Ia merasa seolah-olah baru saja berjalan ke dalam mimpi sehingga suasana saat ini terasa agak tidak nyata. Apakah aku tadi sedang bermimpi? Mengapa aku merasa Leng Sicheng ada di sisiku? batin Gu Qingqing.     

Gu Qingqing segera melihat ke sekitar. Namun, ternyata ruangan kosong dan pintu ditutup. Tidak ada seorang pun di sana. Semua barang masih berada di tempat yang ia letakkan tadi malam. Bahkan, tas yang terletak di sudut juga tidak berubah letak.     

Gu Qingqing menertawakan dirinya sendiri. Ia tahu bahwa ia pasti sedang bermimpi. Mana mungkin Leng Sicheng akan kembali? Mana mungkin dia akan berada di sisiku, lalu mengelus wajah dan mataku dengan lembut? batin Gu Qingqing lagi. Bahkan, jika Leng Sicheng benar-benar kembali semalam, pria itu tidak mungkin akan tinggal bersama Gu Qingqing.     

Gu Qingqing baru saja ingin kembali berbaring dan terus beristirahat. Namun, ia tiba-tiba menoleh dan melihat jendela yang tertutup. Ia sedikit bingung, Apakah aku tidak menutup jendela sebelum tidur semalam?     

Ketika Gu Qingqing keluar dari kamar dan turun pukul tujuh pagi, ia melihat Leng Sicheng yang mengenakan pakaian rumah dan sedang duduk di meja makan untuk sarapan di lantai bawah. Saat Gu Qingqing turun ke bawah untuk sarapan, Leng Sicheng juga tidak menoleh melihatnya. Pembantu segera menyajikan sarapan untuk Gu Qingqing.     

Gu Qingqing duduk di samping dan memakan sarapannya dengan suapan kecil. Jika boleh jujur, Gu Qingqing sedikit terkejut melihat Leng Sicheng di sini. Pria itu semalam pergi meninggalkan vila dengan marah sehingga Gu Qingqing mengira ia tidak akan kembali.     

Setelah menghabiskan sarapan, Leng Sicheng menggunakan serbet untuk menyeka sudut bibirnya dengan elegan dan berkata, "Ibuku baru saja menelepon untuk meminta kita datang ke rumah tua hari ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.