Kisah Istri Bayaran

Konsekuensi Kesehatan Tubuh (6)



Konsekuensi Kesehatan Tubuh (6)

0

Aroma sabun mandi dan sampo menguar di udara, bercampur dengan napas Gu Qingqing yang sedikit panas karena demam. Meski tidak setajam parfum wanita yang menusuk hidung, aroma di tubuhnya ringan dan lembut. Tidak ada sisa-sisa agresivitas yang merasuk ke dalam kulit, tulang, hingga akhirnya ke dalam sel tubuh. Tanpa sadar, semua bagian tubuh Gu Qingqing kini lekat dengan Leng Sicheng. Seakan Gu Qingqing masih orang yang sama.

0

Leng Sicheng pertama kali melihat Gu Qingqing saat ia masih seorang gadis kecil yang segar dan cantik. Ia berjalan tertatih-tatih di halaman dan bermandikan sinar matahari, gerakannya tampak goyah. Namun, senyumannya sangat cerah. Matanya berkilauan, seperti sedang melihat ulat sutra yang sangat indah. Senyumnya kemudian terbentuk bagaikan lengkungan bulan sabit, seolah-olah senyum itu turut melengkapi suasana.

Di ruangan gelap yang sunyi, hanya ada jam emas tua yang sedikit berayun. Bunyi napas di sekeliling Leng Sicheng berangsur-angsur semakin memburu. Leng Sicheng memiringkan kepalanya sedikit, memperhatikan kening Gu Qingqing yang berkerut dan bibir merahnya yang sedikit terbuka. Sepertinya, Gu Qingqing sedang mengalami mimpi yang menyeramkan.

Leng Sicheng ikut berbalik dan merentangkan lengannya, mencoba merapikan kerutan di alis Gu Qingqing dengan lembut. Mungkin tadi Leng Sicheng bergerak sedikit hingga muncul perasaan tidak aman di sekitar Gu Qingqing. Tak hanya dengan tangan, kaki Gu Qingqing juga segera melilit tubuh Leng Sicheng seperti gurita yang melekat erat padanya, memegangnya lebih erat.

Leng Sicheng terbaring hanya dalam kimono, tapi ruangan itu memiliki pengontrol suhu. Meski mengenakan kemeja dan celana panjang, ia pasti tetap bisa merasakan suhu tubuhnya sedikit melalui kemeja dan celana panjangnya itu, Elastisitas kulit Gu Qingqing yang luar biasa dan tubuhnya yang lembut mempercepat debaran jantung Leng Sicheng. 

Terlebih lagi, saat Leng Sicheng sedikit menundukkan kepala, ia dapat melihat lekukan sempurna di bawah rok suspender Gu Qingqing. Pikirannya kini kian imajinatif. Keadaan semakin diperkeruh oleh pemandangan kulit putih Gu Qingqing dengan beberapa bekas merah yang baru saja ditinggalkan oleh Leng Sicheng. Leng Sicheng memejamkan matanya, berusaha menenangkan napas. Menelan sedikit air liur, dan tenggorokannya kini naik turun.

Dalam mimpi buruknya, Gu Qingqing saat ini turut memasuki tempat paling berbahaya. Sungai itu begitu deras sehingga tidak ada yang bisa menyelamatkannya. Ia bahkan tidak bisa mencapai tepi sungai. Ia terus berusaha membebaskan diri, mencoba menangkap satu-satunya kayu apung yang bisa menyelamatkan hidupnya, dan berjuang memanjat ke sisi pantai. Namun, kayu apung ini benar-benar terus muncul dan tenggelam dalam air. Tampaknya tidak mudah untuk menyelamatkan Gu Qingqing kembali ke daratan. Ia berusaha keras untuk tidak melepaskan pegangan. Tetapi, mengapa ia merasa—

Gu Qingqing membuka mata dalam kegelapan. Begitu membuka mata, ia segera melihat pupil mata yang dingin dan gelap di depannya dan menatapnya lurus-lurus. Dalam ketenangan itu, dengan tampilan yang asing, Gu Qingqing tidak akan pernah melupakannya dalam kehidupan ini. Ini Leng Sicheng! Kenapa dia datang ke sini?

Setiap kali Leng Sicheng berkunjung untuk agenda rutin mereka, Gu Qingqing akan meminta Sekretaris Cheng untuk menelepon untuk memberi tahunya terlebih dahulu. Sehingga, ia dapat berkemas dan bersiap untuk melayani Leng Sicheng bak seorang raja.

Bukankah Leng Sicheng berada di perjamuan bersama Chen Wenjie malam ini? Leng Sicheng dan Chen Wenjie baru saja berhubungan. Belum lama dan sudah waktunya 'mengeringkan kayu api'? Bagaimana Leng Sicheng bisa punya waktu untuk datang? Terlebih lagi, sepertinya Gu Qingqing sedang berada dalam pelukan Leng Sicheng?

Gu Qingqing benar-benar tidur miring. Kedua tangan dan kakinya seperti memeluk bantal. Masalahnya, mengapa ia kini seperti gurita yang melilit tubuh Leng Sicheng? Leng Sicheng tidak suka melakukan kontak dengannya. Setelah meniduri Gu Qingqing, ia selalu berusaha untuk mengambil jarak sejauh mungkin. Bagaimana bisa kini ia berbaring di samping Gu Qingqing dan memeluknya…?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.