Kisah Istri Bayaran

Masa Lalu, Masa Depan (2)



Masa Lalu, Masa Depan (2)

0Gu Qingqing menolehkan kepalanya dengan pelan, ia ingin melihat Leng Sicheng, meskipun lampu kamar tidak dinyalakan, ia tetap dapat melihat kini pria itu sedang tidur dengan tenang.     
0

Apakah Leng Sicheng benar-benar ingin dirinya yang mengambil inisiatif? Sungguh keterlaluan!     

"Leng Sicheng!" Gu Qingqing memanggil namanya dengan nada rendah, kemudian menggigit bibir bawahnya.     

Leng Sicheng tidak memberikan respon, sepertinya sudah jauh terlelap, dan ini membuat Gu Qingqing malu juga sedikit marah, "Apa maumu? Kalau mau … cepat!"     

Leng Sicheng tetap tidak mengatakan satu kata pun, kali ini Gu Qingqing benar-benar marah, ia sudah malas main tarik ulur begini. Ia juga tidak memiliki waktu untuk bermain dengan tuan muda ini, ia hanya ingin cepat-cepat melakukannya agar bisa segera beristirahat.     

Setelah berpikir sampai sini, Gu Qingqing segera membalikkan seluruh badannya, ia menggigit bibir Leng Sicheng dengan geram. Namun pria itu tidak menghiraukannya, bahkan masih tetap memejamkan matanya!     

Gu Qingqing menunggu sejenak, kemudian berkata dengan marah, "Kamu mau apa lagi, kamu mau aku membuka bajumu, lalu merangkak di atas badanmu?"     

Sudah cukup, ia sudah terlalu banyak bicara! Awalnya Gu Qingqing merasa Leng Sicheng itu orangnya dingin dan arogan. Pria itu setiap bulan akan pulang ke rumah untuk memeluknya seakan sedang menghadiahkan sesuatu. Namun akhir-akhir ini Gu Qingqing semakin tidak mengerti, sebenarnya apa yang dipikirkan Leng Sicheng?     

Kadang Leng Sicheng terasa begitu jauh dan sulit digapai, tapi kadang pria itu berada begitu dekat dengannya, kadang Leng Sicheng akan bersikap dingin, kadang mesra, kadang bersikeras ingin menyembunyikan hubungan mereka, kadang ingin seluruh dunia mengetahui hubungan mereka.     

Gu Qingqing hanya manusia biasa, ia bukan robot, ia tidak dapat menahan sikap Leng Sicheng yang plin plan, yang kadang mesra kadang dingin itu. Sebenarnya apa yang diinginkan Leng Sicheng darinya? Apa pria ini menginginkan sebuah perceraian? Apa pria ini baru bisa puas jika ia akhirnya meninggalkan kehidupannya?     

Kali ini Leng Sicheng tiba-tiba mengantar jemput Gu Qingqing setiap berangkat dan pulang kerja, tindakannya ini sudah membuat kehebohan di perusahaan. Meskipun mereka tidak berani membahas masalah ini di hadapannya, namun Gu Qingqing tahu, kini namanya sudah sangat tercemar di seluruh perusahaan.     

Gu Qingqing sudah selesai bicara, namun Leng Sicheng tetap tidak mengatakan satu patah kata pun.     

"Pertimbangkan sendiri, aku mau tidur di ruang tamu." Gu Qingqing memutuskan untuk bangun saja, ia membuka selimutnya dan hendak turun dari tempat tidur. Melihat Gu Qingqing mau bangun, lengan yang memeluknya tadi tiba-tiba mengeratkan pelukannya.     

Gu Qingqing sudah tidak tahan lagi, ia sudah malas berdebat dengan Leng Sicheng, "Kalau kamu mau lanjut, ya cepat! Aku tidak punya banyak waktu!"     

"Siapa yang bilang aku mau lanjut?"     

Gu Qingqing mengerutkan keningnya, "Leng Sicheng, cukup. Kamu bilang mau merahasiakan hubungan kita, kalau begitu baiklah. Tapi kemudian kamu bilang mau mengumumkan hubungan, oke, tak apa. Dan kalau kamu tidak senang melihatku, juga tidak senang melihat keluargaku muncul di hadapanmu, aku akan segera pergi sesuai permintaanmu!"     

"Siapa yang mau kamu pergi?"     

Gu Qingqing mencibir, "Leng Sicheng, katakan saja apa maumu! Kamu sangat senang kalau bisa mempermainkanku, ya?"     

Leng Sicheng menggelengkan kepalanya, kemudian menganggukkan kepala, dan sikapnya ini membuat Gu Qingqing semakin marah, "Oke, bersenang-senanglah sendiri. Tapi maaf, aku tidak mau menemanimu!"     

Gu Qingqing ingin turun dari tempat tidur, namun pelukan Leng Sicheng semakin kuat. Ia masih ingin melawan, dan di saat ini Leng Sicheng akhirnya mengatakan, "Hari ini aku sudah salah."     

Gu Qingqing mendengus.     

"Seberapa jahatnya aku, aku juga tidak akan memilih hari ketika kamu sedang datang bulan, aku hanya .…"     

Aku hanya ingin bercanda denganmu. Aku tidak ingin kamu menjauhiku. Aku hanya … takut kamu akan meninggalkanku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.