Kisah Istri Bayaran

Cinta Lama, Cinta Baru (4)



Cinta Lama, Cinta Baru (4)

0Leng Sicheng bahkan tidak menoleh. Hanya dengan mendengar suaranya, ia sudah tahu itu adalah Xu Zipei. Ngomong-ngomong, Leng Sicheng dan Xu Zipei telah lebih lama mengenal satu sama lain. Xu Zipei kembali dari luar negeri ketika masih kelas 1 SMA, pindah ke SMA No.1 Yancheng, dan sekelas dengan Leng Sicheng.     
0

Mereka berdua berada di kelas yang sama semasa SMA, belajar di universitas yang sama, dan sama-sama bekerja di himpunan mahasiswa. Keluarga keduanya juga tinggal berdekatan. Jika Leng Sicheng harus memberi label, maka Xu Zipei adalah 'kenalan, teman sekelas, dan tetangga'. Jika ia harus menambahkan sebuah kata untuk mendeskripsikan Xu Zipei, paling itu adalah 'seseorang yang tidak membenci'.     

Leng Sicheng tidak menoleh dan terus menundukkan kepala untuk melihat ponselnya. Sekarang seharusnya masih pagi sekali di Yancheng. Tidak mungkin ia bisa menelepon Gu Qingqing, tetapi ia masih bisa mengirim pesan teks.     

Semalam Gu Qingqing menelepon Leng Sicheng. Ketika Leng Sicheng menelepon balik, Gu Qingqing mematikan ponselnya. Meskipun begitu, setidaknya Gu Qingqing masih tahu untuk menelepon dan menanyakan kabar keselamatan Leng Sicheng setelah tiba di Berlin. Hal ini jauh lebih baik daripada sebelum-sebelumnya. Dulu, bahkan jika Leng Sicheng mati di luar, ia juga tidak akan mendapatkan sedikit pun belas kasihan dari Gu Qingqing.     

Leng Sicheng teringat sebelum ia pergi, Gu Qingqing berkata dari ambang jendela, "Semoga perjalananmu aman dan lancar." Bahkan, meskipun Berlin gerimis, suasana hati Leng Sicheng tetap cerah.     

Xu Zipei melangkahkan sepatu hak tingginya dan berjalan ke samping Leng Sicheng. Tangannya memegang gelas yang masih setengah terisi anggur es manis Rheinhessen. Anggur seperti ini dibuat dari anggur yang beku secara alami dan diolah dalam suhu rendah. Meminum segelas anggur ini tidak akan membuat seseorang merasa panas, tetapi malah menjadi sangat sadar.     

Dibandingkan dengan Xu Zipei, Leng Sicheng berubah lebih banyak selama tiga tahun ini. Tiga tahun lalu, Leng Sicheng masih seorang pemuda yang penuh ambisi dan baru saja mewarisi Grup Leng. Tetapi, seiring berjalannya waktu, Leng Sicheng yang sekarang sebongkah batu giok yang telah diukir menjadi patung yang sangat indah dan dipoles menjadi semakin berkilau. Pria itu menjadi semakin tenang dan menawan.     

Bagaimanapun, tidak peduli seberapa baiknya Leng Sicheng, ia telah menikah. Entah Leng Sicheng menikahi Gu Qingqing tiga tahun lalu untuk membalas dendam kepada keluarga Xu, atau karena insiden itu, pria itu tetap saja telah menjadi suami dari wanita lain. Meskipun Xu Zipei sedikit menyesal dan sedikit kecewa, ia tidak pernah berpikir untuk menghancurkan hubungan pernikahan Leng Sicheng dan menjadi orang ketiga.     

Xu Zipei mengguncangkan gelas anggurnya, dan berkata dengan santai, "Lama tidak bertemu."      

"Hm," Leng Sicheng kembali menanggapi dengan singkat dan dingin. Tetapi, dibandingkan dengan saat mereka masih di dalam ruangan tadi, Leng Sicheng jelas menjadi enggan dan lebih tidak perhatian. Ia memegang ponselnya sambil terus mengetik dan menghapus pesan teks.     

Apa yang harus aku katakan? 'Mengapa kamu meneleponku kemarin?' Tidak, nadanya agak kaku. 'Apa yang terjadi di rumah?' Itu juga tidak baik. Awalnya tidak apa-apa. Jika ada sesuatu, Gu Qingqing juga pasti akan memberitahuku secara pribadi. 'Apakah kamu kekurangan uang?' Lebih buruk lagi. Terakhir kali dia bertengkar denganku di Star adalah karena masalah uang.     

Setalah Leng Sicheng berpikir untuk waktu yang lama, tiba-tiba ia mengetik beberapa kata secara tidak sengaja.     

'Aku merindukanmu'.     

Setelah Leng Sicheng mengetik kata terakhir, ia sepertinya tiba-tiba teringat sesuatu. Ia sontak terkejut dan segera menghapus kata-kata yang diketiknya. Apakah aku sudah gila? Aku benar-benar bisa menulis kata-kata seperti ini?! pikir Leng Sicheng panik.     

Xu Zipei yang berdiri di sebelah bisa melihat ekspresi panik Leng Sicheng yang juga kadang-kadang mengerutkan kening dan sepertinya sedang stres. Xu Zipei bahkan lebih terkejut. Sejak kecil, Leng Sicheng yang Xu Zipei kenal selalu melakukan segala sesuatu dengan mudah dan tenang. Sejak kapan Leng Sicheng menunjukkan begitu banyak ekspresi hanya karena mengetik sebuah pesan teks saja?     

Xu Zipei mengguncangkan gelas anggurnya, menunduk untuk melihat anggur di dalam gelas, dan tersenyum dengan santai sambil berkata, "Sicheng, aku dengar kamu dan Qingqing telah menikah. Selamat."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.