Kisah Istri Bayaran

Kejutan (4)



Kejutan (4)

0Xu Zijin terkejut sejenak. Lalu, sepertinya ia memikirkan sesuatu. Namun, ketika ia ingin mengejar Leng Sicheng lagi, pria itu sudah berjalan menjauh.     
0

Nie Zhining berjalan beberapa langkah dengan cepat. Ia berjalan ke samping Xu Zijin, lalu berpura-pura bertanya dengan santai, "Apa yang baru saja kamu bicarakan bersama Senior?"     

Xu Zijin menggelengkan kepala. "Tidak mengatakan apa-apa," jawabnya. Ia berbalik, lalu melihat luka di wajah Nie Zhining dan bertanya dengan cemas, "Kamu yakin benar-benar tidak perlu pergi ke rumah sakit?"     

Nie Zhining menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu. Masih ingin bermain boling? Jika tidak ingin bermain boling lagi, kita beres-beres sebentar dan langsung kembali."     

Xu Zijin melihat Nie Zhining berjalan pergi. Bagaimana mungkin tidak tahu siapa yang dipikirkan pria itu di dalam benaknya? Xu Zijin pun menghentak-hentakkan kakinya dengan tidak senang. Mengapa? Jika bukan karena Kakak Zipei pergi ke luar negeri dan memberinya kesempatan, jika bukan karena Gu Qingqing memiliki ayah yang baik, bagaimana bisa Gu Qingqing yang seperti itu menjadi menantu keluarga Leng?     

———     

Sementara itu, Leng Sicheng berjalan ke mobilnya. Ia membuka pintu mobil dan masuk, lalu melihat Sekretaris Cheng yang di kursi pengemudi. Leng Sicheng berpikir sebentar, lalu berkata, "Gunakan ponselmu untuk menelepon nomor Vila Xishan. Tanyakan kepada Nyonya, apakah flunya sudah membaik."     

Sekretaris Cheng baru saja hendak mengangguk. Namun, pintu mobil tiba-tiba terbuka dan Mo Dongyang melongokkan kepalanya ke dalam mobil. "Siapa? Siapa yang flunya sudah membaik?" tanyanya.     

Leng Sicheng tidak memedulikan Mo Dongyang. Ia menambahkan perintahnya dengan dingin, "Kirim pesan teks saja. Flu itu masalah sepele. Intinya adalah jika dia berani menularkannya kepadaku, dia akan mati."     

Sekretaris Cheng mengangguk, sementara Mo Dongyang masih tersenyum dan malah bertanya, "Oh, apakah itu orang yang menggigit bahumu hingga berdarah? Biasanya orang tidak akan tahu. Apakah Gu Qingqing begitu liar?"     

Leng Sicheng memelototi Mo Dongyang dengan dingin dan menghardik, "Turun!"     

Mo Dongyang segera menutup mulutnya, "Baik, aku tidak akan mengatakannya lagi. Ke mana kalian pergi? Bukan benar-benar ingin pergi ke rumah sakit, kan?"     

Leng Sicheng menurunkan matanya dan tidak mengucapkan sepatah kata pun. Setelah beberapa saat, barulah ia mengangkat kepalanya dan bertanya, "Kamu tahu tempat minum anggur yang lebih tenang?"     

Pertanyaan Leng Sicheng langsung membuat Mo Dongyang menyahut dengan bersemangat, "Kamu tidak bisa bertanya kepadaku tentang hal lain. Tetapi, soal minum anggur dan mencari wanita, aku ahlinya! Ikutlah bersama saudaramu ini, pasti tidak masalah!"     

———     

Mo Dongyang membawa Leng Sicheng ke sebuah bar. Tempat itu adalah bar yang bersih. Tidak ada nyanyian dan tarian liar, juga tidak ada lampu neon yang berkedip-kedip. Di panggung tengah, hanya ada seorang penyanyi tetap yang sedang bermain gitar sambil menyanyikan lagu cinta tentang kesepian dengan menenangkan dan elegan.     

Mo Dongyang menemukan tempat duduk di dekat jendela. Setelah memesan beberapa botol wiski, ia tersenyum dan bertanya pada Leng Sicheng, "Apakah suasana di sini cukup bagus? Paling cocok untuk pria sedih yang putus cinta sepertimu untuk minum anggur sedih di hadapan jendela, lalu meneteskan air mata dari malam hingga pagi."     

Leng Sicheng mendengus, "Aku putus cinta?"     

Mo Dongyang membalasnya dengan cerdik, "Apakah kamu pernah merasakan jatuh cinta? Kamu bukannya… terus menjalin hubungan tanpa cinta?"     

Leng Sicheng tidak ingin memedulikannya. Namun, Mo Dongyang malah bertanya lagi, "Tadi kamu sengaja melemparkan bola boling itu, kan?"     

Leng Sicheng menuangkan segelas wiski untuk dirinya sendiri. Ia memegang gelas persegi dengan jari-jarinya yang putih dan berkata dengan dingin, "Bukankah ini hal yang sangat wajar?"     

"Berapa tahun telah berlalu? Apakah kamu harus melakukan itu?"     

Mo Dongyang agak tidak mengerti. Tiga tahun yang lalu, Leng Sicheng masih mungkin dan wajar untuk cemburu. Saat itu Gu Qingqing hampir menjadi pacar Nie Zhining, Leng Sicheng juga hampir bertunangan dengan Xu Zipei.     

Masalahnya, tiga tahun telah berlalu. Leng Sicheng dan Gu Qingqing juga telah menikah selama tiga tahun. Lagi pula, Nie Zhining juga telah bertunangan bersama Xu Zijin. Jika Leng Sicheng sekarang masih cemburu untuk masalah lama seperti ini, tidakkah itu terlalu berlebihan?     

Leng Sicheng belum menjawab, namun Mo Dongyang masih bertanya, "Kamu begitu menyukai Gu Qingqing? Sejak kapan kamu mulai menyukainya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.