Kisah Istri Bayaran

Kekhawatiran Tersembunyi (25)



Kekhawatiran Tersembunyi (25)

0Oh, Gu Qingqing mengerti, ini tidak disiapkan secara khusus untuknya.     
0

"Menurutmu apa yang masih perlu ditambahkan di sini? Bagaimana dengan barang yang akan kalian gunakan untuk syuting?"     

Gu Qingqing menatapnya sambil menggelengkan kepala, "Menurutku sudah cukup baik."     

Sepertinya tidak perlu menambahkan apa pun lagi. Ketika Leng Sicheng sedang merencanakan pembangunan, ia bahkan menyisihkan ruang baginya untuk menyiapkan kamera saat pemotretan. Paling-paling, hanya perlu meletakkan sedikit lebih banyak bunga berwarna-warni, jadi akan lebih indah ketika muncul di kamera.     

"Kamu harus syuting dengan baik agar iklannya bagus. Aku mendengar bahwa setelah mendapatkan penghargaan, juga akan ada kesempatan untuk memilih apakah iklan itu akan disiarkan di TV dan platform online. Semakin banyak publisitas, akan ada semakin banyak orang yang datang ke sini."     

"Em." Gu Qingqing mengangguk.     

Setelah mengatakan begitu banyak. Yang paling penting adalah resor pegunungannya, bukan?     

Leng Sicheng mempekerjakan lebih dari 1000 orang untuk bekerja siang dan malam, jadi renovasi tempat ini bisa segera terselesaikan.     

Masih ada banyak pekerja yang sibuk bekerja di sini. Kebetulan ada yang datang kepadanya untuk melihat gambar denah.     

Leng Sicheng melihat pita merah yang muncul di saku Gu Qingiqng, dan berkata dengan penuh arti, "Aku akan pergi mengurus sesuatu terlebih dahulu. Kamu bisa berjalan-jalan di sini dulu."     

Gu Qingqing mengangguk dan melihatnya perlahan-lahan pergi. Ia lalu memegang pita merah di tangannya dan ingin mengikatnya. Tetapi, pertama, ia khawatir ia tidak cukup tinggi. Kedua, tidak baik jika ada orang lain melihatnya, apalagi ia masih harus datang ke sini lagi untuk syuting iklan.     

Setelah memikirkannya sejenak, akhirnya ia tidak jadi mengikat pita itu. Tapi menyembunyikannya di sakunya.     

Setelah kembali ke rumah, ia diam-diam menyembunyikan pita itu di bawah meja riasnya, meletakkannya ke bagian terdalam laci.     

Ketika ia pergi ke kamar mandi untuk menyiapkan air, Leng Sicheng membuka lacinya dan melihat pita merah yang Gu Qingqing sembunyikan di bagian bawah. DI pita itu tertulis nama mereka berdua, dan benang sutranya juga terlihat sedikit terbuka.     

Leng Sicheng mengambil pita itu, dan melihat 2 nama berdampingan dengan sorot mata dingin. Ia memegangnya erat-erat di tangannya.     

Bukankah … Gu Qingqing sudah mulai menyukainya? Jika tidak, mengapa wanita itu menuliskan nama mereka pada pita merah yang diambil dari Kuil Yuelao.     

Tapi, mengapa Gu Qingqing masih tidak bersedia untuk mengikatkan pita ini di cabang pohon? Apakah karena ia tahu orang akan melihatnya, atau, meskipun Gu Qingqing menyukainya, tapi wanita itu masih belum memiliki tekad dan keinginan untuk bersamanya selamanya?     

Apakah ia begitu tidak bisa diandalkan?     

Sebenarnya kapan Gu Qingqing baru akan sepenuhnya membuka hati untuknya? Dan membiarkan ia memasuki hatinya tanpa membuat sedikit pun pertahanan lagi?     

Selain itu, apa permintaan yang Gu Qingqing buat tadi malam ....     

"Airnya sudah siap."     

Ketika mendengar suara Gu Qingqing dari kamar mandi, Leng Sicheng menanggapinya dengan singkat, "Em", kemudian ia melonggarkan tangannya yang memegang pita, lalu mengembalikannya ke tempat semula, dan menutup lacinya lagi.     

Ketika Gu Qingqing keluar, Leng Sicheng berkata dengan tenang, "Aku sedikit lapar dan sepertinya ada roti di lantai bawah. Tolong ambilkan untukku."     

Gu Qingqing juga tidak banyak berpikir. Ia mengangguk dan berjalan ke lantai bawah. Leng Sicheng berballik dan mengeluarkan ketel penuh air dari tasnya, kemudian menuangkan segelas air ke gelas Gu Qingqing.     

Ia tidak menyianyiakan air yang tersisa dan menuangkan semuanya ke dalam bak mandi.     

Ketika Gu Qingqing kembali, Leng Sicheng menyerahkan gelas air itu ke hadapannya, "Minumlah."     

Gu Qingqing sedikit terkejut, tapi ia tidak menolak dan tetap meminumnya.     

Leng Sicheng melihatnya meminum sisa air itu dalam 1 tegukan. Kemudian, ia menarik Gu Qingqing ke kamar mandi, lalu melepas piyamanya dan menekannya ke bak mandi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.