Kisah Istri Bayaran

Ketegangan Yang Mendahului Konflik (9)



Ketegangan Yang Mendahului Konflik (9)

0Sebelum Leng Sicheng menutup laptopnya, ia memeriksa kembali PPT-nya, kemudian menyimpan dokumen tersebut dengan baik. Namun ia tidak menyimpan di dalam laptop, melainkan di dalam USB-nya sendiri.     
0

"Presiden Leng, apa aku perlu memberikan USB Anda kepada pihak penyelenggara?"     

"Tidak perlu, nanti biar aku pasang sendiri USB-nya." Leng Sicheng memegang USB di dalam kepalan tangannya. Nanti saat gilirannya naik ke panggung, ia akan memasang USB tersebut dengan tangannya sendiri.     

"Ah? Baiklah. Kalau begitu, aku akan menghubungi pihak penyelenggara agar menukar giliran Anda dengan Xu Zipei."     

Leng Sicheng menganggukkan kepalanya, ia melihat ke luar jendela mobil dengan tenang. Ketika jarinya menyentuh kotak perhiasan tersebut, ekspresinya pun segera melembut.     

 ----     

Pada waktu yang sama, di belakang panggung universitas N.     

"Kak Sicheng ingin bertukar giliran menjadi yang paling terakhir?" Xu Zijin duduk di belakang panggung, sementara Xu Zipei sedang merias wajahnya. Mendengar Xu Zijin berkata demikian, Xu Zipei hanya menganggukkan kepalanya.     

"Mungkin Sicheng ingin menambahkan konten PPT. Tidak masalah, kita sudah mempersiapkan diri dengan baik."     

"Sudah siap?" Xu Zijin melihat naskah yang terletak di samping, "Tidak menggunakan PPT? Langsung membaca naskah?"     

"Ada PPT, sudah aku berikan ke pihak penyelenggara. Mereka mau melihat dulu konten PPT-nya agar bisa memperhitungkan waktu yang dipakai untuk pidato."     

"Begitu ya .…" Xu Zijin menganggukkan kepalanya, lalu melihat lagi ke riasan wajahnya, "Kak, bukankah penampilanmu terlalu polos? Tidak masalah kalau kamu memakai rok putih panjang, tapi kenapa atasannya harus turtleneck? Kamu menutupi seluruh tubuhmu selain lenganmu. Lalu rambutmu tidak menggunakan aksesoris apa pun. Kamu juga tidak memakai aksesoris lain selain kalung dan anting-anting. Apakah tidak terlalu sederhana?"     

"Justru penampilan sederhana yang bagus. Ini acara ulang tahun Universitas N, bukan red carpet. Kita harus menghormati kebudayaan pendidikan dan sekolah. Tidak peduli seberapa tinggi status kita, kita tetap akan berhubungan dengan sekolah kita." Begitu Xu Zipei selesai bicara, Xu Zijin malah semakin merasa tidak nyaman.     

"I, iya juga ...." Xu Zijin menganggukkan kepalanya.     

"Sebenarnya bisa diundang oleh kampus sebagai wakil alumni universitas N adalah sebuah kebanggaan bagiku. Bagaimanapun, selain aku dan Sicheng, masih ada banyak alumni bertalenta yang bisa berdiri di atas panggung, seperti pemimpin akademis, ilmuwan, dan guru-guru ternama, sedangkan aku masih tidak cukup talenta. Apalagi, universitas N adalah kampus yang sudah meninggalkan banyak kenangan indah."     

"Seperti kenanganmu dengan Kak Sicheng?" Xu Zijin menambahkan.     

Xu Zipei tidak menjawab. Sekarang, riasan wajahnya sudah selesai, asistennya pun keluar untuk memastikan progres acara. Xu Zijin berjalan mendekati Xu Zipei dan bertanya, "Kak, kamu dan Kak Sicheng … malam itu, kalian melakukan sesuatu atau tidak?"     

Di luar pintu, Gu Qingqing menggunakan kunci kartu milik penyelenggara untuk masuk ke belakang panggung. Seorang mahasiswa mengarahkannya ke area ruang rias, "Di sini tempatnya, sederet ini adalah ruang rias para tamu. Dan mohon maaf, karena aku masih ada urusan lain, aku pamit dulu."     

"Terima kasih." Gu Qingqing menganggukkan kepalanya, lalu mulai mencari ruang rias Leng Sicheng. Ulang tahun Universitas N yang ke seratus sepuluh mengundang banyak pemimpin akademis dan tokoh-tokoh ternama tingkat dunia. Namun hampir tidak ada tamu yang menggunakan ruang rias selain Leng Sicheng dan Xu Zipei.     

Gu Qingqing berjalan menuju salah satu ruang rias, ia mengetuk pintu dan tidak ada yang menjawab. Jangan-jangan Leng Sicheng tidak ada di dalam?     

Gu Qingqing berpikir sejenak, ia pun berjalan ke sebelah, pintu ruang rias sebelah terbuka sedikit, dan ia kebetulan mendengar percakapan orang di dalam ruangan tersebut.     

"Kak, kamu dan kak Sicheng … malam itu, kalian melakukan sesuatu atau tidak? Katakan, aku bersumpah tidak akan mengatakan kepada siapapun."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.