Kisah Istri Bayaran

Cemburu (2)



Cemburu (2)

0Gu Qingqing ingin bangun, ia juga tidak melihat ke sekitarnya, tangan yang ingin menopang badannya sepertinya menyentuh sesuatu yang aneh? Ia pun tertegun, mungkin karena sedang menstruasi, otaknya tidak dapat berjalan dengan cepat, ia bahkan dengan polos mengeratkan pegangannya. Ketika ia sadar, ia menolehkan kepalanya ke arah Leng Sicheng dengan bengong.     
0

Kenapa sepertinya … ada yang aneh, ya?     

Mungkin karena baru bangun, Leng Sicheng juga melihat Gu Qingqing dengan pandangan kosong. Mereka berdua saling memandang, sama-sama tidak mengatakan apa pun, juga tidak bergerak sama sekali.     

Beberapa saat kemudian, Gu Qingqing sepertinya baru tersadar, ia menundukkan kepalanya secara perlahan, tatapan matanya seolah sedang menscan sekitarnya dengan perlahan, lalu mengarah ke barang yang dipegangnya itu. Kemudian ia sepertinya menyadari sesuatu, "Ah!" Ia pun menjerit dengan keras dan segera menarik kembali tangannya.     

Gu Qingqing merasa tangannya seakan telah memegang sesuatu yang kotor, ia ingin segera membersihkannya dengan tisu.     

Begitu ia menarik kembali tangannya, ia yang tadinya mau bangun pun langsung terjatuh kembali ke atas tempat tidur, dan seluruh tubuhnya jatuh tepat ke dalam pelukan Leng Sicheng. Gu Qingqing ingin segera bangun lagi, namun tangannya tidak berani bergerak, ia juga tidak berani menyentuh Leng Sicheng, tangannya pun hanya bisa berhenti di udara. Bagaimana dia bisa bangun?     

Gu Qingqing berusaha mau bangun, namun jangankan bangun, kini ia malah seperti sedang bergerak di atas badan Leng Sicheng. Pria itu akhirnya memutuskan untuk mengangkat badan Gu Qingqing, dan beberapa saat kemudian baru ia bertanya, "Mau?"     

"Siapa yang mau?!" Gu Qingqing menggerakkan badannya, "Aku mau bangun, cepat lepaskan aku."     

"Tapi aku masih belum mau bangun." Leng Sicheng memeluk erat badan Gu Qingqing, menghilangkan jarak di antara mereka. Kemudian ia pun memejamkan kedua matanya, pura-pura mau tidur dan tidak bergerak lagi.     

Gu Qingqing jadi panik, "Aku mau bangun, kamu nanti juga mau masuk kerja, kan?" Leng Sicheng orangnya gila kerja, dia bisa dilarang makan, tapi jangan sampai menyuruhnya untuk tidak bekerja.     

Leng Sicheng masih memejamkan matanya, ia hanya menggumam, "Hari ini aku ambil cuti."     

"Aku .…" Gu Qingqing hampir tersedak begitu mendengar kata-kata Leng Sicheng, ia hanya bisa membuka mulut setelah menenangkan diri sebentar, "Tapi aku tetap mau bangun."     

"Kamu juga cuti." Lagi pula Lin Zhouyi juga tidak berani memberhentikan Gu Qingqing, Gu Qingqing juga sudah mendaftar kompetisi itu, tidak ada yang dapat menghalanginya untuk berpartisipasi lagi, memangnya kenapa jika mengambil cuti satu hari?     

"Aku juga tetap harus bangun." Gu Qingqing berusaha sekuat tenaga ingin melepaskan tangan Leng Sicheng, namun yang menjawabnya adalah pelukan Leng Sicheng yang semakin erat.     

Gu Qingqing menyerah, "Aku mau ke toilet."     

Leng Sicheng tertegun sejenak, baru ia melepaskan tangannya. Melihat Gu Qingqing bangun dengan susah payah, Leng Sicheng mengerutkan keningnya, ia mengulurkan kedua tangannya, mengangkat badan Gu Qingqing dan membawanya ke toilet.     

"Tunggu …."     

Leng Sicheng mengerutkan keningnya karena Gu Qingqing menghentikannya.     

"Itu … bisa tolong ambilkan … pembalut?"     

Leng Sicheng tertegun, secara refleks ia menundukkan kepalanya dan melihat ke bagian bawah perut Gu Qingqing. Jangan-jangan ia semalam senafsu ini, memeluk Gu Qingqing ketika wanita ini sedang menstruasi? Panta saja semalam Gu Qingqing bersikeras melepaskan diri darinya.     

"Jangan-jangan semalam kamu sudah .…"     

Usai berpikir sampai sini, Leng Sicheng secara refleks melihat ke celananya, lalu ke tempat tidur mereka. Sementara Gu Qingqing tidak mau tahu itu, ia segera membuka pintu toilet dan bergegas masuk ke dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.