Kisah Istri Bayaran

Jam Pasir (4)



Jam Pasir (4)

0Mendengar Gu Qingqing mengatakan mereka adalah "suami istri", Leng Sicheng tertegun di tempat.     
0

Apa maksudnya? Dia bermaksud berbicara secara terbuka atau ingin mengungkapkan sesuatu?     

"Aku juga baru menyadarinya akhir-akhir ini, sebenarnya kamu selalu membantuku."     

Walaupun awalnya Leng Sicheng selalu memintanya tidur bersama satu kali sebagai imbalan untuk satu kali bantuan, namun pria itu tetap menyelesaikan masalahnya. Apalagi sekarang ini, Leng Sicheng mulai membantunya tanpa niat lain, Gu Qingqing selalu tahu.     

"Aku sangat berterima kasih, akhir-akhir ini kamu sangat baik padaku. Aku juga sangat senang, akhirnya kita seperti satu keluarga."     

Leng Sicheng masih ingin mengatakan sesuatu namun tetap saja disela oleh Gu Qingqing, "Sebenarnya perbedaan latar belakang kita terlalu besar, memaksa kedua keluarga ini menyatu juga sangat susah untuk kita berdua. Aku juga tahu, kamu sangat capek mempertahankan hubungan kita ini. Kalau kamu merasa capek, merasa tidak dapat melanjutkannya lagi, ataupun … kalau, kalau hatimu benar-benar sudah lari, maka aku memintamu untuk harus segera memberi tahuku, aku … aku akan berusaha mendoakan kalian."     

"Mendoakan?" Leng Sicheng sungguh tidak dapat mendengarkannya lagi, kini mereka adalah suami istri, asalkan Gu Qingqing tidak mau pergi, ia pasti tidak akan melepaskan tangannya. Ia terdiam sejenak kemudian bilang, "Aku memang sangat berterima kasih kepada Xu Zipei, kali ini dia sangat membantuku, bukan hanya dia, keluarganya juga membantuku. Tapi … ."     

Leng Sicheng berhenti sesaat di sini, "Apa yang kamu katakan juga tidak salah, kedatangan Xu Zipei terlalu kebetulan, malah jadi aneh. Bukan hanya dia yang aneh, keluarganya juga aneh, semua ini terlalu kebetulan, aku akan menyelidikinya dengan jelas. Namun kalau dia mau bekerja sama dengan kita dengan serius, kedepannya mungkin akan ada banyak kontak dengannya di bidang bisnis."     

Gu Qingqing menganggukkan kepalanya, ia juga sadar dirinya sudah berpikiran sempit, namun itu karena orang itu adalah Xu Zipei! Seseorang yang sudah mengenal Leng Sicheng selama belasan tahun, berpacaran selama sepuluh tahun, bahkan sampai sekarang masih belum bisa melupakannya. Asalkan bisa membuktikan perbuatannya itu tidak ada kaitan dengan keluarga Xu sama sekali, maka Leng Sicheng pun akan segera membantunya berbicara.     

Di depan Xu Zipei, Gu Qingqing masih bisa bertarung, namun di depan Leng Sicheng, ia sama sekali tidak dapat menyerang.     

Yang paling Gu Qingqing takutkan adalah, Xu Zipei merebut hati Leng Sicheng sedikit demi sedikit, kemudian jatuh cinta total kepadanya. Walaupun akhirnya Leng Sicheng jatuh cinta lagi kepada Xu Zipei, walaupun tubuh pria itu tidak mengkhianatinya, namun isi hatinya sudah mengkhianatinya. Seorang suami yang tidak memiliki hati kepada istrinya, apa dirinya masih perlu mempertahankan hubungan pernikahan ini?     

"Aku, aku tahu." Gu Qingqing menganggukkan kepalanya, "Aku akan berusaha mempertahankan pernikahan kita. Aku tidak akan iri juga tidak cemburu, aku hanya berharap … kamu bisa seperti yang kamu katakan tadi. Kalau memang hari itu tiba, kamu harus yang pertama memberi tahuku, aku tidak ingin terpendam dalam masalah ini."     

Leng Sicheng mengangkat kepalanya dan melihat Gu Qingqing, ia melihat kerapuhan di bawah matanya. Bahkan jika Gu Qingqing merasa tak berdaya hanya karena takut Xu Zipei berhasil merebut Leng Sicheng darinya, dia akan kehilangan posisi Nyonya Leng. Namun ini tetap bisa menunjukkan bahwa dia sedikit peduli terhadap Leng Sicheng.     

Leng Sicheng menjawab, "Kalau kamu memang ingin mempertahankannya, maka berusahalah."     

Gu Qingqing tertegun, "Apa maksudmu?"     

Kemudian Leng Sicheng pun meletakkan gelas anggur merah di samping, "Maksudnya, kamu tadi sudah bilang, kita berdua adalah suami istri. Sejak aku menikah, aku sama sekali tidak pernah berpikir untuk cerai."     

Gu Qingqing mengangkat kepalanya dan melihat Leng Sicheng, namun pria itu malah menundukkan kepalanya, mulai membuka jasnya, "Aku sudah sibuk seharian, aku mau istirahat."     

Mungkin karena topik pembicaraannya berubah terlalu cepat, Gu Qingqing jadi bingung, Leng Sicheng lalu berkata lagi, "Ayo kita tidur."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.