Kisah Istri Bayaran

Pemandangan yang Sudah Terlewat (1)



Pemandangan yang Sudah Terlewat (1)

0"Untuk perjamuan sebesar ini, aku bahkan tidak diundang setelah pembukaan. Aku khawatir ini tidak terlalu baik, kan?"     
0

Terdengar suara tawa, lalu pintu utama aula perjamuan yang didorong terbuka dalam sekejap. Gerakan ini membuat ruang perjamuan yang awalnya masih gelap mendadak menjadi terang benderang karena lampu langsung menyala.     

Di tengah ruang aula perjamuan, Leng Sicheng mengenakan setelan abu-abu gelap bermerek Armani yang dipilih dengan cermat. Setelan itu dipadukan dengan rompi hitam, dasi coklat kemerahan, dan bros berlian yang berkilau indah di dadanya. Gaya rambutnya terlihat menawan dan tampan. Ditambah dengan alisnya yang sedikit terangkat serta sudut bibir dan dagu yang juga terangkat, kehadiran Leng Sicheng benar-benar memancarkan cahaya ke seluruh tempat!     

Di belakang Leng Sicheng, terdapat Sekretaris Cheng dan sosok lain seperti pengawal lain yang memegang kotak brokat di tangannya Terlihat jelas bahwa mereka datang karena ingin memberikan hadiah. Di depan mata semua orang, Leng Sicheng melangkahkan kakinya yang berbalut sepatu kulit mengkilap dan menginjak karpet merah dengan tenang. Selangkah demi selangkah, ia berjalan menuju ke depan panggung.     

Beberapa orang yang berada di atas panggung jelas berdiri di tempat yang lebih tinggi daripada Leng Sicheng. Tetapi, sekarang malah seakan Leng Sicheng yang melihat dari atas. Sebagian besar tamu yang berada di bawah panggung adalah kerabat, teman, dan pejabat perusahaan keluarga Xu dan keluarga Nie. Kunjungan Leng Sicheng benar-benar kejutan yang membuat mereka semua tercengang.      

Ketika berjalan ke bawah panggung, Leng Sicheng sedikit mengangkat dagunya. Mata kuningnya sekilas melirik Xu Boxian, Xu Zhongxu, dan istri mereka. Kemudian, ia melirik orang tua keluarga Nie dan melihat Xu Zijin. Pada akhirnya, pandangannya tertuju kepada Nie Zhining yang ekspresinya sedikit terkejut. Ketika Leng Sicheng melihat Nie Zhining dan Xu Zijin yang bergandengan tangan, senyuman di wajahnya semakin melebar.     

"Paman Xu dan Bibi Lan, Paman Xu dan Bibi Li, Paman Nie dan Bibi Zhang, selamat malam," sapa Leng Sicheng. Meskipun ia mengatakannya dengan sopan, tidak terlihat rasa hormat di ekspresinya. Kemudian, Leng Sicheng memandang ke arah Xu Zijin dan Nie Zhining. Ia menunjukkan sebuah senyuman, namun suaranya berubah, "...Dan Zijin, Zhining, lama tidak bertemu."     

"Sicheng, kamu telah datang," Xu Zhongxu dan Li Hongrui melihat kedatangan leng Sicheng, lalu balas menyapanya dengan sopan.     

Sementara itu, Xu Zijin menyambut dengan sangat senang, "Kakak Sicheng, selamat datang di perjamuan pertunanganku!"     

Leng Sicheng melihat Nie Zhining yang berdiri di sebelah Xu Zijin dengan ekspresi sedikit terkejut. Lalu, ia tersenyum dan berkata dengan niat mencemooh, "Tentu saja aku harus datang ke pertunanganmu. Ini adalah hal baik. Hal yang sangat baik, bahkan. Pasti harus dirayakan!"     

Leng Sicheng menoleh sedikit, menunjuk ke arah hadiah yang dipegang oleh Sekretaris Cheng dan pengawal, lalu berkata, "Ini adalah sedikit hadiah dariku. Aku harap kalian bisa memiliki hubungan yang langgeng sampai seratus tahun tahun. Jangan pernah menyerah dengan satu sama lain. Semoga kalian dapat menjadi tua bersama!"     

Xu Boxian dan Xu Zhongxu yang awalnya sedikit tidak senang dengan ketidaksopanan Leng Sicheng terakhir kali. Namun, saat mereka melihat Leng Sicheng yang begitu ramah dan memberikan hadiah dengan sangat sopan, mereka akhirnya juga merasa nyaman dan menyambutnya, "Sicheng kamu datang tepat waktu. Mari potong kue dan menuang sampanye bersama kami."     

Ketika Xu bersaudara sedang berbicara, menara sampanye dan kue pertunangan delapan tingkat yang telah disiapkan sejak awal sudah didorong ke depan.     

Leng Sicheng mengangkat alis, lalu menolak dengan senyuman di bibirnya. "Bukankah ini tidak baik? Ini pertunangan kalian, tapi mengapa aku sebagai orang luar ikut memotong kue?" tanyanya. Namun, ketika pelayan menyerahkan nampan dengan pisau kue, Leng Sicheng malah mengambilnya dengan santai.     

Xu Zijin tersenyum dan turun dari panggung. Ia memeluk lengan Leng Sicheng dengan penuh kasih sayang dan berkata, "Bagaimana maksudnya Kakak Sicheng adalah orang luar? Kita hampir menjadi satu keluarga."     

Leng Sicheng melirik Xu Zijin dengan santai, lalu mengangkat bibirnya dan tersenyum. "Kami bisa makan sembarangan, tetapi perkataan itu tidak boleh dikatakan sembarangan!"     

"Selamat malam, Kakak," Nie Zhining juga datang mengikuti mereka. Lalu, ia melihat ke sekeliling dan bertanya, "Apakah Kakak datang sendiri?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.