Kisah Istri Bayaran

Perubahan Tak Terduga (1)



Perubahan Tak Terduga (1)

0Bukan hanya Leng Sicheng, Gu Qingqing juga segera teringat pada orang yang memiliki dua townhouse ini. Ibunya telah bekerja sebagai pembantu di rumah itu selama tujuh tahun. Gu Qingqing juga biasanya akan datang membantu ketika ibunya sibuk atau pada hari liburan. Selain itu, Gu Qingqing pertama kali bertemu Leng Sicheng secara resmi di rumah ini.     
0

Bukan hanya Gu Qingqing, Leng Sicheng awalnya menyipitkan matanya dengan lelah sepertinya juga telah melihat townhouse itu. Kemudian, masih ada sebuah vila yang agak jauh. Hanya saja, sudah lama tidak ada yang tinggal di sana dan hanya ada beberapa pelayan yang menjaga rumah-rumah tersebut.     

Tetapi, sekarang sebuah mobil pengirim barang muncul di depan mereka, seolah-olah ada seseorang yang hendak pindah ke rumah itu lagi. Jika menghitung waktu, setelah tiga tahun seharusnya Gu Qingqing telah lulus dengan gelar master dan belajar di luar negeri. Gu Qingqing pun berpikir, Apakah orang itu juga harusnya sudah kembali? Mereka… Orang itu… juga.     

Leng Sicheng sedikit menurunkan matanya, lalu memejamkan matanya dan tidak ingin melihat lagi. Mata Gu Qingqing malah terus menatap Leng Sicheng. Gu Qingqing melihat Leng Sicheng menarik kembali pandangannya, seakan tidak ingin—atau tidak berani melihat lagi.     

Tangan Leng Sicheng yang memegang tangan Gu Qingqing perlahan-lahan menjadi lebih erat, seolah-olah ingin menghancurkan kulit dan tulangnya. Meskipun Gu Qingqing digenggam begitu erat oleh Leng Sicheng, ia tidak berdeham dan juga bahkan tidak bergerak. Tidak peduli betapa sakit tangan Gu Qingqing, rasa sakit itu tidak dapat dibandingkan dengan rasa sakit yang menyebar di hatinya.     

Setelah waktu yang lama, Leng Sicheng mengangkat kepalanya dan melihat Gu Qingqing yang duduk di sampingnya. Wanita itu sedang melihat ke luar jendela dan tampaknya sedang memikirkan sesuatu. Kebetulan Gu Qingqing melihat ke arah townhouse dan posisi di belakang vila kecil.     

Leng Sicheng bisa melihat mata Gu Qingqing yang menatap ke arah sana. Bahkan, sampai mobil itu keluar dari area vila dan masuk ke jalan utama, Gu Qingqing baru mengalihkan pandangannya setelah waktu yang lama. Leng Sicheng pun berpikir, Gu Qingqing begitu merindukannya? Apakah karena dia melihat ada mobil yang keluar masuk di depan vila itu, dan mungkin orang itu juga akan segera kembali, dia baru merasa panik?     

Ketika mobil telah keluar dari area vila, Gu Qingqing tidak kunjung rela untuk mengalihkan pandangannya. Bahkan, ia tidak menyadari bahwa dirinya dan Leng Sicheng masih bergandengan tangan. Leng Sicheng pun terus memperhatikannya.     

Pada saat ini, barulah Gu Qingqing mendapati bahwa Leng Sicheng masih memegang tangannya, hanya saja tidak begitu kuat. Ketika Gu Qingqing mengangkat kepalanya untuk menatap Leng Sicheng, ternyata Leng Sicheng sedang menatapnya. Pria itu langsung memalingkan kepala dan menatap lurus ke depan, seolah-olah tidak pernah memperhatikannya.     

Gu Qingqing ingin menarik kembali tangannya dan perlahan mundur ke belakang. Leng Sicheng yang duduk di sampingnya seperti merasakan suatu gerakan. Lalu, ia tiba-tiba melambaikan tangannya, seakan ada sesuatu yang kotor di tangan Gu Qingqing dan ia ingin membuangnya. Tangan Gu Qingqing pun dilempar oleh Leng Sicheng.     

Gu Qingqing mendadak langsung membeku. Saat ia mengangkat kepalanya dan melihat Leng Sicheng, alisnya Leng Sicheng sudah sangat berkerut. Tak heran jika ia bukan sedang memikirkan… tentang orang itu. Kalau tidak, bagaimana mungkin dia tidak melepaskan tanganku? pikir Gu Qingqing.     

Saat mobil mulai memasuki area kota, hanya tersisa dua puluh menit sebelum rapat Leng Sicheng. Sisa waktu sangat sedikit. Leng Sicheng memberikan perintah pada Sekretaris Cheng, "Begitu aku sampai di perusahaan, langsung antar dia kembali."     

Sekretaris Cheng terkejut dan berkata, "Tetapi, Tuan Leng, saya masih memiliki dokumen di tangan saya dan ingin saya diberikan kepada Tuan..."     

Gu Qingqing cepat-cepat menyela, "Tidak perlu, aku akan pulang sendiri naik taksi."     

Sekretaris Cheng segera berkata, "Tidak apa-apa. Dokumen bisa disampaikan oleh bawahan di ruang sekretaris,"      

"Tidak perlu. Kalian cari saja tempat untuk menurunkanku…" Gu Qingqing menekankan kata-kata itu dengan tegas.     

Begitu Gu Qingqing berkata begitu, Leng Sicheng tiba-tiba berseru, "Hentikan mobil!"     

Sekretaris Cheng sontak terkejut. Meskipun ia merasa aneh, ia juga hanya bisa menghentikan mobil itu di tepi jalan dengan patuh. Kemudian, Leng Sicheng memandang Gu Qingqing yang duduk di sampingnya dengan dingin dan memberikan perintah, "Turun!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.