Kisah Istri Bayaran

Kebenaran (22)



Kebenaran (22)

0Gu Qingqing melepaskan tangan Leng Sicheng, lalu maju dua langkah.     
0

Gu Qingqing merasa sangat capek, tapi lebih banyak perasaan marah. Namun setelah amarahnya mereda, ia pun merasa sedikit lega dan lebih bisa berpikir jernih.     

Memang seperti inilah masalahnya, kan? Ia tidak akan melupakan alasan Leng Sicheng menikahinya, mereka juga bukan suami istri yang memang saling cinta. Pria itu tidak bisa memikirkan perasaannya, juga tidak pernah memikirkan untuk memberikan keadilan dan kehormatan kepada dirinya. Biasanya juga seperti ini.     

Ia tidak seharusnya marah, ia bahkan harus bersyukur karena Leng Sicheng bisa mempertimbangkan dirinya, dan akan mengesampingkan Xu Zhongxu dalam hal kerja sama mereka. Leng Sicheng bahkan ingin membantu dan mendukungnya di depan orang. Dirinya tidak berhak meminta apa pun, jangankan Li Hongrui yang menertawakan latar belakang ibunya yang buruk, bahkan Leng Sicheng sebagai suaminya pun dia tidak ingin mengakui statusnya, mengakui keluarganya, jadi apa lagi yang bisa ia lakukan?     

Segala sesuatu yang dimilikinya sekarang, semua adalah pemberian Leng Sicheng, ia sama sekali tidak memiliki syarat untuk melawan pria itu. Dirinya terlalu mementingkan diri sendiri.     

"Tidak apa-apa, sungguh." Gu Qingqing melihat Leng Sicheng berjalan maju sampai berdiri di hadapannya, ia pun menghela napas panjang seolah ingin membuang semua emosi negatifnya. Kemudian ia baru mengangkat kepalanya, "Maaf, tadi sedang marah karena masalah ibuku. Pekerjaanmu lebih penting, kamu harus menghasilkan uang, kamu tidak perlu memikirkan perasaanku."     

Leng Sicheng menjadi bingung, ia melihat tatapan Gu Qingqing yang tenang, keningnya pun mengerut semakin dalam.     

Gu Qingqing masih bisa memberikan senyuman kecil, "Sudah, hari ini aku bangun agak pagi, jadi sekarang sedikit capek, aku mau istirahat dulu. Nanti suruh kakak pembantu membuatkan sedikit makanan ringan, kamu mau makan apa?"     

Gu Qingqing sudah bisa memikirkan masalah makan malam, sepertinya ia memang tidak begitu capek. Leng Sicheng lalu menggelengkan kepalanya, "Apa saja boleh."     

"Kalau begitu, aku kembali ke kamar dulu." Gu Qingqing senyum dan berjalan melewati Leng Sicheng.     

Begitu pintu kamar tertutup, seluruh energi Gu Qingqing seolah terkuras habis, badannya bersandar di pintu dan terjatuh perlahan.     

Tidak apa-apa, dirinya tidak marah, bukannya ini lebih baik? Setidaknya ia masih bisa melakukan hal yang ingin ia lakukan.     

Untuk apa memperdulikan orang seperti keluarga Xu? Orang seperti mereka sama sekali tidak mementingkan orang lain, ia sama sekali tidak perlu memperdulikan perasaan mereka, juga tidak perlu menyesuaikan diri hanya untuk mereka.     

Ia hanya … sedikit sedih. Tadi, walaupun Leng Sicheng menyetujui terlebih dahulu baru merubah keputusannya, tapi itu termasuk jauh lebih baik daripada menolak langsung dengan tegas.     

Sebenarnya kalau mau dibilang, Leng Sicheng dan keluarga Xu tidak ada bedanya, mereka semua merendahkan dirinya, merendahkan latar belakangnya, merendahkan keluarganya. Hanya saja Leng Sicheng lebih pandai menyembunyikannya, dia mengerti harus menyembunyikan istrinya dan keluarga istrinya agar orang lain tidak mengetahuinya.     

Ia seharusnya merasa puas, tidak seharusnya melawan lagi, juga tidak seharusnya meminta lagi. Sebenarnya ia sendiri juga mengerti, jika ingin menetapkan posisinya di keluarga Leng, ia harus hamil.     

Tapi, kalau mereka memiliki anak, dan Leng Sicheng tetap merendahkan dirinya, apa yang harus ia lakukan?     

Ia tidak bisa melakukannya, ia tidak bisa melakukan apa pun ....     

----     

Pada waktu yang sama, di rumah keluarga Xu.     

Xu Boxian menutup panggilan telepon, suasana keluarga Xu terasa berat.     

"Ayah, dia bilang apa, tidak mau bekerja sama lagi, ya?"     

Xu Zipei sangat panik, ia sudah susah payah mendapatkan kesempatan. Apakah semuanya akan hancur begitu saja hanya karena masalah kecil hari ini?     

Xu Boxian melihat adiknya dengan tatapan tajam, "Leng Sicheng bilang, dia tidak ingin bekerja sama dengan orang yang tidak menghormati tetuanya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.