Kisah Istri Bayaran

Tidur Bersama Semalam (6)



Tidur Bersama Semalam (6)

0Leng Sicheng perlahan-lahan menarik kembali tinjunya, namun aura mematikan itu tidak menghilang dari sosoknya untuk waktu yang lama. Saat ia mendengar suara Gu Qingqing telah menyiapkan air dan keluar dari kamar mandi, Leng Sicheng berbalik dengan kaku dan melihat ke luar jendela.     
0

Begitu Gu Qingqing keluar pintu kamar mandi, ia langsung melihat punggung Leng Sicheng menghadap ke arahnya, seakan tidak ingin melihatnya. Mata Gu Qingqing tiba-tiba menggelap. Setelah beberapa saat, barulah ia mengatakan, "Air mandinya sudah siap."     

Leng Sicheng tetap diam seakan tidak mendengar Gu Qingqing. Ruangan itu menjadi sunyi. Gu Qingqing mengangkat kepala dan bersiap untuk mengatakannya lagi, tapi Leng Sicheng tiba-tiba berbalik. Langkah kaki pria itu terburu-buru, seolah-olah ia ingin melarikan diri dari satu ruangan yang sama dengan Gu Qingqing.     

Leng Sicheng mengambil beberapa langkah dengan cepat. Ketika ia berjalan sampai di samping Gu Qingqing, ia tidak mengangkat kepala untuk melihat wanita itu. Ia juga tidak sengaja berjalan di sekelilingnya dan menabrak bahu Gu Qingqing dengan keras. Gu Qingqing yang ditabrak Leng Sicheng pun mundur satu atau dua langkah.     

Gu Qingqing ditabrak sampai mundur ke dinding dan seluruh tubuhnya membeku karena ia tertegun. Leng Sicheng menabraknya, namun tidak membantunya dan bahkan juga tidak menoleh untuk melihatnya. Pria itu segera memasuki kamar mandi.     

Leng Sicheng masih bisa mengendalikan diri. Ia tidak bergegas keluar rumah karena takut ketahuan orang tuanya. Namun, meskipun Gu Qingqing jelas telah menyiapkan satu bak mandi penuh air panas untuk Leng Sicheng, pria itu malah menyalakan pancuran air.     

Apakah Leng Sicheng begitu membenciku sampai tidak mau menggunakan air mandi dengan suhu yang sudah aku siapkan untuknya? pikir Gu Qingqing.     

Bagaimana ketika suami dan istri berada dalam situasi seperti ini? Menunjukkan kasih sayang di depan semua orang, tapi malah bersikap dingin di belakang orang-orang dan bahkan tidak ingin tinggal di satu ruangan yang sama. Mereka begitu jauh, seperti malam yang kelam dan tidak terlihat ujungnya. Apakah masih ada jalan keluar lain?     

Ding! Dong!     

Gu Qingqing menunduk dan melirik ponselnya. Ternyata Lin Zhouyi mengirim pesan teks untuknya. Lin Zhouyi memberitahu Gu Qingqing bahwa dokumen yang ingin ia serahkan untuk disortir Gu Qingqing telah kirimkan ke kotak suratnya. Gu Qingqing harus menyelesaikan pekerjaan sebelum hari Rabu dan besok tidak perlu datang ke kantor untuk bekerja.     

Tuhan telah menutup semua pintu untukmu, tetapi masih akan menyisakan sebuah jendela untukmu. Perubahan situasi Gu Qingqing sekarang adalah rasa frustasi dalam cinta, tetapi keberuntungan dalam pekerjaan? Karena Gu Qingqing mempunyai perusahaan dan bos seperti ini, ia pasti akan melakukan yang terbaik!     

Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. Gu Qingqing segera menghapus pesan teks itu dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. "Kamu sudah selesai mandi?" tanyanya pada Leng Sicheng.     

Rambut Leng Sicheng masih meneteskan air dan handuk mandi melilit pinggangnya. Ia mendengar pertanyaan Gu Qingqing, namun ia tidak menjawabnya dan bahkan juga tidak melihatnya. Leng Sicheng hanya menyeka rambutnya dengan handuk.     

Gu Qingqing juga sudah terbiasa diabaikan sehingga ia tidak merasa ada yang aneh. Karena Leng Sicheng telah selesai mandi, ia lanjut berkata, "Kalau begitu, aku akan mandi dulu."     

Leng Sicheng sama sekali tidak memperhatikan Gu Qingqing dan wanita itu juga tidak peduli. Ketika Gu Qingqing berjalan mendekat, barulah ia merasa sedikit aneh. Seluruh tubuh Leng Sicheng tidak mengeluarkan hawa panas sama sekali. Jika Leng Sicheng tidak menggunakan air mandi yang Gu Qingqing siapkan, apakah pria itu mandi dengan air dingin?     

Gu Qingqing berjalan ke dalam kamar mandi dan melihat. Memang, Leng Sicheng sama sekali tidak menggunakan air panas yang telah ia siapkan. Airnya sudah agak dingin. Meskipun airnya jadi tidak berguna, tidak apa-apa.     

Gu Qingqing membuang bekas air panas di bak mandi itu. Kemudian, ketika ia menyalakan pancuran air, itu adalah air panas. Namun, Gu Qingqing juga tidak terlalu banyak berpikir. Ia segera mandi dan berkumur.     

Ketika Gu Qingqing keluar kamar mandi, ia melihat Leng Sicheng bersandar di kepala tempat tidur dan ada sebagian besar tempat kosong di sampingnya. Artinya sederhana, mereka harus tidur bersama malam ini. Hanya ada satu tempat tidur di ruangan ini. Jika mereka tidak tidur bersama, apakah Leng Sicheng akan membiarkan Gu Qingqing tidur di lantai?     

Gu Qingqing memakai sandal dan berjalan ke depan meja rias dengan hati-hati. Lalu, ia melakukan perawatan wajah dan mengeringkan rambut dengan pengering rambut. Bisa dibilang, Gu Qingqing sengaja melakukan proses ini perlahan-lahan tanpa berani menoleh sekalipun. Ia hanya melihat dari cermin meja rias dan Leng Sicheng tidak bergerak sama sekali.      

Gu Qingqing awalnya berniat menunggu Leng Sicheng tidur terlebih dahulu, baru kemudian beristirahat sendiri. Tetapi, setelah agak lama, Leng Sicheng belum kungjung tidur. Gu Qingqing juga tidak bisa terus menunggu di meja rias...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.