Kisah Istri Bayaran

Perubahan (2)



Perubahan (2)

0Apa? Apa Leng Sicheng tidak sadar makanan apa yang mereka makan barusan? Apa pria ini tidak sadar kalau mereka tidak punya tempat istirahat selain di mobil setelah ketinggalan pesawat? Dan di saat seperti ini, pria ini malah mengatakan, "Alangkah baiknya jika momen ini bisa berlangsung lebih lama?"     
0

Namun, Leng Sicheng bisa merasakan suhu tangan Gu Qingqing di belakang punggungnya, wajah wanita itu juga bersandar di belakang punggungnya, tubuhnya juga. Gu Qingqing menyandarkan seluruh tubuhnya ke punggungnya, membuatnya juga bisa merasakan debaran jantung wanita itu.     

Walaupun sekarang yang mereka makan adalah makanan KFC dan harus tidur di dalam mobil, tidak bisa mandi, tidak bisa istirahat dengan nyaman, tapi anehnya, dalam situasi seburuk ini, Leng Sicheng malah merasakan sebuah keharmonisan.     

Ia ingat, waktu kecil ia pernah menonton sebuah sinetron yang salah satu tokohnya, Duan Yu ditanya kapan momen paling bahagia di hidupnya, dan orang itu malah mengatakan bahwa momen paling bahagianya adalah ketika dia di dalam sumur kering yang kotor. Alasannya sangat sederhana, di situlah dirinya dan Wang Yuyan pertama kali menyatakan rasa suka mereka.     

Sama seperti sekarang, kali ini ia membawa Gu Qingqing pergi, awalnya agar mereka bisa menikmati dunia berduaan, namun siapa sangka, sampai sekarang ini mereka berdua baru bisa merasakan sedikit rasa 'liburan' sekarang, saat situasi mereka sangatlah … susah untuk dijelaskan dengan kata-kata.     

Tapi Leng Sicheng tidak berani bergerak dan bicara, ia takut jika ia bereaksi, maka suasana yang harmonis ini akan pecah.     

Dalam sekejap, suasana mobil pun menjadi sangat tenang, tidak ada yang bicara, juga tidak ada yang bergerak. Gu Qingqing masih bersandar di punggung Leng Sicheng yang sampai saat ini juga masih mempertahankan posisinya. Setelah waktu berlalu cukup lama, ponsel Leng Sicheng berdering, pada saat inilah Gu Qingqing bangun dan menunjuk ke arah ponselnya, "Ponselmu bunyi."     

Leng Sicheng mengerutkan keningnya, tidak perlu diragukan, yang menelponnya pasti sekretaris Cheng si bangsat itu! Ia segera mengangkat panggilan itu, "Apa?"     

"Presiden Leng, Anda di mana sekarang?"     

"Aku masih di bandara Yangcheng, penerbangan malam, besok baru sampai." Leng Sicheng tidak akan mengatakan dirinya bodoh karena ketinggalan pesawat lagi.     

Sekretaris Cheng menganggukkan kepalanya, "Yang penting Anda aman saja, lalu …"     

Belum sempat mengatakan kata selanjutnya, Leng Sicheng sudah menutup panggilan tersebut. Namun beberapa detik kemudian ponselnya berbunyi lagi.     

Leng Sicheng hampir mau mengeluarkan kata kotor, tapi ketika ia melihat nama di layar ponsel tertulis "Xu Zipei", ia pun dengan paksa menekan rasa geramnya, "Ada apa?"     

"Sicheng, ini aku."     

Suara Xu Zipei terdengar panik dari seberang telepon.     

Mendengar suara Xu Zipei, Gu Qingqing pun segera menjauh darinya dan itu membuat Leng Sicheng sangat tidak senang, "Kenapa?"     

"Aku baru turun dari pesawat, dan entah siapa yang membuat gosip tentang kita berdua, sepertinya mereka sangat heboh."     

Skandalnya heboh, tentu saja ia tahu, kalau tidak, pemimpin itu juga tidak akan memperingatkannya secara langsung.     

Beberapa hari ini ia selalu bersama Xu Zipei di berbagai lokasi, walaupun tidak ada yang terang-terangan mengatakan sesuatu tentang mereka, orang-orang itu pasti juga akan tetap menjadikan hal ini sebagai bahan gosip. Leng Sicheng bukannya tidak tahu hal ini akan terjadi, hanya saja ia sibuk dengan pekerjaannya hingga tidak punya waktu untuk menjelaskannya ke publik.     

"Begini, cepatlah membuat pernyataan secara langsung dan dengan tegas menyangkal hal itu. Nanti aku juga akan membuat pernyataan publik. Masalah kecil seperti ini tidak penting, kamu juga tidak usah memikirkannya."     

"Tapi, kedepannya kita masih perlu bekerja sama .…"     

"Kita tidak bisa mengontrol mulut orang lain, biarkan saja mereka mau bicara apa." Leng Sicheng malah sangat santai dan terbuka.     

"Lalu, bagaimana dengan Qingqing .…" Xu Xipei tidak lupa menanyakan tentang hal ini.     

Mendengar Xu Zipei memanggil namanya, Gu Qingqing hampir membuka mulut untuk memakinya! Jujur saja, sikap Xu Zijin memang jauh lebih buruk terhadap dirinya, tapi karena pada dasarnya ia tidak menyukai Nie Zhining seperti yang dipikirkan wanita itu, ia pun tidak ambil pusing. Tapi Leng Sicheng, ia sangat memperdulikan Leng Sicheng dan tidak terima, apalagi sampai bisa memaafkan sikap Xu Zipei.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.