Kisah Istri Bayaran

Tidur Bersama Semalam (5)



Tidur Bersama Semalam (5)

0Ketika waktu menunjukkan pukul sepuluh malam, Luo Qingxue sudah mulai menguap. Leng Yunting mengambil remot dan mematikan televisi. Wales kecil mengangkat telinganya dan menggoyangkan ekornya. Leng Yunting menyentuh kepala kecilnya, lalu berkata, "Tidurlah."     
0

Wales kecil bangkit dengan patuh. Kemudian, ia menggosok kepalanya ke semua orang dan bahkan lidah kecilnya sempat menjilat lembut telapak tangan Gu Qingqing. Setelah itu, ia berlari kembali ke rumah anjingnya.     

Leng Sicheng berdiri dan memberi hormat pada orang tuanya dengan sopan. Sebelum pergi, ia masih tidak lupa berdiri di samping Gu Qingqing dan merentangkan lengannya sambil menunggu wanita itu untuk kembali bersama. Setelah seharian berlatih, Gu Qingqing dengan sadar meletakkan tangannya di lengan Leng Sicheng dan keduanya berjalan dengan bergandengan tangan.     

Ketika mereka berjalan sampai ke sudut lantai dua dan telah memastikan bahwa Luo Qingxue dan Leng Yunting tidak dapat melihat mereka lagi, Gu Qingqing segera bersiap untuk melepaskan gandengan itu. Namun, begitu Gu Qingqing hendak menarik kembali tangannya, Leng Sicheng segera merasakannya dan segera menjepit tangan Gu Qingqing dengan erat. Tindakan ini membuat Gu Qingqing sedikit terkejut.     

Bukannya kami berdua hanya perlu menunjukkan kasih sayang di depan orang tua Leng Sicheng? Itu berarti kami tidak perlu berpura-pura sangat akrab satu sama lain di belakang orang tua, kan? Orang tuanya sudah tidak bisa melihat kami lagi. Mana bisa mereka melihat apa yang kami lakukan? pikir Gu Qingqing.     

Leng Sicheng yang berdiri di samping bahkan tidak berbalik. Ia tetap diam, lalu berkata dengan suara dingin dan samar, "Apa yang kamu cemaskan? Setelah masuk kamar dan pintu ditutup, kamu pikir aku masih ingin menyentuhmu?"     

Gu Qingqing kembali terkejut. Telapak tangannya yang dijepit terasa seperti membeku karena kedinginan dan sakit sampai membuatnya menggigil. Setelah itu, Gu Qingqing tidak menarik tangannya lagi karena pria itu tetap masih melakukan hal yang sama.     

Leng Sicheng terus menjepit tangan Gu Qingqing dengan erat sepanjang jalan mereka kembali ke kamar mereka di lantai atas. Begitu mereka masuk ke pintu dan pintu ditutup, sedikit senyuman yang tersisa di wajah Leng Sicheng hilang seketika. Pria itu menarik kembali tangannya dengan cepat dengan kekuatan yang sangat besar, seolah-olah tidak bersedia melanjutkan akting ini meskipun tinggal satu menit lagi.     

Mungkin Leng Sicheng menarik tangannya terlalu kuat sehingga Gu Qingqing terdorong dan hampir jatuh. Leng Sicheng melihat itu dan segera mengulurkan tangan karena ingin membantunya. Namun, ketika ia mendapati bahwa Gu Qingqing telah berdiri dengan stabil dan meliriknya, ia segera menarik kembali tangannya dengan ekspresi dingin. Leng Sicheng berpura-pura seakan tidak ada yang terjadi dan hanya berkata dengan dingin, "Aku ingin mandi."     

"Oh, baik. Aku akan menyiapkan air panas untukmu," jawab Gu Qingqing yang berbalik dan langsung bergegas menyiapkan air panas, seolah tidak peduli sama sekali saat ia menarik kembali tangannya dan Leng Sicheng nyaris mendorongnya.     

Leng Sicheng mengepalkan tangannya dengan erat saat melihat Gu Qingqing masuk ke kamar mandi. Lalu, ia meninju udara dengan kuat. Selalu begitu! Selalu saja begitu! rutuk Leng Sicheng dalam hati.     

Tidak peduli mau Leng Sicheng berbuat baik atau berbuat buruk, Gu Qingqing tetap saja memasang ekspresi dingin. Jika Leng Sicheng tidak mengatakan bahwa mereka harus berpura-pura menunjukkan kasih sayang sebelum mereka datang kemari, tidak akan mungkin ada kedekatan di antara mereka barang sedikit pun hari ini.     

Ketika Gu Qingqing berada di hadapan orang tua Leng Sicheng, seluruh tubuh kaku karena tegang. Tetapi, setelah mereka meninggalkan orang tuanya, Gu Qingqing ingin segera menjauh dari Leng Sicheng dan bahkan segera menarik kembali tangannya.     

Leng Sicheng bahkan tidak berani menghujamkan tinjunya ke tembok karena takut Gu Qingqing akan mendengarnya. Ia takut Gu Qingqing tahu bahwa ia menyimpan perasaan untuk wanita itu dalam hatinya. Ia bahkan lebih takut jika Gu Qingqing menertawakan ketulusan hatinya! Namun, bukankah Gu Qingqing sudah melakukan hal itu? Wanita itu menginjak-nginjak ketulusan Leng Sicheng di bawah kakinya!     

Seperti pada saat itu… Ibu Leng Sicheng ingin mereka berdua mempunyai anak sesegera mungkin dan tidak mau mereka membuang waktu. Apakah Leng Sicheng tidak mau? Itu karena Gu Qingqing sama sekali tidak ingin mengandung anak Leng Sicheng!     

Setiap kali Gu Qingqing telah tidur dengan Leng Sicheng, ia akan segera meminum obat kontrasepsi dan tidak ingin menunda barang semenit pun. Leng Sicheng juga adalah seorang pria. Apakah ia harus berlutut dan memohon kepada Gu Qingqing untuk mengandung anaknya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.