Kisah Istri Bayaran

Berjalan ke dalam Hati (4)



Berjalan ke dalam Hati (4)

0Sudah waktunya untuk beristirahat. Leng Yunting bangkit dari duduknya dan Welsh kecil juga ikut bangkit. Gu Qingqing melirik Leng Sicheng, namun ekspresi pria itu tetap terlihat santai dan seolah tidak peduli.     
0

Semua orang bangkit dari dofa, lalu Leng Sicheng juga berdiri. Pria itu berjalan dua langkah dengan santai, tetapi ia sepertinya tidak mendengar suara orang mengikutinya dari belakang. Ia pun menoleh dengan bingung dan melihat Gu Qingqing yang masih tidak bergerak di tempatnya.     

Leng Sicheng sedikit mengernyit dan bertanya pada Gu Qingqing, "Mengapa tidak mengikuti aku?"     

"Ah," Gu Qingqing terkejut dan segera melompat dari sofa.     

Awalnya Gu Qingqing berniat untuk menjadi orang terakhir yang meninggalkan tempat itu. Ia sendiri tidak tahu apakah itu 'koreksi berlebihan', namun ia takut orang-orang lain akan bergosip. Karena Leng Sicheng telah memanggil, Gu Qingqing segera bergegas menyusul dan menjadi yang pertama pergi.     

Ketika Leng Sicheng dan Gu Qingqing sedang naik ke lantai atas, Leng Mo yang berjalan di belakang mereka menghela napas dan berkomentar, "Hubungan Kakak Ipar dengan Kakak Sicheng sangat baik. Bahkan, tidur di malam hari pun begitu terburu-buru."     

Begitu Gu Qingqing mendengar komentar itu, ia salah melangkahkan kakinya dan hampir terguling jatuh dari tangga. Leng Sicheng refleks mengambil dua langkah ke depan dan menahan Gu Qingqing dengan tubuhnya yang kuat dari belakang. Leng Sicheng merentangkan satu lengannya yang kuat untuk merangkul tubuh Gu Qingqing, lalu tangannya yang lain menopang pinggang lembut Gu Qingqing.     

Seperti ada nada yang jijik, tetapi terdengar genit, saat Leng Sicheng berkata, "Sudah dewasa, tapi tidak bisa berjalan dengan baik. Aku benar-benar tidak tahu apa yang bisa kamu lakukan."     

Jika bukan karena ekspresi dan tatapan mata Leng Sicheng yang terlihat tenang, Gu Qingqing pasti akan mengira bahwa ada niat terselubung di balik kata-kata Leng Sicheng tadi.     

Gu Qingqing baru saja ingin menyangkal, "Aku tidak…"     

Leng Mo di belakang mereka tersenyum dan berkata, "Kakak dan Kakak Ipar benar-benar sangat penuh kasih sayang! Kalian selalu menempel dengan begitu ketat hingga wajah Kakak Ipar memerah."     

"Kakak dan kakak iparmu adalah suami istri, jadi lebih berdekatan itu normal. Anak-anak tidak usah terlalu peduli pada apa yang mereka lakukan," kata Mu Qingyu sambil membelai kepala Leng Mo dengan tenang.     

Leng Mo memprotes dengan tidak senang, "Aku bukan Welsh kecil!"     

Welsh kecil yang berada di rumah anjingnya di lantai bawah mendengar itu dan menanggapi, "Guk!"     

Gu Qingqing tidak berani mengatakan apapun lagi dan juga tidak berani melakukan banyak tindakan. Ia hanya berjalan ke lantai atas bersama Leng Sicheng dengan patuh. Ketika mereka kembali ke kamar, pintu segera ditutup.     

Leng Sicheng masih belum sempat memegang tangan Gu Qingqing, tetapi Gu Qingqing segera menundukkan kepalanya dan berlari, "Aku… Aku mau mandi dulu."     

Mandi? Bukankah itu tepat sekali? pikir Leng Sicheng.     

Ekspresi Leng Sicheng masih terlihat tenang, tetapi ia menggunakan suaranya yang dalam dan sengaja berkata dengan sedikit suara bergelombang, "Mandi, ya? Tepat sekali. Siapkan air di bak mandi. Aku mau airnya lebih hangat."     

Agar nanti bisa berada di bak mandi untuk waktu yang lebih lama. Jika suhu air terlalu rendah dan dingin, tidak akan cukup puas dan tidak menyenangkan, begitu pikir Leng Sicheng.     

"Kalau begitu, aku akan menyiapkan air untukmu. Kamu duluan saja…" Gu Qingqing tidak menyadari suara penuh harap dari nada bicara Leng Sicheng. Ia hanya merasa tidak nyaman jika harus tinggal di ruangan yang sama dengannya.     

Bisa dibilang aneh karena keduanya adalah suami dan istri. Bukannya berbagi tempat tidur untuk melakukan hal-hal yang intim, Leng Sicheng malah sering memaksa dan menarik Leng Sicheng untuk mandi bersama dengan bergairah. Tetapi… Gu Qingqing tidak pernah begitu malu seperti hari ini.     

"Kamu duluan atau aku duluan?" Leng Sicheng perlahan berbalik. Tubuhnya 20 cm lebih tinggi daripada Gu Qingqing sehingga meskipun sikapnya tidak dingin, Leng Sicheng tetap tampak seakan melihat Gu Qingqing dari atas dengan arogan.     

Kali ini, Leng Sicheng bertanya dengan dingin, "Kamu tahu motto keluarga Leng?"     

Apa lagi maksudnya dengan motto keluarga itu? pikir Gu Qingqing, lalu menggelengkan kepala dengan jujur.     

Leng Sicheng terus berbicara dengan tenang, "Orang tuaku mengajariku dari kecil, rajin dan hemat adalah nilai-nilai kebajikan tradisional Tiongkok sekaligus salah satu motto keluarga Leng."     

Gu Qingqing mengangguk, memberi isyarat agar Leng Sicheng melanjutkan. Leng Sicheng berkata lagi, "Ibuku juga mengatakan bahwa air adalah sumber kehidupan. Setiap orang perlu menghargai sumber air, begitu juga dengan kita."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.