Kisah Istri Bayaran

Lebih Baik Tidak Bertemu (3)



Lebih Baik Tidak Bertemu (3)

0

Saat Leng Sicheng melihatnya, Gu Qingqing tahu bahwa itu semua hanya ada dalam pikirannya sendiri. Leng Sicheng adalah ketua mahasiswa, sehingga itu sudah kewajibannya untuk memeriksa latihan tiap kelas. Di mata Leng Sicheng, sekelompok siswa yang berlatih olahraga—termasuk Gu Qingqing—tampak begitu kecil seperti semut. Mereka semua mengenakan seragam sekolah yang jelek, merentangkan tangan dan menendang dalam seragam yang rapi dan sama hingga tidak bisa dibedakan satu sama lain. Hanya karena Leng Sicheng dikawal, ia memenuhi syarat untuk mengenakan pakaian putih yang berbeda dari seragam sekolah. Dengan ekspresi malas dan mata kosongnya, ia berada tinggi di atas sana, terasing dan istimewa.

0

Gu Qingqing hanya menatap Leng Sicheng. Namun, ia tak sengaja menginjak udara hingga terjatuh ke tanah di depan para siswa. Saat ia kembali menengadah, pemuda itu sudah menghilang.

Siapa sangka mereka kemudian bertemu, menikah, dan bertengkar? Bahkan, pada saat terburuk hubungan mereka, Gu Qingqing tidak melupakan hari yang cerah dan sederhana itu. Leng Sicheng berdiri di atap gedung sekolah, terlihat seperti bayangan salju putih. Ia seolah tampak sangat dekat, namun begitu jauh. Sama seperti saat Gu Qingqing barusan saja pulang, lalu melihat Leng Sicheng berdiri di tangga dan mengawasinya dari atas.

———

Leng Sicheng memandangnya dan berbicara dengan tenang, "Jika kamu benar-benar bosan, kamu boleh datang ke perusahaan kami."

Gu Qingqing menarik pandangan dan tersenyum. "Aku akan pergi ke perusahaanmu! Ke Leng Shi Group atau Huang Ting Entertainment?"

Leng Sicheng meliriknya sedikit, lalu agak mengernyit, seakan ia benar-benar berpikir untuk Gu Qingqing. Ia pun berkata, "Karena kamu mempelajari perencanaan iklan, bergabung dengan Leng Shi Group tidak akan memberikan banyak peluang untuk berkembang. Lebih baik datang ke Huang Ting Entertainment. Mulai dari cetak iklan, kemudian membuat iklan televisi, atau bahkan mengarahkan apapun." Kemudian, ia menambahkan, "Tentu saja, jika pergi ke perusahaan lain, kamu tidak perlu berpikir."

Gu Qingqing malah sedikit merasa bergejolak, seakan ada hembusan udara dalam hatinya. Tanpa sengaja, ia menyahut, "Aku pergi ke Huang Ting Entertainment, lalu membantu wanitamu membuat video iklan?"

Gu Qingqing biasanya sangat menjaga sikap dan bicaranya. Ia tahu bahwa Leng Sicheng tidak suka jika ia menanyakan tentang urusan pribadi, sehingga ia tidak pernah bertanya pada Leng Sicheng tentang masa lalunya dengan para wanitanya. Namun, mendengar makna dari kata-kata Leng Sicheng hari ini, Leng Sicheng mungkin benar-benar mendengarkan laporan kecil Chen Wenjie dan kini merasa sedikit skeptis jika Gu Qingqing akan bekerja di luar. Leng Sicheng juga tampak tidak senang saat Gu Qingqing menarget Chen Wenjie. Lantas, mengapa Gu Qingqing barusan berbicara seperti itu?

Tiba-tiba, Gu Qingqing sedikit mengeluh dalam hati. Tak masalah jika Leng Sicheng ke luar untuk mencari wanita. Biar saja orang-orang berbicara tentang Gu Qingqing di belakangnya dan memandangnya rendah. Leng Sicheng juga bisa menertawakannya. Namun, jika ada wanita lain dan wanita itu jelas-jelas salah karena datang untuk mencari masalah dengannya, hati Gu Qingqing benar-benar tidak bisa menahannya.

Mungkin Gu Qingqing terdengar sedikit berbeda dari pasang-surut suaranya yang biasa. Leng Sicheng pun menatapnya dengan sorot mata yang sedikit jenaka. "Oh, iya? Tidak aku sangka, kamu masih mempermasalahkannya."

Gu Qingqing merasa tidak nyaman mendengar perkataan sombong Leng Sicheng. "Media terus menyiarkan berita-berita tentangmu sepanjang hari. Aku yang tidak keluar setiap hari saja bisa tahu hanya dengan mengecek internet dan menonton televisi."

Tanpa diduga, setelah mendengar perkataan Gu Qingqing, Leng Sicheng tidak marah. Ia malah tersenyum bangga. Sudut bibirnya sedikit terangkat dan kaki panjangnya melangkah maju. Leng Sicheng berjalan ke sofa dan duduk dengan kaki terlipat. Ia memiringkan kepalanya dan mengangkat dagu. Jari-jari rampingnya mengetuk sandaran tangan sofa dengan lembut, seolah-olah ingin menunjukkan bahwa ia memang memiliki banyak wanita.

Leng Sicheng menatap Gu Qingqing sambil tertawa kecil. "Kenapa? Kau tahu bahwa aku memiliki peruntungan yang baik soal wanita. Apakah kamu… cemburu?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.