Kisah Istri Bayaran

Jam Pasir (22)



Jam Pasir (22)

0"Apa yang terjadi?" Ini panggilan dari Lin Zhouyi, selama beberapa hari ini, Gu Qingqing baru sekarang ini menerima telepon darinya.     
0

"Nona Gu, kamu harus segera pulang." Suaranya terdengar sedikit panik, "Bahan untuk lomba kali ini sudah harus dikumpulkan hari Senin."     

"Senin? Bukannya dikumpulkan hari Jum'at?" Kenapa cepat sekali? Meskipun ia sudah melakukan beberapa kali perubahan di tahap akhir, namun ia selalu saja merasa ada yang kurang.     

"Betul, Jum'at itu hari terakhir pengumpulan, tapi harus mendaftar dulu di hari Senin, dan harus orangnya sendiri yang daftar. Lalu, juga harus menyediakan video berdurasi 15 detik sebagai trailer untuk tim. Kamu sekarang di mana? Kalau kamu masih mau berpartisipasi dalam lomba ini, besok kamu harus pulang."     

"Baiklah, aku sudah tahu." Gu Qingqing menganggukkan kepalanya kemudian memutuskan panggilan telepon. Setelah makan siang, sekarang sudah sekitar jam 2 lewat, dan mungkin ia baru bisa sampai wisma jam 3 lebih, belum lagi ia masih harus mengemasi barang-barangnya dan membereskan koper, lalu baru pergi ke bandara. Kalau dihitung-hitung, mungkin hampir jam 6 ia baru bisa sampai di bandara.     

Sementara besok sudah hari Senin. Kalau ia berangkat besok siang, sudah pasti tidak akan sempat, kalau mau pergi ya harus pergi sekarang.     

Gu Qingqing pun berdiri, "Ada sedikit masalah di perusahaan, aku harus segera pulang."     

"Hah, sekarang?" Li Ruizhi terlihat kaget, padahal ia baru saja bisa mendekati Gu Qingqing, dan masih ingin mengajaknya jalan-jalan bersama untuk memperdekat hubungan mereka.     

Tapi melihat raut wajah Gu Qingqing yang panik, dirinya juga tidak dapat mengatakan apa pun, ia bahkan dengan polos menanyakan, "Apa tidak mau mengabari senior Leng dulu?"     

Gu Qingqing menatapnya, sepertinya sedikit kaget. Kenapa ia harus lapor ke Leng Sicheng? Atau jangan-jangan Li Ruizhi sudah mencurigai sesuatu? Makanya tadi dia terus bertanya mengenai istri Leng Sicheng?     

Li Ruizhi tidak banyak berpikir, dengan polosnya ia berkata, "Dia kan atasanmu, lagipula, bukannya kali ini aku juga menemanimu karena perintahnya?"     

Ternyata begitu.     

Gu Qingqing pun menganggukkan kepalanya, "Akan kucoba meneleponnya."     

Sebenarnya Gu Qingqing sendiri juga sangat grogi, ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika ia mengganggu pertemuan Leng Sicheng dengan Xu Zipei. Apakah pria itu akan marah, atau akan frustasi, atau mungkin akan merasa malu?     

Tetapi di dalam hati Gu Qingqing, ia sedikit menantikan reaksi Leng Sicheng. Ia merasa sedikit bersemangat karena memikirkan bahwa ia dapat menghancurkan pertemuannya dengan Xu Zipei.     

Gu Qingqing berpikir sesaat, lalu mengeluarkan ponselnya, mencari nama yang diinginkannya, jarinya masih sedikit ragu namun akhirnya ia tetap menelponnya.     

Gu Qingqing duduk sambil menunggunya mengangkat telepon. Walaupun wajahnya tidak menunjukkan ekspresi lebih, tapi matanya terus menatap ke ponselnya, satu tangannya lagi juga mengepal dengan ringan di atas meja.     

Setelah menunggu selama beberapa detik, dari ponsel hanya kedengaran suara seorang wanita yang dingin, "Mohon maaf, nomor telepon yang Anda hubungi sedang tidak aktif."     

Tidak aktif? Tangan Gu Qingqing gemetar, apa maksudnya ini? Pria itu tidak ingin ditelepon dan diganggu? Ia berpikir sejenak, kemudian menelpon lagi ke sekretaris Cheng, nomornya aktif namun tetap tidak diangkat.     

Aneh sekali, biasanya sekretaris Cheng selalu membawa ponselnya, tapi kenapa tidak diangkat? Gu Qingqing menunggu 5 menit, melihat sekretaris Cheng masih belum membalas panggilannya, akhirnya ia menelpon supir, "Mana Presiden Leng?     

"Nyonya." Supir sedikit kaget, biasanya ia jarang mendapatkan panggilan telepon dari Gu Qingqing, beberapa saat kemudian baru menjawab, "Presiden Leng masih membicarakan masalah pekerjaan di dalam."     

Urusan mengobrol dengan siapa, sebagai supir ia juga tidak pantas mengatakannya.     

Masih di dalam! Gu Qingqing mengaitkan senyuman mengejek, "Baiklah, katakan padanya, ada masalah penting yang harus aku urus, jadi aku pulang dulu. Suruh dia cepat membalas panggilanku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.