Kisah Istri Bayaran

Jam Pasir (8)



Jam Pasir (8)

0Walaupun pantai dekat sini tidak begitu cantik, namun setidaknya Xu Zipei sudah mau kembali ke Yancheng, tanpa orang ketiga, akhirnya mereka bisa menikmati dunia mereka berdua.     
0

Mendengar bayaran yang diinginkan Leng Sicheng adalah berenang di laut bersamanya, Gu Qingqing terlihat sedikit linglung, "Hanya itu saja?"     

Itu mudah sekali! Gu Qingqing mengira Leng Sicheng akan meminta bayaran yang tinggi dengan kesempatan ini, namun diluar dugaannya, pria itu hanya mau berenang bersamanya di tepi laut?     

Leng Sicheng berkata, "Awal rencana kita memang untuk menikmati liburan, tapi siapa sangka malah banyak masalah yang terjadi. Setelah masalahnya selesai, aku mau liburan di laut."     

Saat ia berbicara, ia merenggangkan tangan dan pinggangnya.     

"Atau, kamu mau "bayaran" lain?"     

Leng Sicheng bahkan sengaja mengangkat alisnya ketika melihat Gu Qingqing. Meskipun ia tidak mengatakannya dengan jelas, namun Gu Qingqing bisa langsung paham. Dia pun segera melempar kaos itu kepadanya, "Kamu tidak ganti baju?"     

Leng Sicheng bisa melihat dengan jelas, ketika Gu Qingqing melempar kaos ke arahnya, dia pun menolehkan kepalanya ke arah lain, meskipun tidak bisa melihat ekspresi wajahnya, namun telinga wanita itu jelas-jelas sudah memerah.     

Sejak semakin dekat dengan Gu Qingqing, ia mulai menyadari ternyata istrinya ini juga sangat pemalu. Leng Sicheng berdiri, dengan pelan ia mendekat, Gu Qingqing melihat ke samping, ia kira Leng Sicheng sudah selesai memakai kaosnya. Suara langkah kaki Leng Sicheng semakin dekat, bukan ke arah pintu, melainkan ke arahnya, ia pun sedikit kaget, "Sicheng, kamu .…"     

Gu Qingqing menolehkan kepalanya dan melihat ternyata Leng Sicheng masih belum memakai baju, tapi sudah mendekati belakangnya, ia terkejut, seakan terbakar oleh sesuatu, ia pun loncat menjauh, namun dirinya masih berdiri di dekat tepi tempat tidur. Saat belum sempat mundur, Leng Sicheng sudah mendekat lagi.     

Leng Sicheng tidak mengatakan apapun, malah Gu Qingqing yang terkejut dan meloncat, "Aku, kamu .…"     

Leng Sicheng pelan-pelan mendekatinya, bahkan sengaja menggunakan dadanya untuk menabrak belakang punggungnya. Leng Sicheng menundukkan kepalanya mendekati telinganya, lalu berkata pelan, "Aku apa, kamu apa? Hmm?"     

Suaranya pelan dan ringan, nada akhirnya meninggi, lalu Gu Qingqing menolehkan kepalanya, ia melihat sudut bibir Leng Sicheng yang tersenyum, detak jantungnya pun berhenti sejenak.     

"Aku …" Gu Qingqing sedikit grogi, "kamu … kamu bukannya mau kerja?"     

Sekarang ini Leng Sicheng sama sekali tidak mau memikirkan pekerjaannya, ia segera mengulurkan tangannya dan menangkap bahu Gu Qingqing.     

Sentuhannya ini membuat seluruh badan Gu Qingqing serasa tersengat listrik, dari telapak tangannya, arus listrik sedikit demi sedikit mulai menyebar, membuatnya tidak dapat mengatakan apa pun.     

"Leng Sicheng, kamu .…"     

Tangan Leng Sicheng mulai bergerak dari bahunya meluncur ke lengannya, lalu perlahan meluncur ke pinggangnya, kemudian ia pun memeluknya dengan kuat, dan maju selangkah untuk mencium aroma tubuhnya.     

Gu Qingqing menggunakan shampo, sabun dan odol gigi yang sama dengannya. Selain itu, ketika mendekatinya, Leng Sicheng tidak merasakan sedikitpun wewangian buatan, baik di wajahnya ataupun badannya, yang diciumnya hanyalah bau yang segar dan wangi alami.     

Leng Sicheng sengaja menganggukkan kepalanya, bibirnya menyentuh telinga Gu Qingqing, suaranya juga terdengar sangat serak, "Kamu harus ingat …"     

"Ingat apanya." Gu Qingqing mendorong Leng Sicheng kemudian ia pun sekali lagi menyerahkan kaos itu kepadanya, "Kamu harus berangkat kerja sekarang."     

Leng Sicheng mengambil kaos tersebut sambil tersenyum, lalu memakainya dan berjalan menuju pintu, begitu membuka pintu, ternyata Xu Zipei sudah di luar pintu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.